Sabtu, 27 Agustus 2011

Iedul Fithri Kita Berbeda Lagi ?



Meski pemerintah baru menggelar sidang isbat Idul Fitri pada Senin (29/8/2011), namun Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperkirakan besar kemungkinan terjadi perbedaan penetapan hari Idul Fitri 1432 H tersebut. Karena itu, masyarakat diminta saling menghargai dan menghormati serta mengedepankan ukhuwah apabila hal itu benar-benar terjadi. Demikian tausiah Idul Fitri yang digelar di kantor MUI, Jakarta, Jumat (26/8/2011).

Tausiah disampaikan Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, Sekretaris Jenderal MUI Ichwan Sam, Ketua MUI Amidhan, dan Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Anwar Abas. ”Kemungkinan besar penetapan Idul Fitri berbeda karena posisi hilal kritis, yakni di bawah dua derajat. Sehingga, apabila ada perbedaan nanti, umat Islam harus saling menghormati,” ujar Ma’ruf Amin.

Itulah cuplikan berita media, Jumat 26 Agustus 2011 kemarin.
Saya jadi ingat rekaman perjalanan mengunjungi beberapa negara bagian Amerika bulan Maret 2011 kemarin. Masyarakat muslim Amerika pernah mengusulkan kepada Pemerintah AS, agar memasukkan Iedul Fithri sebagai hari libur nasional, sebagaimana agama-agama lain mendapatkan jatah libur nasional untuk hari besar agama mereka. Hanya agama Islam yang tidak mendapat jatah libur nasional.
Apa jawaban Pemerintah Amerika ?

“Tidak masalah kami memasukkan Iedul Fithri menjadi hari Libur Nasional Amerika. Namun kalian sering berbeda hari, jadi mana yang harus kami pilih jika kalian merayakan Iedul Fithri di hari yang berbeda ?”
Yang pasti, siapkan hati, bersihkan diri. Iedul Fithri harus kita sambut dengan keberihan jiwa. Jangan saling mencaci maki dan melontarkan kebencian karena adanya perbedaan. Duduk bersama, dialog, mencari titik temu, dan mengedepankan ukhuwah adalah upaya terbaik. Hindarkan salah menyalahkan, caci maki, dan aktivitas yang merusak suasana Iedul Fithri nan suci.

Selasa, 23 Agustus 2011

New serial cinta Anis matta


Seperti angin membadai.. kau tak melihatnya, tapi merasakannya. Begitulah cinta, ia ditakdirkan menjadi kata tanpa benda. Seperti banjir menderas, kau tak kuasa mencegahnya dan hanya bisa ternganga saat ia menjamah seluruh permukaan bumi. Demikianlah cinta.

Cinta ditakdirkan menjadi makna paling santun yang menyimpan kekuatan besar. Tak terlihat, hanya terasa. Tapi dahsyat.

Cinta seperti api yang menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Hanya bisa menari saat ia mengunggun. Seperti itulah cinta..

Cinta adalah kata tanpa benda. Mutiara bagi ribuan makna. Wakil dari sebuah kekuatan tak terkira. Tapi ia jelas, sejelas matahari.

Cinta adalah lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia. Lukisan. Bukan definisi. Ia disentuh sebagai sebuah situasi manusiawi..

Cinta merajut semua emosi manusia.. begitu agung tapi juga terlalu rumit.. begitulah cinta. Cinta adalah makna kebenaran dalam penciptaan.. Cinta tidak tumbuh dalam hati yang dipenuhi keangkuhan, angkara murka dan dendam...

Iman itu laut, cintalah ombaknya.. Iman itu api, cintalah panasnya.. Iman itu angin, cintalah badainya..

Cinta itu memanusiakan manusia dan mendorong kita memperlakukan manusia dengan etika kemanusiaan..

Cinta adalah kegilaan jiwa. Saat ia merasuki jiwa, energimu jadi berlipat, mendidih bak kawah yang siap meledak dan membakar sekelilingnya.

Cinta adalah kekuatan perubahan yang dahsyat. Selalu berusaha memahami dan menghidupkan. Membuat manusia lebih peka dan saling menghargai. Tidak seperti kekerasan, cinta justru butuh kesabaran dan usaha dari dalam. Lebih dari sekedar kekuatan fisik.

Kekuatan cinta mampu membelah badan bulan. Mampu memecahkan tengkorak tanpa pukulan, bahkan menghancurkn tentara Fir'aun tanpa pertempuran.

Saat kamu berperang di bawah bendera kebenaran, cinta mengendalikan motif dan caramu berperang. Meski tetap ada kekerasn dan darah, cinta membuat perang menjadi agung, etis dan manusiawi. Maka mereka yangg tak terlibat dalam perang tak boleh dijadikan korban

Saat cinta lenyap dari kehidupn, maka tak ada lagi kedermawan kolektif yang membuat kita mau berbagi. Yang tersisa hanyalah keserakahan. Keserakahan di sisi lain akan menimbulkan kemiskinan. Kemiskinan akan mengubah orang menjadi pendendam dan mencari kambing hitam..

Hanya cinta yang mampu merekatkan dan mengubah dendam dan keserakahan.. Karena hakikat cinta adalah memberi dan berbagi... Cinta jugalah yang mampu mengubah dunia menjadi sepenggal firdaus...

Arafah, inilah potret negeri cinta. Seluruh jiwa menyatu dalam lukisan yang rumit: disatukan oleh kekuatan cinta yang lahir karena kekuatan iman. Arafah adalah potret negeri cinta. Saat pasukan cinta datang membebaskan jiwa-jiwa manusia dari belenggu yang membatasi hidupnya dari sekat tanah dan etnis

Arafah adalah potret negeri cinta. Saat celupan cinta jiwa-jiwa muncul dalam kesamaan-kesamaan yang baru. Keramahan yang tulus, kerendahan hati yang natural. Arafah adalah potret negeri cinta.. Negeri yang menunjukkan bahwa batasan negeri kita adalah ruang hati kita. Seluas apa ruang hati kita dapat menampung orang lain dengan cinta, seluas itulah negeri yang kita huni. Arafah adalah potret negeri cinta yang menunjukkan selama apa cinta dapat bertahan dalam hati kita, selama itulah umur negeri kita

Cinta selalu mampu menjalin setiap jiwa dalam kelembutan yang menyamankan. Cinta juga selalu mampu menampung semua bentuk perbedaan.

Cinta juga melahirkan pertanggungjawaban pada stiap mereka yang selalu bertanya mampukah mempertanggungjawabkan sikapnya di depan Sang Khalik. Cinta juga melahirkan kelembutan. Seperti sapu lidi yang direkatkan oleh cinta untuk membersihkan kehidupan. Tapi ikatan cinta mengatur irama para pencintanya dalam keserasian yang indah. Itulah sebabnya mereka kuat. Juga Nyaman dan abadi.

