Senin, 25 Juni 2012

Pemikiran Salafi (Wahabi)


Yang dimaksud dengan "Pemikiran Salafi" di sini ialah kerangka berpikir (manhaj fikri) yang tercermin dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia, dengan mempedomani hidayah Al-Qur'an dan tuntunan Nabi SAW.

Kriteria Manhaj Salafi yang Benar Yaitu suatu manhaj yang secara global berpijak pada prinsip berikut : Berpegang pada nash-nash yang ma'shum (suci), bukan kepada pendapat para ahli atau tokoh.
Mengembalikan masalah-masalah "mutasyabihat" (yang kurang jelas) kepada masalah "muhkamat"
(yang pasti dan tegas). 


Dan mengembalikan masalah yang zhanni kepada yang qath'i.
Memahami kasus-kasus furu' (kecil) dan juz'i (tidak prinsipil), dalam kerangka prinsip dan masalah fundamental.


Menyerukan "Ijtihad" dan pembaruan. Memerangi "Taqlid" dan kebekuan.
Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak Islamiah, bukan meniru trend.
Dalam masalah fiqh, berorientasi pada "kemudahan" bukan "mempersulit".
Dalam hal bimbingan dan penyuluhan, lebih memberikan motivasi, bukan menakut-nakuti.
Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman keyakinan, bukan dengan perdebatan.
Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah, bukan formalitasnya.
Menekankan sikap "ittiba'" (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan semangat "ikhtira'"
(kreasi dan daya cipta) dalam masalah kehidupan duniawi.


Inilah inti "manhaj salafi" yang merupakan khas mereka. Dengan manhaj inilah dibinanya generasi Islam
terbaik, dari segi teori dan praktek. Sehingga mereka mendapat pujian langsung dari Allah di dalam
Al-Qur'an dan Hadits-Hadits Nabi serta dibuktikan kebenarannya oleh sejarah. Merekalah yang telah
berhasil mentransfer Al-Qur'an kepada generasi sesudah mereka. Menghafal Sunnah. Mempelopori berbagai
kemenangan (futuh). Menyebarluaskan keadilan dan keluhuran (ihsan). Mendirikan "negara ilmu dan Iman".
Membangun peradaban robbani yang manusiawi, bermoral dan mendunia. Sampai sekarang masih tercatat
dalam sejarah.


Citra "Salafiah" Dirusak oleh Pihak yang Pro dan Kontra
Istilah "Salafiah" telah dirusak citranya oleh kalangan yang pro dan kontra terhadap "salafiah". Orang-orang
yang pro-salafiah - baik yang sementara ini dianggap orang dan menamakan dirinya demikian, atau yang
sebagian besar mereka benar-benar salafiyah - telah membatasinya dalam skop formalitas dan kontroversial
saja, seperti masalah-masalah tertentu dalam Ilmu Kalam, Ilmu Fiqh atau Ilmu Tasawuf.


 Mereka sangat keras dan garang terhadap orang lain yang berbeda pendapat dengan mereka dalam masalah-masalah kecil dan tidak prinsipil ini. Sehingga memberi kesan bagi sementara orang bahwa manhaj Salaf adalah metoda "debat" dan "polemik", bukan manhaj konstruktif dan praktis. Dan juga mengesankan bahwa yang dimaksud dengan "Salafiah" ialah mempersoalkan yang kecil-kecil dengan mengorbankan hal-hal yang prinsipil.
Mempermasalahkan khilafiah dengan mengabaikan masalah-masalah yang disepakati. Mementingkan
formalitas dan kulit dengan melupakan inti dan jiwa.


Sedangkan pihak yang kontra-salafiah menuduh faham ini "terbelakang", senantiasa menoleh ke belakang,
tidak pernah menatap ke depan. Faham Salafiah, menurut mereka, tidak menaruh perhatian terhadap masa
kini dan masa depan. Sangat fanatis terhadap pendapat sendiri, tidak mau mendengar suara orang lain.
Salafiah identik dengan anti pembaruan, mematikan kreatifitas dan daya cipta. Serta tidak mengenal moderat
dan pertengahan.


Sebenarnya tuduhan-tuduhan ini merusak citra salafiah yang hakiki dan penyeru-penyerunya yang asli.
Barangkali tokoh yang paling menonjol dalam mendakwahkan "salafiah" dan membelanya mati-matian pda
masa lampau ialah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah beserta muridnya Imam Ibnul-Qoyyim. Mereka inilah orang
yang paling pantas mewakili gerakan"pembaruan Islam" pada masa mereka. Karena pembaruan yang
mereka lakukan benar-benar mencakup seluruh disiplin ilmu Islam.


Mereka telah menumpas faham "taqlid", "fanatisme madzhab" fiqh dan ilmu kalam yang sempat mendominasi
dan mengekang pemikiran Islam selama beberapa abad. Namun, di samping kegarangan mereka dalam
membasmi "ashobiyah madzhabiyah" ini, mereka tetap menghargai para Imam Madzhab dan memberikan
hak-hak mereka untuk dihormati. Hal itu jelas terlihat dalam risalah "Raf'l - malaam 'anil - A'immatil A'lam"
karya Ibnu Taimiyah.


Demikian gencar serangan mereka terhadap "tasawuf" karena penyimpangan-penyimpangan pemikiran dan
aqidah yang menyebar di dalamnya. Khususnya di tangan pendiri madzhab "Al-Hulul Wal-Ittihad"
(penyatuan). Dan penyelewengan perilaku yang dilakukan para orang jahil dan yang menyalahgunakan
"tasawuf" untuk kepentingan pribadinya. Namun, mereka menyadari tasawuf yang benar (shahih). Mereka
memuji para pemuka tasawuf yang ikhlas dan robbani. Bahkan dalam bidang ini, mereka meninggalkan
warisan yang sangat berharga, yang tertuang dalam dua jilid dari "Majmu' Fatawa" karya besar Imam Ibnu
Taimiyah. Demikian pula dalam beberapa karangan Ibnu-Qoyyim. Yang termasyhur ialah "Madarijus Salikin
syarah Manazil As-Sairin ila Maqomaat Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in", dalam tiga jilid.
Mengikut Manhaj Salaf Bukan Sekedar Ucapan Mereka


Yang pelu saya tekankan di sini, mengikut manhaj salaf, tidaklah berarti sekedar ucapan-ucapan mereka
dalam masalah-masalah kecil tertentu. Adalah suatu hal y ang mungkin terjadi, anda mengambil
pendapat-pendapat salaf dalam masalah yang juz'i (kecil), namun pada hakikatnya anda meninggalkan
manhaj mereka yang universal, integral dan seimbang. Sebagaimana juga mungkin, anda memegang teguh
manhaj mereka yang kulli (universal), jiwa dan tujuan-tujuannya, walaupun anda menyalahi sebagian
pendapat dan ijtihad mereka.


Inilah sikap saya pribadi terhadap kedua Imam tersebut, yakni Imam Ibnu Taimiyah dan Ibnul-Qoyyim. Saya
sangat menghargai manhaj mereka secara global dan memahaminya. Namun, ini tidak berarti bahwa saya
harus mengambil semua pendapat mereka. Jika saya melakukan hal itu berarti saya telah terperangkap dalam
"taqlid" yang baru. Dan berarti telah melanggar manhaj yang mereka pegang dan perjuangkan sehingga
mereka disiksa karenanya. Yaitu manhaj "nalar" dan "mengikuti dalil".


 Melihat setiap pendapat secara obyektif, bukan memandang orangnya. Apa artinya anda protes orang lain mengikut (taqlid) Imam Abu Hanifah atau Imam Malik, jika anda sendiri taqlid kepada Ibnu Taimiyah atau Ibnul-Qoyyim
Juga termasuk menzalimi kedua Imam tersebut, hanya menyebutkan sisi ilmiah dan pemikiran dari hidup
mereka dan mengabaikan segi-segi lain yang tidak kalah penting dengan sisi pertama. Sering terlupakan sisi
Robbani dari kehidupan Ibnu Taimiyah yang pernah menuturkan kata-kata: "Aku melewati hari-hari dalam
hidupku dimana suara hatiku berkata, kalaulah yang dinikmati ahli syurga itu seperti apa yang kurasakan,
pastilah mereka dalam kehidupan yang bahagia".


Di dalam sel penjara dan penyiksaannya, beliau pernah mengatakan: "Apa yang hendak dilakukan musuh
terhadapku? Kehidupan di dalam penjara bagiku merupakan khalwat (mengasingkan diri dari kebisingan
dunia), pengasingan bagiku merupakan rekreasi, dan jika aku dibunuh adalah mati syahid".
Beliau adalah seorang laki-laki robbani yang amat berperasaan. Demikian pula muridnya Ibnul-Qoyyim. Ini
dapat dirasakan oleh semua orang yang membaca kitab-kitabnya dengan hati yang terbuka.


Namun, orang seringkali melupakan, sisi "dakwah" dan "jihad" dalam kehidupan dua Imam tersebut. Imam
Ibnu Taimiyah terlibat langsung dalam beberapa medan pertempuran dan sebagai penggerak. Kehidupan dua
tokoh itu penuh diwarnai perjuangan dalam memperbarui Islam. Dijebloskan ke dalam penjara beberapa
kali. Akhirnya Syaikhul Islam mengakhiri hidupnya di dalam penjara, pada tahun 728 H. Inilah makna
"Salafiah" yang sesungguhnya.


Bila kita alihkan pandangan ke zaman sekarang, kita temukan tokoh yang paling menonjol mendakwahkan
"salafiah", dan paling gigih mempertahankannya lewat artikel, kitab karangan dan majalah pembawa missi
"salafiah", ialah Imam Muhammad Rasyid Ridha. Pem-red majalah "Al-Manar' yang selama kurun waktu tiga
puluh tahun lebih membawa "bendera" salafiah ini, menulis Tafsir "Al-Manar" dan dimuat dalam majalah yang
sama, yang telah menyebar ke seluruh pelosok dunia.


Rasyid Ridha adalah seorang "pembaharu" (mujaddid) Islam pada masanya. Barangsiapa membaca
"tafsir"nya, sperti : "Al-Wahyu Al-Muhammadi", "Yusrul-Islam", "Nida' Lil-Jins Al-Lathief", "Al-Khilafah",
"Muhawarat Al-Mushlih wal-Muqollid" dan sejumlah kitab dan makalah-makalahnya, akan melihat bahwa
pemikiran tokoh yang satu ini benar-benar merupakan "Manar" (menara) yang memberi petunjuk dalam
perjalanan Islam di masa modern. Kehidupan amalinya merupakan bukti bagi pemikiran "salafiah"nya.
Beliaulah yang merumuskan sebuah kaidah "emas" yang terkenal dan belakangan dilanjutkan Imam Hasan
Al-Banna. Yaitu kaidah :


"Mari kita saling bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati. Dan mari kita saling
memaafkan dalam masalah-masalah yang kita berbeda pendapat."
Betapa indahnya kaidah ini jika dipahami dan diterapkan oleh mereka yang meng-klaim dirinya sebagai
"pengikut Salaf".


(disalin dari buku "Aulawiyaat Al Harokah Al Islamiyah fil Marhalah Al Qodimah" karya Dr.Yusuf Al
Qordhowi, edisi terjemahan Penerbit Usamah Press)

Inilah Wahabi Sesungguhnya


Pada tahun 851 H ,sekumpulan pria dari Bani Al Masaleekh, yaitu trah dari Kaum Anza,yang membentuk sebuah kelompok dagang (korporasi) yang bergerak di bidang bisnis gandum dan jagung dan bahan makananan lain dari Irak dan membawanya kembali ke Najd. Direktur korporasi ini bernama Sahmi bin Hathlool. Kelompok dagang ini melakukan aktifitas bisnis mereka sampai ke Basra, di sana mereka berjumpa dengan seorang pedagang gandum bernama Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe, seorang Yahudi. 

Ketika sedang terjadi proses tawar menawar, yahudi itu bertanya kepada mereka “Dari Anda berasal?” Mereka menjawab”Dari Kaum Anza, kami adalah keluarga Bani Al-Masaleekh. ”Setelah mendengar nama itu , yahudi itu menjadi gembira dan juga mengakui dia berasal dari kaum keluarga yang sama,tetapi terpaksa tinggal di Basra, Irak. Karena persengketaan keluarga antara bapaknya dan ahli keluarga kaum Anza.

Dia kemudian menyuruh budaknya untuk menaikkan keranjang-keranjang berisi gandum, kurma dan makanan lain ke atas pundak unta-unta milik kabilah itu. Hal ini adalah sebuah ungkapan penghormatan bagi para saudagar Bani Al Masaleekh itu, dan menunjukkan kegembiraan mereka karena berjumpa saudara tuanya di Irak. Mereka adalah sumber pendapatan, relasi bisnis baginya (Yahudi). Mereka adalah para saudagar kaya raya yang sejatinya adalah keturunan Yahudi yang bersembunyikan di balik roman muka Arab dari kabilah Al-Masaleekh.

Apabila rombongan itu hendak bertolak ke Najd, para saudagar Yahudi tersebut meminta izin mereka untuk menemani mereka ,kerana dia ingin pergi bersama mereka ke tanah asal mereka Najd. Setelah mendengar tawaran lelaki Yahudi itu,mereka amat berbesar hati dan menyambut mereka dengan gembira.

Akhirnya,Yahudi yang sedang taqiyyah alias nyamar itu tiba di Najd dengan pedati-pedatinya. Di Najd, dia mulai melancarkan aksi propaganda tentang sejatinya siapa dirinya melalui sahabat-sahabat, kolega dagang dan saudara sepupunya yang keturunan Bani Al-Masaleekh tadi. Setelah itu, berkumpullah para pendukung dan penduduk Najd. Tetapi tanpa disangka, dia berhadapan seorang ulama yang menentang doktrin dan fahamnya. Dialah Syekh Saleh Salman Abdullah Al-Tamimi, seorang ulama kharimatik dari distrik Al-Qaseem.

Daerah-daerah yang menjadi lokasi disseminasi dakwahnya sepanjang distrik Najd, Yaman, dan Hijaz. Karena suatu alasan, Yahudi itu (yang menurunkan Keluarga Saud itu) berpindah dari Al Qaseem ke Al Ihsa. Di sana, dia merubah namanya dari Mordakhai menjadi Markhan bin Ibrahim Musa. Kemudian dia pindah dan menitip di sebuah tempat bernama Dir’iya yang berdekatan dengan Al-Qateef. Di sana, dia memaklumatkan propaganda dustanya, bahwa pedang Nabi Saw. telah direbut sebagai barang rampasan oleh seorang pagan (musyrikin) pada waktu Perang Uhud antara Arab Musyrikin dan Kaum Muslimin.

Katanya “Pedang itu telah dijual oleh arab musyrikin kepada kabilah kaum yahudi bernama Banu Qunaiqa’yang menyimpannya sebagai harta karun. Selanjutnya dia mengukuhkan lagi posisinya di kalangan Arab Badwi melalui cerita-cerita dusta yang menyatakan bagaimana Kaum Yahudi di Tanah Arab sangat berpengaruh dan berhak mendapatkan penghormatan tinggi Akhirnya, dia diberi suatu rumah untuk menetap di Dlir’iyya, yang berdekatan AL- QATEEF. Di daerah ini ingin dia jadikan sebagai pusat Teluk Persia. Dia kemudian mendapatkan ide untuk menjadikannya sebagai batu loncatan untuk mendirikan kerajaan Yahudi di tanah Arab.

Untuk memuluskan cita-citanya itu, dia mendekati kaum Arab Badwi untuk memantapkan lagi posisinya,kemudian secara perlahan, dia mensohorkan dirinya sebagai raja kepada mereka. Kabilah Ajaman dan Kabilah Bani Khaled, yang merupakan penduduk asli Dlir’iyya menjadi risau akan sepak terjang dan rencana busuk keturunan Yahudi itu. Mereka berencana menantang untuk berdebat dan bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Mereka menangkap saudagar yahudi itu dan menawannya, namun dia berhasil meloloskan diri. Saudagar keturunan Yahudi dari Keluarga Mordakhai itu mencari suaka di sebuah ladang bernama Al-Malibeed Gushaiba yang berdekatan dengan Al Arid, sekarang bernama Riyadh.

Dia meminta suaka kepada pemilik ladang tersebut agar menyembunyikan dan melindunginya.Tuan ladang itu sangat simpati lalu memberikannya tempat untuk berlindung.Tetapi kemudiannya yahudi itu (Mordakhai) ,hanya tinggal selama sebulan di rumah itu, setelah yahudi itu membantai habis si tuan ladang dan keluarganya. Sungguh bengis, air susu dibalas dengan air aki campur tuba!!. Mordakhai memang pandai beralibi, dia katakan bahwa mereka semua telah dibunuh oleh pencuri yang menggarong rumahnya. Dia juga berpura-pura bahwa dia telah membeli ladang tersebut dari tuan tanah sebelum katastropi pembantaian tersebut datang kepada mereka! Setelah merampas tanah tersebut,dia menamakannya Al-Dlir’iyya, sebuah nama yang sama dengan tempat yang pernah dimilikinya.

Keturunan Yahudi bernama Mordakhai itu dengan cepat mendirikan sebuah markas dan ajang rendezvous bernama “Madaffa” di atas tanah yang dirampasnya itu. Di markas ini dia mengumpulkan para pendekar dan jawara propaganda (kaum munafik) yang selanjutnya mereka menjadi ujung tombak propaganda dustanya. Mereka mengatakan bahwa Mordakhai adalah Syekh-nya orang-orang keturunan Arab yang disegani.Dia menabuh genderang perang terhadap Syeikh Saleh Salman Abdulla Al-tamimi, musuh tradisinya. Akhirnya, Syeikh Saleh Salman terbunuh di tangan anak buah Mordakhai di Masjid Al-Zalafi.

Mordakhai berhasil dan puas hati dengan aksi-aksinya. Dia berhasil menjadikan Dlir’iyya sebagai pusat kekuasaannya. Di tempat ini, dia mengamalkan poligami, mengawini puluhan gadis, melahirkan banyak anak yang kemudian dia beri nama dengan nama-nama Arab.

Walhasil, kaum kerabatnya semakin bertambah dan berhasil menghegemoni darah Dlir’iyya di bawah Bendera Dinasti Saud. Mereka acapkali melakukan tindak kriminal , menggalang beragam konspirasi untuk menguasai semenanjung Arab. Mereka melakukan aksi perampasan dan penggarongan tanah dan lading penduduk setempat, membunuh setiap orang yang mencoba menentang rencana jahat mereka . Dengan beragam cara dan muslihat mereka melancarkan aksi mereka. Memberikan suap, memberikan iming-iming wanita dan gratifikasi uang kepada para pejabat berpengaruh di kawasan itu. Bahkan, mereka “menutup mulut”dan “membelenggu tangan” para sejarawan yang mencoba menyingkap sejarah hitam dan merunut asal garis trah keturunan mereka kepada kabilah Rabi’a, Anza dan Al-Masaleekh.

Seorang sejarawan hipokrit “si raja bohong” bernama Mohammad Amin al-Tamimi, kepala perpustakaan Kerajaan Saudi, menulis garis silsilah keluarga Saudi dan menghubungkan silsilah Moordakhai pada Nabi Muhammad Saw. Untuk kerja kotornya itu, dia dihadiahi uang sebesar 35 ribu pound Mesir dari Kedutaan Arab Saudi di Kairo, Mesir pada tahun 1362 H atau 1943 M yang diserahkan secar simbolis kepada dubes Arab Saudi untuk Mesir, yang waktu itu dijabat oleh Ibrahim Al-Fadel.

Seperti yang telah disebutkan sebelum ini, keluarga Yahudi berasal dari Klan Saud (Moordakhai) mengamalkan ajaran poligami dengan mengawini ratusan wanita arab dan melahirkan banyak anak. Hingga sekarang amalan poligami itu diteruskan praktiknya oleh anak keturunan. Poligami adalah warisan yang harus dijaga dan diamalkan sebagaimana praktik kakek moyangnya!

Salah seorang anak Mordakhai bernama Al-Maqaran ,di ‘arabkan’ dari keturunan Yahudi (Mack-Ren) dan mendapat anak bernama Mohamad dan seorang lagi bernama Saud, yang merupakan cikal bakal Dinasti Saud sekarang ini. Keturunan Saud melancarkan kampanye dan propaganda pembunuhan terhadap ketua-ketua kabilah Arab yang berada di bawah kekuasaannya dan mencap mereka sesat, telah meninggalkan ajaran Al-Qur;an, dan menyeleweng dari ajaran Islam. JADI MEREKA BERHAK UNTUK DIBUNUH OLEH KELUARGA SAUDI !!

