Oleh : Cahyadi Takariawan
Kita sudah sering mendengar kalimat itu, apalagi jika tinggal di wilayah Jawa. Gusti ora sare.  Allah tidak pernah tidur. Tuhan tidak pernah lalai terhadap perbuatan  hamba : kecil maupun besar, baik maupun buruk, tersembunyi maupun  terang-terangan, sendirian ataupun berkelompok, di tengah malam gulita  ataupun saat siang terang benderang.
Baru memiliki niat melakukan kebaikan, Allah telah melihat dan  mencatat. Apalagi ketika sudah benar-benar dilakukan sebagai sebuah  perbuatan baik. Baru berupa niat melakukan kejahatan, Tuhan telah  melihat dengan tepat. Apalagi ketika sudah benar-benar dikerjakan  sebagai perbuatan jahat.
Tidak ada selembar daunpun yang jatuh ke tanah, kecuali dalam  pengetahuanNya yang tak terbatas. Tidak ada setitikpun embun yang  menetes dari dedaunan di tengah hutan, melainkan dalam pengetahuan  Tuhan. Tidak ada seekor ikan kecil yang berenang di kedalaman lautan  lepas pada tengah kegelapan malam kelam, melainkan dalam pengawasan  Allah.
Maka apa yang engkau khawatirkan dalam kehidupanmu ? Dalam pengabdian  profesimu. Dalam perjalanan kariermu. Dalam dinamika dakwahmu.  Dalam  kehidupan politikmu. Dalam perilaku bisnismu. Dalam kegiatan  kemasyarakatanmu. Dalam administrasi keuanganmu. Dalam aktivitas seni  dan budayamu. Dalam interaksi sosialmu. Adakah engkau mengira Tuhan  melalaikanmu ? Dalam berbagai aktivitas itu ?
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya.( 1 )
Suatu ketika engkau merasa dicurangi dalam kegiatan politik. Lawan  politikmu telah menipu dengan terang-terangan, mereka memalsukan data  hasil pemilihan, mereka melakukan kecurangan sistemik, mereka melakukan  kejahatan politik. Engkau menjadi korban, engkau terzalimi, engkau  menjadi pihak yang dikalahkan. Berjuang engkau melawan kecurangan itu,  sampai ke pengadilan. Bukti telah engkau genggam, saksi engkau hadirkan,  namun persidangan mengalahkanmu.
Engkau merasa sakit hati karena dizalimi bertubi-tubi. Lawan politik  yang curang itu menduduki posisi yang engkau yakini sesungguhnya itu  hakmu. Ia tidak berhak duduk di kursi itu, karena ia melakukan  kecurangan dan kejahatan dengan mencurinya darimu. Di titik itu engkau  meratap pilu, sambil bertanya dalam hati, “Masih adakah keadilan di muka  bumi ini?”
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun  perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Lawan politik yang curang  itu diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati hasil kecurangannya. Dengan  kasihNya yang maha luas, Tuhan memberikan kesempatan pula untuk insyaf  dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau  semakin membuat ia gelap mata. Namun pembalasan dariNya adalah ketetapan  yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan membalaskan sakit hatimu, dengan caraNya sendiri.( 2 )
Suatu ketika engkau merasa dibohongi dalam urusan bisnismu. Mitra  bisnismu telah menipu dan mencurangimu. Ia berlaku tidak amanah dan  melarikan uangmu. Bukan hanya itu, bahkan engkau mendapatkan beban  hutang akibat kecurangan mitra bisnis yang semula tampak demikian ramah  dan baik di matamu. Tidak dinyana, ia sangat tega melakukan penipuan  yang sangat merugikanmu.
Engkau memprosesnya ke meja hukum. Pengacara kondang engkau gunakan  untuk memuluskan perjuanganmu. Biaya yang besar engkau keluarkan demi  mendapatkan kembali hak-hak yang dicuri darimu. Ternyata keadilan tidak  berpihak kepadamu. Engkau dinyatakan kalah oleh proses pengadilan yang  berlangsung dalam waktu berbulan-bulan dan sangat melelahkan. Dunia  seakan gelap di matamu, bahkan engkau sudah tidak percaya bahwa masih  ada kebaikan yang tersisa di muka bumi ini.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun  perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Mitra bisnis yang curang  itu diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati hasil kecurangannya. Dengan  kasihNya yang maha luas, Tuhan memberikan kesempatan pula untuk insyaf  dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau  semakin membuat ia gelap mata. Namun pembalasan dariNya adalah ketetapan  yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan membalaskan sakit hatimu, dengan caraNya sendiri.( 3 )
Suatu ketika engkau merasa dikhianati oleh pasangan hidupmu.  Seseorang yang telah mendampingimu bertahun-tahun tega menyakiti hatimu.  Ia berlaku kasar dan sama sekali tidak menampakkan kebaikan kepadamu.  Engkau sangat yakin ia melakukan kesalahan, namun ia tidak pernah mau  mengaku. Bahkan ia semakin berani melakukan tindak kekerasan terhadapmu.  Engkau merasa pasrah, karena masih mengharapkan ia menjadi baik dan  tidak ingin merusak masa depan anak-anakmu.