Taman Hati ialah taman hidup. Meski sempit ruangnya, tapi cinta mampu membuatnya menjadi lapang. Cinta membuatnya nyaman dihuni. Kenyamanan itulah rahasia jiwa yang diciptakan cinta. Ia bisa membuat kita bertahan memikul beban, melampaui gelombang peristiwa dan tetap merasa damai.

Cinta menciptakan kenyamanan yang menyerap semua emosi negatif; masuk dalam serat jiwa melalui himpitan peristiwa kehidupan. Cinta juga mampu mengobati segala luka. Semua luka emosi yang kita alami sepanjang hidup hanya mngkin dirawat di sana, dalam rumah cinta.

Dalam rumah cinta kita menemukan sistem perlindungan emosi yang ampuh. Karena hakikat cinta itu sesungguhnya hanya satu : memberi. Cinta dan memberi itu seperti pohon, mulanya ia menyerap matahari dan air. Kemudian mengeluarkan semua kebajikan yang ada dalam dirinya.

Cinta mengajarkan kita memperoleh hak-hak kita dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kita pada orang lain. Karena itulah cinta saling menggenapi dan mempertemukan dua kutub jiwa.

Di alam jiwa, sayap cinta sesungguhnya tak pernah patah. Kasihnya pasti akan selalu sampai. Karena bila ada cinta di hati yang satu, pasti ada cinta di hati yang lain. Seperti satu tangan yang takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain

Ketika kasih tak sampai, atau uluran cinta tertolak, sesungguhnya yang terjadi hanyalah kesempatan memberi yang lewat. Karena selama kita memiliki cinta.. kita akan selalu memiliki sesuatu yang kita berikan pada yang lain. Sesungguhnya kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada orag lain yang tidak mencintai kita.

Jalan para nabi kita adalah jalan cinta. Kita adalah anak-anak cinta. Dan cinta adalah ibu kita. Jalan cinta selalu melahirkan perubahan besar dengan cara yang sangat sederhana. Karena ia menjangkau pangkal hati secara langsung.

Cinta adalah kutub jiwa yang berlawanan dengan tirani; ia lahir dari respek dan penghargaan kepada manusia. Saat kekuasaan mendapatkan sentuhan cinta,wajahnya berubah: gurat-gurat kekejaman segera berganti menjadi garis-garis kerentaan dari penguasa yang melayani.

Hanya dalam genggaman cinta kekuasaan berubah jadi alat untuk melindungi, melayani dan menyejahterakan rakyatnya. Dengan energi cinta sang penguasa bukan lagi kuda liar yang setiap saat bisa melompat dari kandang dengan energi kekuasaan..

Sang penguasa dalam genggaman cinta adalah mata air kebajikan yang pada satu saat bertemu dengan hujan deras kekuasaan, maka jadilah ia banjir; kebajikan melimpah ruah dalam muara masyarakat manusia. Demikianlah energi cinta memberi dan melayani.

Sebaik-baik pmimpin adalah yang kalian cintai dan ia mencintai kalian. Seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan ia membencimu.

Cinta adalah kata yang mewakili seperangkat kepribadian yang utuh: gagasan, emosi dan tindakan. Tapi kebanyakan orang seringkali hanya mengambil bagian tengah dari cinta: emosi. Dalam kehidupan mereka, cinta adalah gumpalan perasaan yang romantis dan indah. Mereka bahkan menderita untuk menikmati romantika cinta. Itulah karenanya kehidupan mereka tidak berkembang..

Cinta adalah sebuah totalitas. Di sana gagasan, emosi dan tindakan menjdi kesatuan yang utuh dan bekerja bersama demi kebahagiaan orang-orang yang kita cintai. Orang-orang dengan kepribadian yang lemah dan lembek tidak dapat mencintai dengan kuat. Para pencinta sejati selalu datang dari orang-orang dengan kepribadian yang kuat.

Cinta itu indah. Bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Inti pekerjaannya adalah memberi, pada orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik. Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi... begitulah cinta. Menerima? Itu mungkin dan bisa jadi pasti! Tapi itu hanya efek. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama.

Pencinta sejati menjadikan dirinya seperti air dan matahari. Ia membuat orang lain tumbuh dan berkembang dengan siraman air dan sinar cahayanya.

Para pecinta sejati tak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan mencintai seseorang, mereka segera membuat rencana memberi.

Para pecinta sejati tak suka berjanji. Karena janji menerbitkan harapan. Tapi pemberian melahirkan kepercayaan. Berbeda dengan janji, rencana memberi yang terus terealisasi menciptakan ketergantungan. Ketergantungan yang menghidupkan..

Cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan hidup. Mereka menciptakan kehidupan bagi orang-orang untuk hidup. Meski kehidupan yang mereka bangun sering tidak disadari oleh orang-orang yang menikmatinya.

Hadirnya cinta sejati akan sangat terasa begitu ia pergi. Saat itu ada kehilangan menyayat hati. Ada ruang besar kehidupan yang tak berpenghuni

Saat seseorang kehilangan cinta sejati, maka di langit hatinya akan ada mendung pekat yang bisa menurunkan hujan air mata yang amat deras.

Intinya cinta adalah memberi, pemberian pertama seorang pencinta sejati adalah perhatian. Perhatian yang lahir dari lubuk hati paling dalam.

Perhatian adalah pemberian jiwa: sebuah kondisi dimana kamu keluar dari dirimu menuju pada orang lain yang kamu cintai..

Kekuatan para pencinta sejati adalah bahwa mereka pemerhati yang serius. Mereka memperhatikan orang yang mereka cintai secara intens dan menyeluruh.

Perhatian: itulah rahasia agung dari cinta. Saat ia hilang, jiwa orang yang dicintai tersiksa, mungkin ia tak mengatakan, tapi ia merasakan.

Pekerjaan kedua bagi para pecinta sejati setelah memperhatikan, adalah menumbuhkan. Menumbuhkan sang kekasih untuk menjadi lebih baik dan berkembang. Inilah cintanya cinta.

Pertumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan memberikan sentuhan edukasi pada hubungn cinta.

Sukses pecinta sejati adalah seperti sukses cinta seorang guru pada muridnya. Saat nafas cintanya meniup kuncup pun mekar menjadi bunga. []

Sumber : Kulwit @Anis Matta

Kumpulan Hadits Lailatul Qadar

Kumpulan Hadits Lailatul Qadar - Lailatul Qadar merupakan malam yang dinanti-nantikan umat Islam untuk mendapatkannya. Tersebab malam itu lebih baik dari seribu bulan, menjadikan umat Muhammad berkesempatan melampaui umat sebelumnya dalam nilai ibadah, meskipun umurnya lebih singkat. Bagaimana keutamaan lain lailatul qadar, tanda-tanda lailatul qadar, kapan terjadinya, dan doa apa yang perlu diucapkan sewaktu mendapatkan lailatul qadar? Berikut ini kumpulan hadits lailatul qadar, semoga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Hadits Keutamaan Lailatul Qadar

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa qiyamullail pada lailatul qadar karena iman dan mengharapkan perhitungan (pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim)

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa qiyamullail pada lailatul qadar karena iman dan mengharapkan perhitungan (pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari)

Hadits Kapan Terjadinya Lailatur Qadar

إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ

Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil. (Muttafaq alaih)

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir Ramadhan (HR. Bukhari)

رَأَى رَجُلٌ أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- أَرَى رُؤْيَاكُمْ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَاطْلُبُوهَا فِى الْوِتْرِ مِنْهَا

Seseorang bermimpi bahwa lailatul qadar terjadi pada malam kedua puluh tujuh. Maka Nabi SAW bersabda, "Aku melihat mimpi kalian bertemu pada sepuluh hari terakhir, maka hendaklah ia mencarinya (lailatul Qadar) pada malam-malam ganjil." (HR. Muslim)

أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْمَنَامِ فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ ، فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ

Sesungguhnya sebagian sahabat Nabi SAW bermimpi lailatul qadar terjadi pada tujuh hari terakhir (Ramadhan). Maka Rasulullah SAW bersabda, "Aku melihat mimpi kalian bertemu pada tujuh malam terakhir, maka barangsiapa yang ingin mencarinya, hendaklah ia mencari pada tujuh malam terakhir." (HR. Bukhari)

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ

Carilah lailatul qadar pada tujuh malam terakhir (HR. Muslim)

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ - يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ - فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى

Carilah ia -lailatul qadar- di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tidak mampu, maka janganlah ia kalah di tujuh malam terakhir. (HR. Muslim)

قَالَ أُبَىٌّ وَاللَّهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِنَّهَا لَفِى رَمَضَانَ - يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِى - وَوَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُ أَىُّ لَيْلَةٍ هِىَ. هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

Ubay (bin Ka'ab) berkata, "Demi Allah yang tiada tuhan melainkan Dia. Sesungguhnya ia terjadi di bulan Ramadhan. Dan demi Allah sesungguhnya aku mengetahui malam itu. Ia adalah malam yang Rasulullah memerintahkan kami untuk qiyamullail, yaitu malam kedua puluh tujuh. Dan sebagai tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang tidak bersinar-sinar menyilaukan." (HR. Muslim)

قَالَ أُبَىٌّ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِى هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ - وَإِنَّمَا شَكَّ شُعْبَةُ فِى هَذَا الْحَرْفِ - هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Ubay (bin Ka'ab) berkata tentang lailatul qadar, "Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui bahwa ia adalah malam yang Rasulullah SAW memerintahkan untuk qiyamullail, yaitu malam dua puluh tujuh (Ramadhan) –Syu'bah (salah seorang perawi) ragu dengan kata "amarana" atau "amarana bihaa". (HR. Muslim)

مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى لَيْلَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

Barangsiapa ingin mencarinya (lailatul qadar), hendaklah ia mencarinya pada malam kedua puluh tujuh. (HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani)

Hadits Doa Lailatul Qadar

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari Aisyah ia berkata, "Aku bertanya, 'Ya Rasulullah jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan waktu itu?' Rasulullah bersabda, 'Ucapkanlah: Allaahumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai Pemaafan, maka maafkanlah aku).' (HR. Tirmidzi, shahih menurut Al-Albani).

Demikian kumpulan hadits lailatul qadar, semoga bisa menjelaskan kepada kita keutamaan lailatul qadar, tanda-tanda lailatul qadar, kapan terjadinya, dan doa apa yang perlu diucapkan sewaktu mendapatkan lailatul qadar kemudian kita termotivasi untuk bersungguh-sungguh mencarinya. Wallaahu a'lam bish shawab. [Muchlisin]

Jumat, 19 Agustus 2011

keistimewaan wanita ( 1 )

1.Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang soleh

2.Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa  menangis kerana takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takut krn Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya 

 3.Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluargany, maka pahalanya spt bersedekah

 4.Hendaklah m'dahulukan anak perempuan drpd pria. Mk barang siapa yg menyukai ank prmp seolah- olah dia mmerdekakan ank Nabi Ismail A.S

5.Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga

6.Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dlm p'gaulan dg mereka & mendidik mereka dg penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginy adalah syurga

7.Aisyah r.a. “Barang siapa yg diuji dg anak2 perempuanny, lalu dia b'buat baik kpd mrk, mk mrk akan mnj p'halang baginya dr api neraka 

8.Syurga itu di bawah telapak kaki ibu

9.Apabila yang memanggil engkau adalah dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu

10.Wanita yg taat kpd suaminy akn t'tutup pintu2 neraka & t'buka pintu2 syurga. Msklah dr mana2 pintu yang dia kehendaki dg tdk dihisab

11.Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristighfar baginya selama. dia taat kepada suaminya (serta menjaga sembahyang dan puasanya)

12.Aisyah r.a. berkata “Aku b'tanya kpd Rasulullah S.A.W., siapakah yg lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula yg berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “IBUNYA"

13.Perempuan apabila sholat 5 wkt, puasa Ramadan, memelihara kehormatanny & taat suami, msklah dia dr pintu syurga mn sj yg dia mau

14.Tiap prempuan yg mnolong suaminy dlm urusan agama, mk Allah S.W.T. memasukkan dia ke dlm surga lebih dahulu dr suaminya (10,000 th).

15.Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya .Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan

16.Apabila seorang prempuan mulai sakit akn bersalin, mk Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yg berjihad pd jalan Allah S.W.T

17.Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya
18.Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan
19.Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka  Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T

20.Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali

21.Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat

22.Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil

23.Wanita yg m'beri minum air susu ibu (asi) kpd anakny (susu badannya sendiri) akan dpt 1 pahala dr tiap titik susu yg diberikanny

24.Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad

25.Wanita yg melihat suaminya dg kasih sayang dan suami yg melihat isterinya dg kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat


*) sumber http://twitter.com/#!/Woman_Care

Rabu, 17 Agustus 2011

Hakikat Kemerdekaan


image

Bacalah Al Qur’an dari awal sampai akhir, kita akan menemukan betapa manusia adalah mahluk yang sangat mulia. Dalam surah Al Baqarah Allah swt. menerangkan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. Bukan hanya itu, Allah swt. memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam as. Ini menunjukkan bahwa kedudukan manusia di sisi Allah swt. sangat tinggi. Dalam ayat lain Allah swt. berkali-kali menegaskan bahwa penciptaan langit dan bumi, adalah untuk manusia “mataa’an lakum wa lian’aamikum”.
Ini menunjukkan bahwa manusia benar-benar diposisikan oleh Allah swt. sebagai pengelola kehidupan di bumi.

Tetapi harus dipahami di sini bahwa manusia dalam mempertahankan hakikat kemuliaan ini akan berhadapan dengan tantangan dalam dirinya. Allah swt. menceritakan dalam surah An Nazi’at tantangan ini berupa: (a) cinta dunia (b) tunduk kepada nafsu. Siapa yang menang atas kedua tantangan ini ia merdeka. Namun siapa yang terbelenggu dalam kedua tantangan tersebut ia tidak merdeka. Merdeka artinya terbebas dari belenggu cinta dunia dan nafsu. Bukan merdeka seseorang yang dipermainkan nafsunya dan begelimang dalam gemerlap dunia. Tetapi sayang, makna ini sekarang terbalik. Di sana-sini terdengar teriak kemerdekaan dengan bersenang-senang dalam nafsu dan dunia. Sungguh ini suatu kenyataan yang sangat menyedihkan,
Tidak akan merdeka penduduk sebuah negeri yang tunduk kepada nafsu dan cinta dunia.

Mengapa?

(1) Nafsu akan membawa manusia kapada dosa-dosa dan kedzaliman. Bila ke kedzaliman terus berlangsung Allah swt. akan mencabut keberkahan. Bila keberkahan tidak ada, maka penderitaan akan terus menimpa penghuni sebuah negeri.
(2) Nafsu akan menyeret manusia kepada kerakusan. Kerakusan melahirkan kekejaman terhadap kemanusiaan. Tidak sedikit pembantaian terhadap kemanusiaan terjadi hanya karena karakusan terhadap harta dan kekuasaan. 
(3) Nafsu membuat manusia menjadi sekedar binatang. Bila manusia lebih didominasi oleh kebinatanganya ia akan lebih kejam dan lebih parah dari binatang. Allah berfiman: “ulaaika kal an’aam balhum adhal”

Begitu juga cinta dunia, ia termasuk tantangan yang selalu membuat manusia tidak merdeka. Mengapa? (1) Dengan cinta dunia manusia menjadi hambanya. Bila manusia menjadi hambanya maka ia akan sibuk dengannya, siang dan malam melebihi kesukannya kapada Allah swt. (2) Cinta dunia mematikan hati nurani. Seringkali hati menjadi keras karena mengagungkan dunia. Sebab dengan mengagungkan dunia, ia akan lupa kepada akhirat. Karenanya dalam Al Qur’an Allah swt. berfirman: “bal tu’tsiruunal hayaatad dunyaa wal aakhiratu khairuw wa abqaa.” 

Jelasnya kemerdekaan bukan hanya sebuah makna keterbebasan dari belenggu penjajahan. Melainkan lebih dari itu keterbebasan dari belenggu nafsu dan cinta dunia. Bila makna ini benar-benar tercermin dalam pribadi sebuah bangsa, maka hakikat kemerdekaan akan benar-benar tercapai. Mengapa? Bisa dipastikan bahwa dengan terbebasnya dari belenggu nafsu dan cinta dunia keadilan akan tegak dengan jujur. Tegaknya keadilan akan melahirkan keamanan. Keamaman akan membuat semua kehidupan menjadi produktif dan sejahtera.

Itulah mengapa Al Qur’an dari awal sampai akhir selalu menekankan pentingnya manusia bersungguh-sungguh mentaati Allah swt. dan melawan nafsu. Sebab hanya dengan mentaati Allah swt. ia akan benar-benar merdeka. Silahkan baca ayat-ayat yang menceritakan ahli neraka, selalu saja sebabnya adalah karena ikut nafsu dan mengutamakan dunia atas akhirat.

Lalu silahkan baca ayat-ayat yang menceritakan ahli surga, pasti selalu sebabnya adalah karena bersungguh-sungguh mentaati Allah swt. dan bersungguh-sungguh mengendalikan nafsu. Kemerdekaan hakiki bukan artinya kebebasan sebebas-bebasnya. Melainkan kejujuran dalam mejalankan hidup bedasarkan fitrah. Dan fitrah adalah iman. Maka dengan ikut fitrah berati kemerdekaan benar-benar terbukti. Tidak akan pernah merdeka penduduk sebuah negeri yang jauh dari fitrahnya. Wallahu a’lam bish shawab.

Sumber : dakwatuna.com

THR Dunia vs THR Akhirat

dakwatuna.com - “Tak ada lagi nikmat terindah selain merasakan nikmatnya Islam”
Beberapa hari lagi kita akan menghadapi ‘Idul Fitri, di mana sebuah hari yang merupakan penghujung akhir dari bulan penuh keindahan ini yakni Ramadhan. Begitu besar keindahannya sehingga bagi orang beriman akan merasa sedih sekali ditinggal oleh Ramadhan ini, karena memahami bahwa esok tak pernah bisa diketahui apakah akan bertemu atau tidak.

Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah kejadian yang membuat saya sedih.. sedih sekali. Suatu sore saat selepas pulang kerja, tak sengaja saya melewati kerumunan para abang becak. Dengan senyum sapa yang terukir, itulah yang memang harus di sampaikan pada sesama muslim. Namun ada kejanggalan di hati, ketika melihat para abang-abang ini tengah terlihat menikmati isapan rokok di saat berpuasa sambil membicarakan sesuatu yang penting sepertinya. Sayup-sayup pembicaraan itu sepintas saya dengar, yakni pembicaraan mengenai THR. 

Memang di kompleks saya tinggal terbiasa para abang becak juga mendapatkan hadiah ya kalau di istilahkan THR mungkin. Inilah yang menjadi pembicaraan serius di tengah isapan rokok di antara mereka, selepas melewati kerumunan itu kemudian saya berfikir tentang apa yang dilihat dan didengar. Waktu itu terpikir seperti ini, apakah manusia lupa bahwa yang paling penting di saat-saat akhir Ramadhan ini adalah THR dari Allah mengapa banyak orang lebih suka dan lebih serius membicarakan THR dunia yang nota bene ketika beberapa saat saja dibelanjakan pasti habis. Lalu kemudian mengapa tak pernah serius membicarakan apakah tahun ini kita mendapatkan THR dari Allah dengan mendapatkan Lailatul Qadr yang nilai nominalnya 83 tahun?

Kemudian saya teringat akan hadits “barang siapa akhirat menjadi obsesinya, maka Allah akan melancarkan semua urusannya, hatinya kaya, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk…” (HR Ibnu Majah). Lalu ketika saya merenungi hadits ini, apa yang menjadi menggusarkan jiwa ya.. masalah THR dunia yang belum dikasih mengapa menjadi sesuatu yang seakan-akan besok mau kiamat, padahal yang paling penting di akhir Ramadhan apakah dosa-dosa kita diampuni atau tidak, apakah ibadah shaum kita diterima atau tidak, apakah tahun ini kita mendapatkan THR dari Allah berupa Lailatul Qadr atau tidak? Dan yang menyedihkan kita meributkan THR manakala kita dengan sombongnya tidak mau berpuasa, padahal dunia dan isinya adalah milik Allah, rezeki juga miliki Allah, dan juga Allah berhak ke mana rezeki itu akan mengalir.

Bukan tidak boleh mengharapkan diberikan THR, namun jangan sampai hal dunia mengubur jiwa kita mengharapkan THR akhirat. Jika sampai diri kita menomorduakan Allah maka sungguh rugilah kita, karena yang punya segalanya Allah, kalau Allah mau gaji kita, THR kita, pendapatan kita  dikunci rapat maka Allah sanggup. Lalu harus ke mana lagi jika Allah saja tak mau melihat kita? Inilah butuhnya ketekadan diri kita untuk terus menebarkan ilmu yang kita miliki kepada orang lain, agar orang lain pun sama-sama mendapatkan manfaat menjadi orang yang memiliki ilmu. Semoga Allah menghadiahkan pada Ramadhan kali ini Lailatul Qadr, aamiin.

Selasa, 16 Agustus 2011

KulTwit @fahrihamzah : KPK vs NAZAR



  1. Tadi keluarga #Nazaruddin dan #Lawyer -nya OCK datang ke #DPR-RI minta nazar dilindungi di #KPK.
  2. Menurut #OCK sebagai #Lawyer dan Nasir sebagai keluarga, "mereka sdh tdk bisa berbuat apa2..." Kok bisa?
  3. Pertanyaannya, "apa yg terjadi dengan #Nazaruddin? Kok #Lawyer dan keluarga minta tolong?"
  4. Memang banyak misteri, terutama setelah #Nazaruddin ditangkap. Ini semua harus diungkap.
  5. Pertanyaan terpenting kepada aparat hukum ini adalah, "kenapa masalah ini diliputi misteri?" Terlalu banyak topeng.
  6. Kemana-mana #KPK dan penegak hukum kampanyekan transparansi tetapi kasus #Nazaruddin mereka tutupi.
  7. Mereka selalu ingin dianggap sakral dan berwibawa tapi dengan cara menjaga ketertutupannya.
  8. Mereka takut kelihatan bodoh-nya makanya menutup diri dari pengamatan publik.
  9. Karena bodoh, takut berbicara secara terbuka kepada #Lawyer lalu menakut-takuti saksi/tersangka.
  10. Para #Lawyer mengeluh karena kalau mereka makin pintar mendebat penyidik, maka klien jadi korban.
  11. Akar dari semua ini adalah kegagalan memahami konsepsi negara demokrasi dalam amandemen ke-4.
  12. Kalau para penyidik membaca UUD45 maka tindakannya yg tidak manusiawi ini adalah pelanggaran serius.
  13. Apalagi ini adalah #Nazaruddin yang "istimewa" bagi penegak hukum
  14. Dan #Nazaruddin memang tersangka, tapi jangan lupa bahwa dia adalah saksi atas banyak kasus lain.
  15. Karena dia memiliki posisi saksi itulah dia harus dilindungi #LPSK.
  16. Falsafah perlindungan itu bukan sekedar soal "bersaksi tanpa tekanan" tetapi lebih dr itu adalah perlindungan HAM
  17. Sejak awal #KPK mementingkan tujuan (pemberantasan korupsi) daripada cara (menghormati HAM)
  18. Padalah kalau sekedar mau efektifkan negara meski langgar HAM ya kembali aja ke UUD45 sebelum amandemen.
  19. #KPK sedang menikmati kampanyenya yg berlebihan dan sekarang sdh tdk bisa balik. Harus tetap PD dong
  20. Kasus #Nazaruddin harus jadi momentum mengembalikan #KPK ke jalan yg benar.
  21. Permintaan kita hanya satu: Transparansi!
  22. Sedih juga, ada lembaga namanya MTI/Masyarakat Transparansi Internasional. Tapi soal #KPK dukung terus meski tdk transparan.
  23. Kelompok kepentingan sedang tersingkap. #KPK juga nampak sdh seperti kuda troya. Mari kita tonton. Siapa asli siapa palsu.
  24. Yg mau terbuka maka dia asli, dia biarkan publik ambil haknya sesuai UU KIP. Dan yg palsu sebaliknya. Mereka simpan borok.
  25. Kini, setelah 13 tahun demokrasi kita. Ramai orang ingin jadi diktator. Mari cegah!!

sekian.


*)dikutip dari http://twitter.com/#!/Fahrihamzah

Jumat, 12 Agustus 2011

Sombong & Senioritas Bukan Sifat Da’i

Puja puji hanya milik Allah Rabb alam semesta. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Pemimpin, teladan, imam para da’i Nabi Muhammad saw.

Ikhwah fillah….
Do’a dan harap kita kepada Allah swt, semoga kita selalu diberikan curahan rahmat dan inayahNya serta kesabaran dalam menapaki jalan dakwah yang begitu panjang dan penuh dengan berbagai rintangan dan hambatan, hanya ridhoNya yang senantiasa kita harapkan selama kita juga ridho dengan kewajiban dakwah ini, tulus ikhlas dalam menjalankannya, senang terhadap tugas-tugas yang kita emban.

Ikhwah fillah, semoga Allah selalu menjaga kebersihan hati kita.
Bukankah Allah swt telah memilih kita sebagai pengemban amanat dakwah Islam dalam sebuah gerakan Islam yang menginternasional ? Allah memberikan kepercayaan kepada kita untuk meneruskan risalah para nabi, khususnya misi dan ajaran Nabi Muhammad saw. Suatu penghargaan besar dari Allah swt yang telah mentakdirkan kita menjadi hamba-hambaNya yang dapat berhimpun dalam gerakan dakwah ini; sebab jika kita hormati penghargaan Ilahi ini, kita respon positif amanat tersebut, insya Allah, hasil dan dampaknya tak akan sia-sia, kemuliaan dunia akhirat akan diberikan sesuai dengan janji Allah swt :

إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون. نحن أولياؤكم في الحياة الدنيا وفي الآخرة ولكم فيها ما تشتهي أنفسكم ولكم فيها ما تدعون. نزلا من غفور رحيم. ومن أحسن قولا ممن دعا إلى الله وعمل صالحا وقال إنني من المسلمين (فصلت: )

Sesungguhnya yang berikrar Robb kami adalah Allah, kemudian beristiqomah, niscaya para Malaikat turun (membawa berita), jangan kalian merasa takut dan sedih, bergembiralah dengan syurga yang dijanjikan. Kami adalah pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan di akhirat kelak, di sana bagi kalian apa yang diinginkan dan yang diminta. Yang diturunkan dari Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Siapakah yang lebih baik perkataannya dari orang yang berdakwah ke jalan Allah dan beramal salih serta berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (QS Fushilat:)

Ikhwah fillah, semoga Allah senantiasa memberkahi persaudaraan kita.
Penghargaan Allah terhadap kita tersebut bukan untuk dibanggakan, lalu merasa tinggi hati, apalagi ujub –na’udzubillah min dzalik- terhadap diri dan menyombongkan diri dengan meremehkan orang lain. semua itu perbuatan terlarang, bahkan tidak pantas rasanya seorang yang diberikan kemuliaan sebagai da’i melakukan sikap dan perbuatan itu.

Lebih dari pada itu –ikhwani- sikap dan perilaku sombong, serta merasa tinggi hati mengakibatkan kerusakan struktur hubungan antara sesama. Bayangkan! Jika manusia saling merendahkan dan meremehkan yang satu dengan yang lainnya. Tidak saling hormat, tidak ada kewibawaan, tidak ada trust (saling tsiqoh), tidak ada etika, tidak menghormati tatasusila, apa jadinya kehidupan ini jika itu yang terjadi?.

Apa gerangan yang membuat seseorang menjadi sombong, merasa tinggi, merasa lebih hebat dari orang lain ?
Ilmu yang dimilikinya ? Tidak ada yang harus dibanggakan dari ilmu yang kita miliki. Ilmu itu pada hakekatnya milik Allah, Dia mengajarkan kepada kita sedikit dari ilmuNya, maka justru ilmu itulah yang seharusnya memberikan rasa takut kepada Allah :

( إنما يخشى اللهَ من عباده العلماءُ )

Sesungguhnya yang paing takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah para ulama.

Atau seseorang bangga dan merasa tinggi hati karena amal-amal dan aktifitas ibadahnya yang begitu banyaknya ??? Bukankah seharusnya semakin tinggi keimanan seseorang dan ketakwaannya, semakin ia merendahkan hatinya, baik ke hadirat Allah swt, maupun kepada manusia ( Adzillatin ‘alal Mu’minin a’izzatin ‘alal kafirin ), rendah hati di hadapan orang beriman dan tegas di hadapan orang kafir. Nabi Muhammad saw saja sebagai khoiru khalqillah (sebaik-baik makhluk Allah) dan orang yang paling takwa dari umatnya, masih dipesankan Allah swt dalam firmanNya:

واخفض جناحك لمن اتبعك من المؤمنين (الشعراء: 215)

Rendahkanlah hatimu kepada pengikutmu orang-orang mukminin (QS asy-Syu’ara: 215).

Bahkan merasa lebih banyak amalnya, lebih tinggi kedudukannya di dalam gerakan dakwah karena merasa lebih dulu aktif dan lebih senior, akan membuat dirinya lebih hina dan lebih buruk dalam pandangan Allah swt. Simaklah pesan-pesan teladan kita Nabi Muhammad saw:

إذا سمعتم الرجل يقول هلك الناس هو أهلكهم (رواه مسلم)

Jika kamu mendengar seseorang berkata “semua orang rusak”, maka dialah orang yang paling rusak (HR Muslim)

كفى بالمرء شرا أن يحقر أخاه المسلم (رواه مسلم)

Cukuplah keburukan seseorang, karena ia menghina saudaranya sesama muslim (HR Muslim).

Atau ada seseorang yang sombong hanya lantaran keturunan dan keluarga besarnya ? La haula wala quwwata illa Billah, renungkan kisah Nabi Muhammad tentang 2 orang yang bertikai lantaran saling berbangga dengan kehormatan keluarga besar dan keturunannya. Yang satu berkata kepada kawannya, ” Tahukah kamu siapa aku, aku ini adalah anak keturunan si Fulan, sedangkan kamu seorang anak yang tak punya ibu !” Lalu Nabi mengingatkan seraya bersabda; ” Ada 2 orang yang saling berbangga dengan keturunannya di hadapan Nabi Musa a.s. Salah seorang mereka berkata; “ Aku adalah anak keturunan si Fulan bin Fulan ”, ia sebutkan sampai 9 keturunan. Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Musa: “ Katakanlah wahai Musa kepada orang yang berbangga tersebut, 9 keturunanmu itu adalah ahli neraka dan engkau yang kesepuluhnya (Riwayat Abdullah bin Ahmad dalam Zawaid al-Musnad dengan sanad yang sahih, dan Imam meriwayatkannya mauquf pada Muadz dengan kisah Musa saja).

Nabi Muhammad saw juga mengingatkan dalam sebuah hadits: “Seorang yang berbangga dengan keturunannya, sungguh ia menjadi arang api neraka, atau lebih rendah dari hewan yang bermain-main di kotoran sampah” (HR Abu Daud dan Tirmizi, beliau meng-hasan-kan hadits ini).

Ikhwanh fillah, semoga Allah senantiasa menjaga dalam ketaatan kepada Allah.
Salah satu fikroh dakwah kita adalah “Salafiyah” yang menuntut kita untuk meneladani pendahulu pendahulu kita yang shaleh dalam sifat rendah hati mereka. Tidak ada yang merasa lebih hebat betapapun tinggi ilmu yang mereka miliki. Mereka tidak merasa lebih senior betapapun mereka lebih dahulu berbuat dan aktifitas jihad mereka lebih banyak.

Kepemimpinan Nabi Muhammad saw memberikan keteladanan kepada umatnya dalam sikap tawadhu’, sebagaimana berita yang diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata: “Meskipun (kita tahu) bahwa para shahabat adalah orang yang paling cinta kepada Rasulullah, namun mereka tidak pernah berdiri menyambut kedatangan Rasulullah saw, karena mereka tahu bahwa hal itu tidak disenangi Nabi saw” (HR Tirmizi, hadits hasan).

Aduhai… siapa yang tidak mengenal Abdur-Rahman bin Auf yang sangat disegani di kalangan kaumnya. Namun kepiawaian dan kesenioran beliau tidak membuat dirinya tinggi hati sampai kepada pelayannya sekalipun, hal itu dikisahkan oleh shahabat Abu Darda’: “…..Abdur-Rahman bin Auf sulit dibedakan dengan pelayannya, karena tidak nampak perbedaan mereka dalam bentuk lahiriyahnya”. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi, kira-kira peribahasa itulah yang digunakan.

Demikian pula kehebatan Imam Hasan Basri dalam ilmu agama tidak memperdayakan dirinya menjadi seorang yang ‘sok’ atau merasa lebih hebat di hadapan teman-temannya. Suatu saat Hasan Basri berjalan dengan beberapa orang, orang-orang itu berjalan pada posisi di belakang Hasan Basri, maka Hasan Basripun mencegah mereka (melakukan itu), seraya berkata: “Tidak benar hal ini dilakukan setiap hamba Allah ?”.

Sosok Tabi’in seperti Abu Sofyan ats-Tsauri ternyata juga benar-benar teruji sifat tawadhunya. Saat beliau berkunjung ke Ramallah (di Palestina), Ibrahim bin Adham mengutus seseorang kepada Sofyan untuk meminta agar ia datang bersinggah ke rumahnya, seraya berkata: “Wahai Sofyan kemarilah untuk berbincang-bincang”. Sofyan pun mendatangi Adham. Ketika Adham ditegur seseorang “Mengapa kamu berbuat demikian”. Adham menjawab “Saya ingin menguji ke-tawadhu’-annya”.

Demikian pula jabatan dan kedudukan tidak layak dijadikan alasan untuk berbangga diri apalagi mengusungkan dada “akulah orang besar”. 
 
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, bahwa Umar bin Abdul Aziz ra kedatangan seorang tamu saat ia sedang menulis, saat lampu padam karena terjatuh, sang tamupun berkata: Biarkan aku ambil lampu itu untuk aku perbaiki ! Umar Sang Khalifah berkata: Tidak mulia seseorang yang menjadikan tamunya sebagai pelayan. Tamu itu berkata lagi: “Atau saya minta bantuan anak-anak”. Umar Amirul Mukminin berkata: Mereka baru saja tidur (jangan ganggu mereka)”. Kemudian Sang Khalifah pun beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil lampu itu dan memperbaikinya sendiri. 
 
Tamu itu terheran-heran seraya berseru: “Wahai Amiril Mukminin, engkau melakukannya itu sendiri ? Amiril Mukminin berkata: “Saat saya pergi saya adalah Umar, saat saya kembalipun saya adalah Umar, tidak kurang sedikitpun dari saya sebagai Umar. Sebaik-baik manusia adalah yang tawadhu di sisi Allah swt”. Subhanallah……

Ikhwah fillah, orang-orang yang berhimpun dalam mahabbah dan keridhoan Allah sejatinya mengenyahkan sifat sombong, ‘sok’, senioritas apalagi figuritas. Hiasilah diri Antum dengan tawadhu’, rendah hati, selalu merasa memerlukan tambahan ilmu, pengalaman dan merasa saling butuh dengan sesama ikhwah lainnya.

Akhirnya, ikhwah fillah terimalah taujih Robbani ini :

ولا تمش في الأرض مرحا إنك لن تخرق الأرض ولن تبلغ الجبال طولا. كل ذلك كان سيئه عند ربك مكروها ( الإسراء: 37-38)

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu (QS al-Isra: 37-38).

(Sumber : Taujihat 2 Pekanan)

Sabtu, 06 Agustus 2011

Beruntunglah Kita Tarbiyah

SATU pagi di pekan ini. Seorang ikhwah terlihat sedang berjalan menyusuri trotoar yang berjarak lebih 10 kilo meter dari rumahnya. Tas ransel menempel di punggungnya, membentuk kesan beberapa tahun lebih muda. Ketika ditanya mengapa, ia menjawab: “Sebentar lagi mukhayam, ana perlu menyiapkan diri. Lagi pula, ana merasa selama ini kurang riyadhah”

Bagaimana dengan riyadhah atau olah raga pekanan, bukankah harusnya rutin berjalan? “Itulah kelemahan ana. Selama ini hanya riyadhah ala kadarnya. Beberapa pekan yang lalu ana jatuh sakit, diantara penyebabnya terlalu banyak duduk dan kurang olah raga.”

“Untunglah tarbiyah 'memaksa' kita untuk hidup seimbang. Termasuk menjadikan mukhayam (acara kemah kepanduan) sebagai salah satu sarananya. Itu sangat mengingatkan dan membantu ana. Entahlah apa jadinya kalau ana tidak ikut tarbiyah. Beberapa teman ana sudah kena stroke, kebanyakan adalah mereka yang jarang olahraga.”

Subhaanallah... ternyata aktif dalam tarbiyah bukan saja membuat kita dekat dengan Allah SWT dan memahami Islam lebih syamil. Benar juga, seringkali dengan sistem yang baik, kita “dipaksa” menjadi baik. Demikian pula tarbiyah. Ia “memaksa” kita untuk menjalani hidup dengan seimbang. Setidaknya tiga aspek besar kehidupan menjadi perhatian: ruhiyah, fikriyah, jasadiyah.

Riyadhah, mukhayam, dan sejenisnya “memaksa” kita untuk memenuhi hak fisik kita. “Atas fisik kalian ada hak yang harus ditunaikan,” demikian Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sebuah hadits.

Dengan fisik yang sehat, bugar dan kuat, banyak kewajiban yang bisa kita tunaikan lebih mudah. Bukankah terlalu banyak ibadah di dalam Islam yang membutuhkan fisik yang sehat? Dalam lima rukun Islam saja, tiga diantaranya membutuhkan fisik yang sehat; shalat, puasa, lebih-lebih haji. Jika dipikir lebih jauh, zakat sebenarnya juga membutuhkan fisik yang sehat, secara tak langsung. Dengan fisik yang sehat seseorang bisa berpenghasilan, dari penghasilan seseorang memiliki harta yang jika mencapai nishab dan haul, barulah ia berkewajiban zakat. Ternyata zakat juga berhubungan dengan fisik yang sehat.

Ibadah ghairu maghdah juga begitu. Hampir selalu membutuhkan fisik yang sehat. Bekerja untuk memberi nafkah keluarga, berdakwah, berharakah, semuanya membutuhkan fisik yang sehat. Bahkan fisik yang bugar dan kuat. Sungguh luar biasa sabda Nabi : “Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”

Kita mungkin pernah bertanya saat membaca Risalah Ta'alim, mengapa Hasan Al-Banna mendahulukan qawiyyul jism daripada aspek lain termasuk matinul khuluq dan salimul aqidah? Cerita ikhwah di atas barangkali memudahkan kita untuk menjawabnya. Hasan Al-Banna menekankan pentingnya tarbiyah jasadiyah agar diperhatikan aktifis dakwah yang umumnya secara aqidah dan akhlak sudah tidak ada masalah. Wallaahu a'lam bish shawab.

Sumber: www.pks-tegalkota.com

Selasa, 02 Agustus 2011

5 ciri dzahir kader PKS

Jika Anda kader PKS, maka mulailah berkaca diri. Setidaknya magut-magut di depan cermin untuk memperhatikan secara seksama apakah ciri-ciri dzahir kader PKS sudah ada pada diri Anda. Setidaknya ada 5 ciri dzahir kader PKS yang disampaikan oleh Ust. Qodar Slamet dari BPK DPP yang kemarin sempat memberikan taujihnya di BAPELKES Makassar:

Ciri pertama, Simple (sederhana).

Artinya, kader PKS dalam menjelaskan pemikirannya (fikrah), ide dan gagasannya selalu sederhana. Tidak jelimet dan rumit. Menjelaskan Islam dengan sederhana. Tidak perlu menggunakan filsafat dan logika yang panjang, berbelit-belit, bertele-tele, namun kabur makna. Simple! Menjelsakan platform dan tahapan perjuangannya juga dengan simple. Memahami politik juga dengan simple. Tidak dikabur-kaburkan apalagi membohongi. Bahkan sesuatu yang rumit untuk dicerna, diolah sedemikian rupa sehingga ketika dibawa ke tengah masyarakat semuanya menjadi simple. Oleh karena itu kader PKS yang sesungguhnya mudah bergaul dengan siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Tidak pandang status sosial, pekerjaan, pendidikan, ideologi, apalagi agama. Simple!


Lawan simple adalah rumit. Sesuatu yang sederhana selalu dibuat rumit. Sesuatu yang mudah selalu dibuat sulit. Islam dipahami dengan begitu rumit, hingga orang putus asa untuk mampu memahaminya. Bahasanya tinggi, tak terjangkau oleh orang biasa-biasa saja. Politik di pahami dengan sangat rumit. Apalagi integrasi politik dan dakwah, menjadi maha rumit, sangking rumitnya tak bisa dijelaskan kepada orang biasa-biasa. Bahkan mungkin, saking rumitnya hingga memang tak bisa dijelaskan dengan bahasa manusia. Na’udzu billah…

Ciri kedua, Ash-Shalah.

Artinya, kader PKS senantiasa memperhatikan shalat. Bukan hanya kewajiban menjalankan atau tidak, tetapi memperhatikan seluruh unsur keutamaannya. Oleh karena itu kader PKS adalah mereka yang menjaga shalat berjamaahnya di Masjid, bukan di luar Masjid. Hanya udzur syar’i (hujan atau sakit) yang betul-betul mampu menghalangi kemauan kader PKS untuk meluncur ke Majid saat adzan telah dikumandangkan. Dan indikator utamanya adalah shalat Subuh. Sebab shalat Subuh inilah indikator keimanan atau kemunafikan seorang muslim menurut Rasulullah Saw.

Ciri ketiga, At-Tilawah (Tilawatil Qur’an).

Artinya, kader PKS senantiasa bersama Al-Qur’an dalam setiap jengkal hidupnya. Selalu ada mushaf menemani langkahnya. Dan pada setiap waktu yang senggang, tak peduli dimanapun, kader PKS selalu tilawah. Al-Qur’an begitu dicintainya, hingga ia ada di sakunya, di HP-nya, di Laptopnya, di PC-nya, bahkan di blognya. Subhanallah!


Demi Al-Qur’an, kader PKS meninggalkan perbuatan sia-sia, seperti: Bercengkrama ngolor-ngidul nda’ ada temanya (apalagi ngomongin ikhwan atawa akhwat ter keren sa’ jagad raya), kongkow-kongkow di sekretariat sambil ketawa-ketiwi sampai ashma, mainin FIFA 2009 sampe jam 3 subuh (nah siapa itu ya?), atau nonton film-film terbaru tiga kali sehari (kayak minum obat saja). Semua itu ditinggalkan demi kekasih tercinta, Al-Quranul Kariim…

Ciri keempat, Al-Jundiyah (militan).

Ciri militansi adalah “kami dengar, kami laksanakan” (sami’na wa atha’na), itulah ciri kader PKS. Militansi pertama adalah militnasi pada perintah Allah, yaitu bersegera melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, baik yang di dengarkan dari Al-Qur’an maupun dari hadits-hadits Nabi. Tidak terbiasa menunda-nunda melakukan kebaikan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebab bagi kader PKS, hidup adalah hari ini, dan esok adalah sesuatu yang tidak pasti.


Militansi kedua adalah miltansi pada perintah qiyadah. Seberat apa pun atau sesepele apapun perintah itu. Entah itu perintah membuka medan da’wah baru di pulau antah berantah, atau hanya sekedar menjadi tukang sapu-sapu di markaz da’wah, semuanya dilaksanakan dalam ketaatan. Baik dalam lapang, maupun dalam sempit. Baik dikala senang, maupun dikala susah. Dalam keadaan apa pun, kader PKS senantiasa amanah dengan perintah yang telah diberikan padanya. Tak peduli qiyadahnya berusia sangat muda, yang pengalamnnya masih sebiji jagung, apalagi tergolong yunior dalam masa tarbiyah, jika dia adalah qiyadah, maka kader PKS siap melaksanakan amanahnya…

Ciri kelima, Al-Akhlaq.

Artinya salah satu cara mengenali kader PKS adalah pada akhlaknya. Mereka memiliki akhlak dan perangai yang unik, sopan, santun, murah senyum, rendah hati, suka menolong, berkata lembut, penyayang dan sebagainya. Kumpulan akhlakul karimah itu terpancar dari hati mereka yang bening oleh dzikir, pikiran mereka yang jernih oleh tarbiyah. Mereka tak rela melihat tetangga krelaparan. Merek tak tega melihat orang lain kesusahan. Mereka begitu hilm, dan air mata mereka mudah menetes oleh fenomena hidup yang beraneka warna.


Mereka begitu menghargai dan menghormati siapa saja, bahkan terhadap yang membencinya sekalipun. Dari mulut mereka senantiasa mengalir kata-kata yang menggugah, kalimat-kalimat penuh kasih sayang. Kader PKS anti kekerasan, sampai kapan pun. Tangan mereka begitu ringan untuk menolong siapa pun. Karena itu mereka mudah di temukan di setiap lokasi bencana. Mereka selalu berada di garis depan membantu mereka yang dirundung musibah. Dan mereka tidak suka hanya banyak bicara, mereka cinta pada kerja nyata.


Nah, bagi yang merasa kader PKS dan membaca tulisan ini. Marilah sejenak kita mengukur diri, sudahkah da’wah ini kita jiwai. Jika belum, masih ada waktu untuk memperbaiki diri. Jangan sampai, da’wah yang begitu indah ini menjadi rusak hanya oleh karena tampilan zhahir kita tak pernah sejalan dengan pesan yang dakwah ini inginkan. Mari benahi diri Akhi, Ukhti, agar da’wah ini merambah ke dalam hati dan jiwa-jiwa ummat yang sedang mencari jati diri.

Dan tulisan ini, ku tulis untuk diriku sendiri, untuk jadi cemeti, agar hari-hari esok aku bisa lebih baik lagi, Amin…


Dikutip dr blog Ust Irwan di Makassar..