Dalam sebuah buku tentang sejarah Keluarga Saudi hal. 98-101, ahli sejarah keluarga mereka telah mempopulerkan bahawa Dinasti Saud mendakwa semua penduduk Najd adalah kafir, maka darah mereka adalah halal, mereka berhak dibantai, harta mereka dirampas, wanita mereka dijadikan budak seks. Seseorang muslim tidak benar benar Muslim jika tidak mengamalkan ajaran yang berasal dari MOHAMMAD BIN ABDUL WAHAB (seorang Yahudi yang berasal dari Turki).

Ajaran dan doktrinnya memberikan kuasa kepada Keluarga Saudi untuk membumihanguskan kampong-kampung mereka. Mereka membunuh para suami dan anak-anak, merampas para istri, menikam perut wanita hamil, memotong tangan anak mereka dan kemudian membakar mereka!! Ditambah justifikasi doktrin faham wahabi bagi mereka untuk seenak pusernya sendiri membajak dan merampas harta penentang mereka.

Keluarga Yahudi ini telah melakukan banyak kezaliman dibawah panji ajaran Wahabi yang dicipta oleh Mordakhai untuk menyemai benih kekejaman di hati manusia. Dinasti Yahudi telah melakukan aksi kebiadaban sejak 1163 H . Sampai-sampai mereka telah menamakan semenanjung tanah Arab dengan nama keluarga mereka (Arab Saudi) sebagai sebuah negara kepunyaan mereka ,dan semua penduduk Arab adalah hamba mereka, bekerja keras untuk kemewahan mereka (Keluarga Saudi).

Mereka telah menghakmilikkan semua kekayaan negara tersebut sebagai harta pribadi. Jika ada yang berani mengkritik undang-undang dan peraturan buatan “rezim tangan besi” Dinasti Yahudi tersebut, pihak penguasa tak segan-segan memenggal kepala pengkritik di depan khalayak. Disebutkan bahwa salah seorang puteri mereka melewati masa liburnya dengan plesiran ke Florida, Amerika Serikat bersama para pembantu dan penasihatnya. Dia menyewa 90 kamar mewah (suite) di Grand Hotel dengan tariff satu juta dolar per malam!!! Rakyat yang mencoba bersuara memprotes lawatan sang puteri yang jelas-jelas menghamburkan uang Negara akan di tembak mati dan dipenggal kepalanya!!

Beberapa kesaksian bahwa Keluarga Saud merupakan keturunan Yahudi:
Pada tahun 1960,”Sawt Al Arab sebuah stasiun TV di Kairo, Mesir dan satu stasiun TV Yaman di Sana`a telah mempublikasikan bahwa Keluarga Saudi adalah keturunan Yahudi.

Raja Faisal Al-Saud pada masa itu tidak dapat menafikan bahwa keluarganya sangat berbaik hati kepada Yahudi. Bahkan di Koran Washington Post, tanggal 17 September 1969 dia menyatakan bahwa “Kami Keluarga Saud adalah saudara Yahudi. Kami tidak setuju dan menentang siapa saja dan para penguasa di Semenanjung Arab ini yang menunjukkan pertentangan terhadap Yahudi. Kita mestilah hidup bersama mereka dengan kasih sayang. Negara kami (Arab Saudi) juga merupakan cikal bakal dari keturunan Yahudi dan keturunannya telah tersebar ke seluruh dunia. Ini merupakan deklarasi Raja Faisal Al-Saud bin Abdul Aziz.

Hafez Wahbi, seorang anggota dewan penasihat Kerajaan Saudi menyatakan dalam bukunya yang bertajuk “Semenanjung Tanah Arab” bahwa Raja Abdul Aziz Al-Saud sebelum meninggal pada tahun 1953 telah menyatakan bahwa ”Ajaran kami(paham wahabi) mendapat tentangan dari seluruh kabilah Arab. Kakek kami Saud Awal, telah memenjarakan ketua kabilah Matheer. Apabila datang ketua kabilah lainnya yang berkeinginan membebasakan ketua kabilah Matheer, Raja Saud Awal memerintahkan supaya para tentaranya memenggal kepala mereka. Bahkan Raja Saud Awal mencoba memalukan mereka dengan menjemput mereka untuk diundang makan dari tempat duduk yang dibuat dari daging mangsa yang telah dipenggal, dimana kepala-kepala mereka diletakkan diatas pinggan makanan. Rombongan tersebut menjadi sadar dan enggan memakan danging saudara mereka, kemudian dia memerintahkan para tentara untuk memenggal kepala rombongan itu juga. Tindak pidana yang sungguh bengis dan tak manusiawi ini dilakukan oleh Raja Saud Awal terhadap manusia-manusia tak berdosa hanya karena mereka menentang kebijakan despotisnya.

Hafez Wahbi menyatakan lebih jelas lagi bahwa Raja Abdul Aziz Al-Saud termasuk salah satu orang yang harus bertanggung jawab dan berkaitan erat dengan drama pembantaian ketua-ketua Kabilah Matheer yang bermaksud menjenguk Faisal Al-Darweesh, salah satu tahanan Raja Saud. Dia menyeru agar warga dari Kabilah Matheer lainnya mengurungkan maksudnya untuk membebaskan pemimpin mereka, jika mereka bersikukuh mereka akan bernasib sama seperti pemimpinnya, yakni kepala mereka akan dipenggal.

 Dia telah membunuh Syekh tersebut dan menggunakan darahnya untuk berwudu` sebelum menunaikan shalat. Kesalahan Faisal Al-Darweesh pada waktu itu adalah mengkritik Raja Abdul Aziz Al-Saud karena Raja Saudi itu bersedia menandatangani sebuah dokumen perjanjian dengan pihak kolonial Inggris, tahun 1922 bertempat di Al-Aqeer. Dokumen perjanjian itu berisi penyerahan Negara Palestina kepada Yahudi.

Inilah politik kebijakan Rezim ini yang masih terus diamalkan oleh Keluarga Yahudi. Kredo gerakan mereka adalah merampas harta kekayaan negara lain, merompak, menipu dan melakukan pelbagai jenis kekejaman ,kezaliman,dan kekufuran- semua itu dilakukan bekerjasama dengan agama yang mereka cipta –Wahabi- yang membenarkan pemenggalan kepala penentang mereka.

(Diterjemahkan secara bebas dari sebuah naskah berbahasa Arab berjudul “Aly Sa’ud, Min Aina ? wa Ilaina?” yang ditulis oleh Muhammad Sakher dan merupakan hasil Penelitian dan Penelusuran Mohammad Sakher, seseorang yang akhirnya dibantai oleh rezim Saudi karena temuannya yang menggemparkan ini)

Wallahu A'lam.


 http://ibnucloudheart.blogspot.com

kultuit : Ibnu Dwi Cahyo #morsi

1.Kemenangan Morsi dr IM sbg presiden Mesir mengguncang dunia tp tak ada yg kaget.

2.Morsi yg berasal dr partai FJP (sayap IM) menyatakan dirinya mundur sebagai kader IM untuk konsentrasi sbg presiden mesir.

 3.Kemenangan sudah ditebak militer mesir di SCAF, krn itu mereka bubarkan parlemen.

 4. SCAF malu dong parlemen dan presiden disabet oleh Ikhwan, itu bentuk komitmen mereka pada Israel.

 5.Skaligus beri tanda pada negara2 barat, bahwa masih ada harapan untuk jegal ikhwan di Mesir.

 6.Namun cara2 SCAF ini kuno, mgkn kalo ini terjadi di 80-an dan 90-an masih manjur. Negara2 barat juga punya perhitungan sendiri.

 7.Tahu dong ikhwan aljazair menang pemilu 88% di awal 90-an lalu dikudeta militer+prancis, makanya Zidane, Benzema pindah.

 8.Insyaallah hal tsb ga akan terjadi. Masyarakat dunia memantau langsung. Negara2 barat perhitungkan sikap masyarakatnya.

 9.Negara2 eropa bisa dicap Kolonial dan Kuno oleh rakyatnya bila dukung SCAF terang2an.

 10.AS saat ini sedang "galau". Mereka punya kepentingan singkirkan pengaruh Rusia, Cina dan Iran di timur tengah.

 11.Di saat yg sama Turki serta jaringan Ikhwan terus tunjukkan kemenangan2 yg signifikan.

 12.Titiknya sekarang di suriah. Bila Ikhwan-oposisi berhasil gulingkan Asaad, maka pengaruh Iran, Rusia dan Cina habis.

 13.Krn Suriah adalah jembatan bagi Iran di lebanon (Hizbullah). Bila Suriah lepas, lebanon diyakini lepas pula.

 14.Kalo Iran tak punya sekutu LOKAL, masih mau Rusia dan Cina bantu Iran? No Free Lunch.

 15.Jadi ada titik temu Ikhwan dan AS. Dalam hal ini, yaitu Suriah. Makanya AS cenderung diam sikapi kemenangan

 16.Dikala Israel gemetaran, AS bs jd sedang lobi Ikhwan untuk masa depan timteng (kepentingan AS). Tp Ikhwan tak lugu2 amat.

 17.Kalo Suriah dan Mesir dikelola Ikhwan, apa jadinya Israel? Dikepung lawan dr 2 arah. Tinggal Jordania aja.

 18.Israel sedang lobi luar biasa ke AS, untuk bantu habisi Ikhwan. Tp Ikhwan sudah terlanjur kuat di Timur Tengah.

 19.Ikhwan diibaratkan Netanyahu sbg kanker stadium 4, tp terlalu beresiko untuk serang Mesir.

 20.Jalan satu2nya adalah cegah Ikhwan berkuasa di Suriah, itu strategi Israel saat ini, tp mungkinkah???

 21.Ikhwan sudah terlanjur kuat di timteng, itu sulit dielakkan oleh AS. Belum lagi kekuatan diplomasi Turki.

 22.Erdogan tawarkan suaka pada Asaad. Itu adlh strategi keluarkan Asaad dr Suriah lebih cepat. AS sering gunakan taktik serupa.

 23.Turki tak ingin terlihat terlalu pro-Ikhwan, Erdogan cs kebagian peran soft diplomacy. Mgkn hard juga.

 24.Dalam suasana chaos, Mossad (intelejen israel) lakukan banyak hal. Salah satunya tembak jatuh pesawat militer Turki.

 25.Memperkeruh suasana, agar tak jelas mana kawan-lawan. Itu dasar kerja mossad. Tp Erdogan kalem aja tuh.

 26.Arab Saudi dan Iran walau bermusuhan sama2 tak suka dgn kemenangan

 27.Saudi dan Iran sadar Ikhwan bisa habisi pengaruh politik mereka, Jordania sadar buka keran politik bagi Ikhwan.

 28.Ikhwan pun tahu benar bahwa Iran-Saudi tak akan pernah bisa koalisi, krn isu Sunni-Syiah.

 29.AS pun mulai sadar bahwa masa depan timur tengah bukanlah Iran atw Saudi, tp Ikhwan.

 30.Benturan banyak kepentingan macam AS,Saudi,Iran,Israel,Rusia,Cina dan Eropa memperumit revolusi, tp itu jd peluang pula.

 31.Lalu tugas pertama adalah rekonsiliasi seluruh elemen Mesir, terutama militer. Itu tugas berat.

 32.Setidaknya Erdogan akan jd contoh bagi bagaimana cara taklukkan kubu militer nan despotik.

 33.Iran siapkan cadangan yaitu Irak, dmana Presidennya berasal dr kubu Syiah. Iran jg sadar Ikhwan di Irak sudah cukup kuat.

 34.Untuk hindari chaos beberapa negara buka kran demokrasi spt Jordania dan Maroko.

 35.Pemimpin pemerintahan sementara Libya juga kader Ikhwan.

 36.Para thinker di gedung putih telah sampaikan ke Obama, Ikhwan tak bisa dibendung. Lebih baik kerjasama drpd memusuhi.

 37.Indonesia? Pasti kena efeknya. Yg pengen dpt durian runtuh kudu kuasai bahasa Arab. Investor Arab ga suka bahasa asing.

 38.Oke, fakta2 sudah di depan mata. Tentukan pilihan saat ini juga. Mau jadi penonton atw pemain utama, pilijan ada pada anda.


 https://twitter.com/#!/Ibnucloudheart

Jumat, 15 Juni 2012

kultuit @tifsembiring : Isra' Mi'raj

1. Insya Allah Senin ini 27 Rajab, peringatan Isra' Mi'raj. Banyak yg bilang peristiwa itu Nabi saw menerima perintah sholat, benarkah??

 2. Peristiwa Isra' Mi'raj terjadi tahun ke-11 kenabian. Rasulullah saw saat itu berumur 51 thn. Apakah sebelumnya Beliau saw tdk sholat?

 3. Jawabannya: Nabi saw sudah sholat sebelumnya, jadi apa dong hikmah Isra' Mi'raj. Baiknya lihat latar belakang sebelum dan sesudahnya

 4. Tahun ke-7 s/d ke-10 Kenabian, Beliau saw beserta Bani Hasyim diboikot oleh kaum Quraisy di Syi'ib Abd Muthalib. Tidak ditegur dan disapa

 5. Tdk boleh ada yg berjual beli dg keluarga Nabi saw. Tidak boleh dibantu, tidak boleh bermu'amalah. Keluarga Nabi saw sangat menderita.

 6. Pernah dapur beliau saw tdk mengepulkan asap 3 hari. Terpaksa memakan kulit kayu, daun2 bahkan kulit sepatu bekas yg di iris2 n direbus

 7. Khadijah ra pernah menangis melihat putrinya Fathimah, balita ini sdh ikut merasakan kelaparan. "Aku nggak apa2 ya Ummi", ucap Fathimah

 8. Shahabat pernah bilang "maa fiihi khalats"(tak ada lagi campurannya). "Kami makan spt hewan2 makan, kami makan daun dan keluar juga daun"

 9. Boikot berakhir pd thn ke-10 Kenabian, naskahnya dimakan rayap. Rasulullah saw sekeluarga mulai bernapas lega. Knp diboikot? Krn Islam...

 10. Namun ujian dari Allah swt belum usai, tiba2 Khadijah wafat, isteri tercinta tiada lagi. Tak ada pelabuhan hati, pemberi semangat, canda

 11. Ketika pergi tak ada yg mengantar ke pintu, ketika pulang ke rumah tak ada kekasih yang menanti. Hari2pun tidak secerah dulu, mendung...

 12. Rasulullah saw terlahir sebagai yatim, saat usia 6 th ibu Beliau wafat, usia 8 thn, kakeknya wafat. Lalu tinggal dg pamannya Abu Thalib

 13. Sangat kurang kasih sayang, yang baru ditemukan saat menikah Khadijah. Saat itu Nabi saw berusia 25 th, Khadijah sudah 40 tahun.

 14. Sebagai isteri yg setia, Khadijah selalu memberi semangat kpd Nabi saw, memanggil suami dg sebutan, "Ya Habibi" (Duhai Kekasihku)...☺

 15. Tidak lama setelah Khadijah wafat, menyusul pula Abu Thalib wafat. Kafir Quraisy kian meraja lela menganiaya Rasulullah saw.

 16. Suatu hari beliau saw mengajak zaid bn haritsah pergi ke thaif untuk berdakwah. Thaif berjarak 60 km dr Makkah, daerah hijau, srg hujan

 17. Mungkin penduduknya lebih ramah. Namun baru saja memasuki kota Thaif, sekelompok pemuda melempari beliau saw dg batu, hingga ber-darah2

 18. Nabi saw berlari, pucat dg tubuh yang luka2. Beliau saw sadar, Allah swt masih menguji kesetiaan kekasihNya yg bernama Muhammad saw

 19. Curhat Nabi saw, "Ya Allah kpd Engkaulah kucurahkan segala kelemahanku, kehinaanku, sedikit upayaku. Ya Arhamar Rahimin.

 20. Engkau adalah Rabb orang2 yg lemah. Kepada siapa aku ini Engkau serahkan. Kepada musuh yg akan memusnahkanku atau pd teman yg menolongku

 21. "Apapun yang Engkau timpakan padaku, asalkan Engkau tdk murka padaku Ya Allah, aku tak akan peduli...."

 22. Tidak lama dari Thaif, turunlah surat Yusuf. Allah swt bercerita, ada nabi lain yg lebih menderita. Saat usia 2 th Yusuf dibuang sdranya

 23. Dipungut, diperjual belikan, saat remaja ganteng, kena fitnah oleh zulaikha, masuk penjara. Puluhan tahun berpisah dg ayahanda Ya'kub

 24. Barulah pd tahun ke-11 Kenabian terjadi peristiwa Isra' Mi'raj. Diperjalankan dr Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu ke langit ke-7

 25. Dari langit ke-7 beliau saw naik ke Shidratul Muntaha, berjumpa dg Allah swt. Cahaya diatas cahaya. Tapi sempat berdialog dg Allah swt.

 26. Memang terjadi, atas usul Nabi Mus as, minta keringanan, hingga sholat yg tadinya 50x, menjadi 5x sehari semalam. Namun hikmah lain ada

 27. Yaitu dukungan moril, setelah didera ujian yang ber-tubi2 sebelumnya. Tentunya persiapan dakwah setelah hijrah ke kota Madinah.

 28. Demikian sekilas hikmah Isra' Mi'raj, semoga berkenan.

Sabtu, 02 Juni 2012

Merubah Mindset

Saya punya 1 halaqah yang terdiri dan anak-anak LIPIA, Mereka datangnya dari kampung, dari pesantren semuanya. Saya tahu mereka ini membawa background, di backmindnya itu ada psikologi orang kampung yang tidak pernah bermimpi menjadi orang kaya. Saya tanya kamu nanti setelah selesai dari LIPIA mau kemana? Mereka bilang Insya Allah kita mau pulang ke kampung mengajar di Ma’had, mengajar Bahasa Arab, Suatu hari saya ajak mereka, hari ini tidak ada liqa’, tapi saya tunggu kalian di Hotel Mulia. 

Saya ada di suatu tempat dan mereka tidak melihat saya. Saya suruh mereka berdiri saja di lobby. Mereka datang pakai ransel karena mahasiswa datang pakai ransel, diperiksa lama oleh security. Karena penampilannya sebagai orang miskin dicurigai membawa bom. Saya lihat dari atas. Itu masalah strata, kalau antum datang pakai jas dan dasi tidak ada yang periksa antum di situ, karena yang datang pakai ransel tampang kumuh. Kemudian mereka bertanya di mana antum ustadz, saya bilang antum tunggu saja di situ. Saya dekat dengan mereka tapi mereka tidak melihat, saya hanya memperhatikan apa yang mereka lakukan. Kira-kira 2 jam mereka saya suruh di situ, mondar-mandir di lobby. Minggu depan saya tanya apa yang antum lihat disana. Orang lalu lalang, jawab mereka.

Saya tanya, pertama, apakah ada satu orang yang lalu lalang yang antum lihat yang mukanya jelek, dia bilang tidak ada. Semuanya ganteng-ganteng semuanya cantik-cantik. Jadi ada korelasi antara wajah dan kekayaan, Makin kaya seseorang makin baik wajahnya. Kedua, ada tidak yang memakai pakaian yang tidak rapi kecuali antum. Dia bilang tidak ada, semuanya rapi. Jadi dengan latihan seperti ini pikirannya sedikit mulai terbuka. Karena ia membawa bibit dalam pikirannya untuk menjadi orang miskin. Sekarang alhamdulillah mereka bertiga sekarang ini sedang kuliah di Ul ambil S2 Ekonomi Islam.

Ikhwah sekalian jadi kita perbaiki insting kita. Pertama kali kita perbaiki tsaqafah kita. Jadi hadirkan buku-buku itu ke dalam rumah dan mulai dari sekarang anak-anak kita juga mulai diajari tentang uang. Ikutilah kursus-kursus tentang enterpreneurship supaya kita dapat memperbaiki dulu citra kita tentang uang.

Kedua, menyiapkan diri untuk menjadi kaya. Orang-orang kaya yang bijak itu mempunyai nasehat yang bagus, mereka mengatakan “sebelum Anda menjadi kaya latihanlah terlebih dahulu menjadi kaya”. Hiduplah dengan hidup gaya orang kaya. Orang kaya itu optimis. Bagi orang kaya biasanya tidak ada yang susah. Bagi mereka semuanya mungkin, karena itu mereka selalu optimis. 
Jadi yang harus dihilangkan dari kita itu adalah pesimis. Saya punya seorang teman sekarang menjadi kaya, dia datang ke Jakarta hanya sebagai pelatih karate dan tidak ada duitnya, tapi supaya tidak ketahuan oleh istrinya bahwa dia tidak punya pekerjaan, setiap habis sholat subuh dia pergi lari olahraga, setelah itu dia memakai pakaian rapi lalu keluar rumah. Dia juga tidak tahu mau kemana yang penting ke luar rumah. Istrinya tidak tahu kalau dia tidak punya pekerjaan. Nanti di jalan baru ditentukan siapa yang dia temui hari ini.

Langkah pertama perbaiki dahulu sirkulasi darah kita, olahraga dulu, supaya wajah segar makan yang banyak. Banyaklah makan yang enak, daging. Sering-sering makan yang enak. Menurut Utsman bin Affan makanan paling enak itu adalah kambing muda. Setiap hari mereka makan kambing muda. Makan yang enak, olah raga yang bagus supaya wajah kita berseri. Syeikh Muhammad Al-Ghozali dalam kitab Jaddid Hayataka mengatakan kenapa orang-orang Barat itu pipinya merah, karena sirkulasi darahnya bagus, gizinya bagus. Sedangkan kita orang-orang timur kalau ketemu itu auranya pesimis, tidak ada harapan. 

Biasakanlah kalau orang ketemu kita ada harapan yang terlihat, makanya kalau pilih warna baju pilihlah yang cerah-cerah, Ibnu Taimiyah mengatakan ada hubungan antara madzhab dan batin kita, pakaian apa yang kita pakai itu mempengaruhi kondisi kejiwaan kita. Jangan pakai pakaian orang tua. Ada anak umur 25 tahun pakaiannya pakaian orang tua, bagaimana nanti kalau umurnya 50 tahun pakaiannya seperti apa. Tampillah sebagai anak muda. Cukur rambut yang bagus, cukur kumis yang rapi janggut dirapikan. Rapi, supaya kita kelihatan ada optimisms. 

Belajarlah sedikit latihan menatap supaya sorotan mata kita kuat, perlu sedikit latihan menatap. Misalnya di pagi hari atau sore hari menjelang matahari terbenam, antum tatap matahari dan tidak berkedip matanya. Kalau bisa antum bertahan 1 menit itu bagus, Latihan saja sendiri. Di dalam kamar ambil lilin, matikan lampu, antum tatap itu lilin dan matanya tidak berkedip dan tidak berair. Nanti kaiau sudah terbiasa pandangan matanya kuat. Jadi kalau olahraga teratur, sirkulasi udara bagus, pikiran jadi segar, tsaqafah kita bertambah mulai memakai pakaian yang cerah-cerah.

Makanya Rasulullah itu senangnya memakai baju putih. Jangan pakai yang gelap-gelap atau warna yang tidak menunjukan semangat hidup. Jangan juga berpenampilan seperti orang tua. Sekadar untuk menunjukkan kita ini kelompok orang-orang shaleh kita pakai baju taqwa, itu pakaian orang Cina, pakailah baju yang segar agar dapat menunjukkan bahwa kita ada semangat. Walaupun Anda sudah berumur pun tetap pakai pakaian yang muda, jangan berpenampilan tua, Artinya kita harus merendahkan diri, sebab uban tanpa diundang dia akan datang. Tadi tidak perlu menua-nuakan diri dengan sekadar tampil kelihatan dewasa, tua, bijak. Tampillah sebagai anak muda yang gesit dan optimis.

Ketiga, bergaullah dengan orang-orang kaya, perbanyak teman-teman antum dan kalangan tersebut. Ini tidak bertentangan dengan hadits yang mengatakan dalam bab rezeki lihatlah kepada yang dibawah dan jangan lihat kepada yang di atas. Antum tidak sedang tamak ke hartanya, tetapi antum sedang belajar kepada mereka. Dahulu saya suka ceramah di kalangan orang-orang kaya. Waktu saya ceramah di rumahnya Abu Rizal Bakrie yang saat itu sedang berduit-duitnya, saya duduk dalam 1 karpet, ketika krismon pada waktu itu, sekretarisnya bilang pada waktu itu, tahu tidak berapa harga karpet ini. Saya bilang tidak tahu, saya pikir sejadah biasa. Dia bilang karpet ini harganya 100 ribu dollar.

Karpet kecil harganya 1,6 M. Waktu saya selesai ceramah dikasih amplop, amplopnya tipis. Saya bilang sama sekretarisnya. Ini amplop kembalikan kepada dia. Bilang sama beliau saya cuma ingin berkawan dengan dia. Dia belajar agama sama saya, saya belajar dunia sama dia. Kalau saya terima ini, nanti saya dianggap ustadz dan dia tidak dengar kata-kata saya. Saya mau bersahabat dengan dia. Jangan kasih saya amplop lain kali. Supaya kita bergaul. Setiap kali saya datang ke kelompok yang pengusaha kaya itu saya selalu menolak, saya tidak terima ini saya ingin bergaul dengan bapak, saya ingin jadi teman.

Alhamdulillah dari situ saya banyak teman dari kelompok orang-orang kaya, dan kalau datang kita belajar, saya bertanya sama mereka kenapa begini, bagaimana caranya, bertanya kita belajar. Memang di jurusan saya dia belajar dari saya kalau ada yang perlu didoakan panggil saya, bisa. Tapi kan saya tidak punya ilmu bikin duit sebelumnya, saya perlu belajar dari orang yang ahli. Jadi dalam bab itu saya murid, dalam bab saya dia murid. Jangan karena kita sering ceramah, terus semua orang kita anggap murid dalam segala aspek.

Saya bergaul dengan orang-orang kaya dan saya belajar dengan mereka. Saya belajar bagaimana caranya bikin duit, bagaimana caranya bikin perusahaan sama-sama dan saya tidak malu. Bergaul dengan mereka itu dari sekarang. Jangan tamak pada hartanya tetapi ambil ilmunya. Jangan minder bergaul dengan orang kaya seperti itu. Awal lahirnya reformasi, setelah kalah dalam pemilu 1999, kita Poros Tengah kumpul di rumahnya Fuad Bawazir. Semua orang diam, ada Amin Rais, Yusril, semuanya diam karena main. Karenanya kita semuanya kalah, tadinya sombong semua.

Pak Amin Rais mengatakan sebelum pemilu, “Nanti Golkar kita lipat-lipat, kita tekuk-tekuk, kita kuburkan di masa lalu.” Tidak tahunya Golkar masih di nomor 2. Partainya Pak Amin rendah perolehan suaranya. Suara umat Islam rendah, Jadi berkumpulah orang-orang kalah ini selama 2 hari. Waktu itu Pak Amin sedang dikejar-kejar terus oleh Dubes Amerika untuk membuat pernyataan bahwa pemenang pemilu legislatif yang paling layak jadi Presiden, tapi Pak Amin menghindar. Jadi saya datang ke rumah Pak Fuad Bawazier, saya bilang Pak Fuad, saya ini bukang orang politik, saya ini ustadz. Yang saya pelajari dalam syariat kita ini kalau kita sedang kalah seperti ini jalan keluarnya adalah i’tikaf. 

Kita belajar banyak istighfar, tilawah dan seterusnya. Jauhi dulu wartawan, mungkin dosa-dosa kita banyak sehingga kita kalah. Dia bilang bener juga ya. Cuma kalau kita i’tikaf di Indonesia tetap saja diketahui wartawan. Kalau begitu kita umrah, Antum ikut ya dari PKS umrah. 4 orang dari PAN, dari PKS sekitar 3 orang, 4 orang ini naik bisnis first class, sedang kita dikasih ekonomi. Yang beli tiket dia soalnya. Mau diprotes bagaimana. Kita cuma dihargai begini, terima apa adanya dahulu.

Tapi waktu itu kita dengan lugu datang menghadap Pak Fuad. Saya bilang Pak Fuad berapa harga tiket First Class. Dia bilang pokoknya 2 kali lipat dari harga ekonomi. Jadi kalau tiket ekonomi pada waktu itu 1000 dollar harga first class itu sekitar 2000 dollar. Kenapa kita tidak sama-sama di kelas ekonomi saja, dan selisihnya kita infaqkan untuk orang miskin. Ini kan masyarakat kita lagi susah. Dia ketawa dia bilang ya akhi, nanti ini ana infaq lagi insya Allah untuk orang faqir, tapi ana tolong dong di first class tidak mungkin ana turun di kelas bawah.

Kita tidak tahu apa nilai yang berkembang pada orang kaya, kenyamanan itu adalah nilai pada mereka. Mereka menghemat energi, tenaga. Dan, angka besar pada kita itu angka kecil bagi mereka. Uang 1 milyar 2 milyar itu uang jajan. Kalau kita, belum tentu punya tabungan sampai mati sejumlah itu. Itu masalah cita rasa. Cita rasa pada orang kaya itu berbeda. Ini yang kita pelajari, yang dianggap besar oleh mereka itu adalah ini. Dengan begitu kita menjiplak sedikit emosinya. 

Karena dalam pergaulan itu, kalau kita bergaul dengan seseorang itu, kalau bukan api dia parfum, Kalau dia parfum dia menyebarkan wangi, kalau dia api menyebarkan panas, Orang jahat itu api, kalau anturn dekat-dekat akan menyebarkan panas. Orang baik itu parfum, kalau antum dekat-dekat setidak-tidaknya bau badan kita tertutupi oleh parfum tersebut. Jadi ikut-ikut karena kita ingin perbaiki selera. Jadi antum kalau punya waktu-waktu kosong jalang-jalanlah ke mall, lihat-lihat orang kaya tidak usah belanja, liha-lihat saja dulu, memperbaiki selera. Datang ke showroom mobil, datang ke pameran mobil, lihat-lihat pegang-pegang. Rajinlah berdo’a. Bergaullah dengan orang kaya.

Selain itu, rajinlah berinfaq walaupun kita miskin. Gunanya apa? Supaya antum tetap mengganggap uang itu kecil dan supaya tidak ada angka besar dalam fikiran kita. Misalnya kita punya tabungan 10 juta, infaqkan. Supaya antum meneguhkan, mesti ada yang lebih besar dari ini. Jadi angka itu terus bertambah di kepala kita, walaupun dalam kenyataannya belum. Tetapi dengan berinfaq seperti itu, kita memperbaiki cita rasa kita tentang angka. Bukan sekadar dapat pahala tetapi efek tarbawinya bagi kita akan bertambah terus. Kita belum pernah merasakan bagaimana menginfaqkan mobil, sekali waktu kita berusaha untuk menginfaqkan mobil. Begitu antum punya uang sedikit terus berinfaq, terus seperti itu kita latih sambil menjaga jarak. Kita membuat sirkulasi jadi bagus.

Kelima adalah mulailah melakukan bisnis real. Terjun ke dalam bisnis secara langsung. Karena Rasulullah SAW mengatakan 9 per 10 rezeki itu ada dalam perdagangan. Saya juga ingin menasehati ikhwah-ikhwah yang sudah jadi anggota DPR dan DPRD, jangan mengandalkan mata pencaharian dari gaji DPR dan DPRD. Itu bahaya. Sebab belum tentu kader-kader di Riau ini nanti masih menginginkan Pak Khairul untuk periode selanjutnya. Belum tentu juga jama’ah menunjuk kita lagi sebagai anggota dewan, padahal gaya hidup sudah berubah. Anak-anak kita kalau kenalan dengan orang, bapak saya anggota dewan padahal itu hanya sirkulasi. Jadi setiap kali kita mendapatkan pendapatan dari gaji karena pekerjaan seperti ini, kita-harus hati-hati itu bahaya. Jadi pendapatan paling bagus itu tetap dari bisnis. Oleh karena itu, mulai sekarang itu belajarlah terjun ke dunia bisnis.

Jatuh bangun waktu bisnis tidak ada masalah, terus saja belajar. Tidak ada juga orang langsung jadi kaya. Yang antum perlu terus berbisnis. Begitu juga dengan para ustadz, teruslah bisnis. Begitu juga dengan seluruh pengurus DPW-DPD dan seterusnya. Teruslah berbisnis. Lakukan bisnis sendiri. Sesibuk-sibuknya kita, kita perlu mempunyai bisnis sendiri sekecil-kecilnya. Tidak boleh tidak. Itulah sumber rezeki yang sebenarnya. 

Kalau antum mau kaya sumbernya adalah dagang. Rezeki itu datangnya dari 20 pintu, 19 pintu datangnya dari pedagang dan hanya 1 pintu untuk yang bekerja dengan keterampilan tangannya, yaitu para professional. Misalnya akuntan itu kan professional, pekerja pintar, tapi kalau sumber rezekinya satu makanya uangnya terbatas. DPR juga begitu sumbernya satu, yakni gaji bulanan, itu hanya 5 tahun. Itu pun kalau tidak di PAW sebelumnya. Jadi kalau saya ketemu dengan ikhwah dari dewan, hari-hati jangan sampai mengandalkan mata pencaharian dari situ. Selain itu potongan dari DPP, DPW, DPD juga besar. Untuk ma’isyah sendiri kita harus cari di sumber lain.

Waktu kita terjun ke bisnis, kita pasti gagal. Gagal pertama, gagal kedua, gagal ketiga, gagal keempat tapi teruslah jangan pernah putus asa. Saya punya partner bisnis. Dia mulai bisnis umur 16 tahun, semua jenis pekerjaan sudah dia lakukan. Pada suatu waktu dia mempunyai 38 perusahaan tapi dari 38 perusahaan ini hanya 6 yang menghasilkan uang, Kita lihat berapa ruginya. Jadi seringkali kita salah pandang terhadap orang kaya. Kita pikir tangannya tangan dingin semua yang disentuh jadi uang. Ternyata tidak juga.

Jadi hal-hal seperti itu harus kita hadapi secara wajar jangan shock kalau rugi. Jangan berfikir dengan berdagang antum akan cepat jadi kaya, yang menentukan antum cepat berhasil dalam dagang itu adalah secepat apa antum belajar. Cara belajar itu ada dua: baca buku atau sekolah atau bergaul dengan orang-orang sukses, nanti kalau sudah baca buku sudah bergaul dengan orang sukses, masih gagal juga. Teruslah berdagang, teruslah-bergaul, teruslah seperti itu karena setiap orang tidak tahu kapan saatnya dia ketemu dengan momentum lompatannya.