Berbagai usaha engkau lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan  pasangan. Namun sepertinya ia semakin menjauh darimu. Semua kesalahan  ditimpakan kepadamu. Seakan semua itu salahmu, dan ia sama sekali tidak  peduli. Engkau hanya bisa menangis dan merenungi nasib diri yang  tersakiti. Disakiti oleh seseorang yang sangat engkau cintai, rasanya  semakin sakit lagi.
Semua kebaikan hatimu tidak pernah diapresiasi sama sekali.  Seakan-akan engkau tidak pernah melakukan kebaikan apapun selama ini.  Padahal engkau merasa telah banyak mengalah demi kebaikan dan keutuhan  rumah tangga, namun seperti tidak ada pengaruh baginya. Ia tetap tega  menyalahkanmu dan menyakiti hatimu. Kebaikanmu tak ada nilai di matanya.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun  perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Pasangan hidupmu seakan  bisa memenangkanmu, padahal ia hanya menyakitimu. Tuhan masih memberikan  kesempatan untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan  kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun jika ia tidak  bertaubat, pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di  dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.( 4 )
Suatu ketika engkau merasa sakit hati. Di organisasi dakwah yang  engkau ikuti, semua program kerja telah engkau tuntaskan. Bukan hanya  itu, engkau juga telah banyak memberikan kontribusi yang sangat berarti  bagi perkembangan organisasi. Harta, tenaga, pikiran, waktu, dan  berbagai  fasilitas telah engkau sumbangkan demi kemajuan dan kesuksesan  dakwah. Engkau telah menempuh jalan panjang yang melelahkan, merintis  kebersamaan sejak awal dalam organisasi itu, hingga akhirnya organisasi  semakin besar dan berkembang pesat.
Namun semua pengorbanan yang engkau berikan seakan tidak ada lagi  arti. Di saat percepatan kaderisasi berhasil dicapai, muncullah banyak  wajah-wajah baru memimpin organisasi. Mereka tidak mengenal siapa dirimu  dan apa pengorbananmu. Mereka tidak pernah membaca sejarah, seakan  organisasi itu sudah langsung besar sejak lahirnya. Mereka tidak  mengerti jejak perjuanganmu yang berdarah-darah dan berlelah-lelah. Kini  engkau melihat, mereka telah menikmati hasilnya.
Tiba-tiba namamu menjadi asing. Dalam daftar nama pengurus baru itu,  tak ada nama dirimu. Engkau menyadari bahwa pergantian adalah kemestian.  Namun engkau menjadi heran, mengapa daftar pengurusnya diisi oleh  orang-orang yang tidak memenuhi kualifikasi ? Engkau tidak kecewa  lantaran dirimu tidak masuk dalam kepengurusan, namun engkau kecewa  lantaran engkau tidak pernah diminta pertimbangan sama sekali. Sebagai  senior engkau banyak mengerti tentang hitam putih organisasi ini, namun  ternyata suaramu tidak didengar lagi.
Engkau mengerti ada pihak-pihak di organisasi yang bermain politik di  dalam. Permainan ini telah menyingkirkanmu dari gelanggang  kepemimpinan. Engkau hanya bisa terdiam dan menyendiri. Seperti inikah  apresiasi yang kalian berikan kepada orang-orang yang ikut membesarkan  organisasi ? Engkau hanya bertanya dalam hati. Namun kecintaanmu kepada  dakwah telah membuatmu tetap bertahan dan bekerja dengan sepenuh  konsistensi.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun  perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Tuhan sangat mengerti  siapa saja yang berjuang dan bekerja di dalam organisasi. Tuhan pasti  akan memberikan balasan bagi setiap tetes perjuangan dan kelelahan yang  telah engkau sumbangkan dengan ikhlas di jalanNya. Engkau tidak perlu  khawatir bahwa namamu tidak dikenal lagi oleh para pemimpin organisasi,  karena Tuhan tidak akan pernah melalaikanmu.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.( 5 )
Engkau merasa telah banyak mengalah. Semua engkau lakukan demi  menjaga kebaikan dan kebersamaan. Apalah artinya jabatan, apalah artinya  posisi, dibanding dengan nikmatnya persaudaraan. Mengalah demi  kebersamaan adalah bagian dari kebaikan.
Kadang engkau bertanya nyinyir, sampai kapan ? Sementara ada pihak  yang terus saja tertawa bangga dan memanfaatkan semua sikap mengalahmu.  Seakan mereka tengah melihat Opera van Java.
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun  perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Sikap mengalahmu, sikap  bersabarmu, sikap dewasamu, semua ada nilai di hadapanNya.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar