Rabu, 14 Maret 2012

Gusti Ora Sare


Oleh : Cahyadi Takariawan
 
Kita sudah sering mendengar kalimat itu, apalagi jika tinggal di wilayah Jawa. Gusti ora sare. Allah tidak pernah tidur. Tuhan tidak pernah lalai terhadap perbuatan hamba : kecil maupun besar, baik maupun buruk, tersembunyi maupun terang-terangan, sendirian ataupun berkelompok, di tengah malam gulita ataupun saat siang terang benderang.

Baru memiliki niat melakukan kebaikan, Allah telah melihat dan mencatat. Apalagi ketika sudah benar-benar dilakukan sebagai sebuah perbuatan baik. Baru berupa niat melakukan kejahatan, Tuhan telah melihat dengan tepat. Apalagi ketika sudah benar-benar dikerjakan sebagai perbuatan jahat.

Tidak ada selembar daunpun yang jatuh ke tanah, kecuali dalam pengetahuanNya yang tak terbatas. Tidak ada setitikpun embun yang menetes dari dedaunan di tengah hutan, melainkan dalam pengetahuan Tuhan. Tidak ada seekor ikan kecil yang berenang di kedalaman lautan lepas pada tengah kegelapan malam kelam, melainkan dalam pengawasan Allah.

Maka apa yang engkau khawatirkan dalam kehidupanmu ? Dalam pengabdian profesimu. Dalam perjalanan kariermu. Dalam dinamika dakwahmu.  Dalam kehidupan politikmu. Dalam perilaku bisnismu. Dalam kegiatan kemasyarakatanmu. Dalam administrasi keuanganmu. Dalam aktivitas seni dan budayamu. Dalam interaksi sosialmu. Adakah engkau mengira Tuhan melalaikanmu ? Dalam berbagai aktivitas itu ?
Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya.


( 1 )

Suatu ketika engkau merasa dicurangi dalam kegiatan politik. Lawan politikmu telah menipu dengan terang-terangan, mereka memalsukan data hasil pemilihan, mereka melakukan kecurangan sistemik, mereka melakukan kejahatan politik. Engkau menjadi korban, engkau terzalimi, engkau menjadi pihak yang dikalahkan. Berjuang engkau melawan kecurangan itu, sampai ke pengadilan. Bukti telah engkau genggam, saksi engkau hadirkan, namun persidangan mengalahkanmu.

Engkau merasa sakit hati karena dizalimi bertubi-tubi. Lawan politik yang curang itu menduduki posisi yang engkau yakini sesungguhnya itu hakmu. Ia tidak berhak duduk di kursi itu, karena ia melakukan kecurangan dan kejahatan dengan mencurinya darimu. Di titik itu engkau meratap pilu, sambil bertanya dalam hati, “Masih adakah keadilan di muka bumi ini?”

Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Lawan politik yang curang itu diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati hasil kecurangannya. Dengan kasihNya yang maha luas, Tuhan memberikan kesempatan pula untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan membalaskan sakit hatimu, dengan caraNya sendiri.

( 2 )

Suatu ketika engkau merasa dibohongi dalam urusan bisnismu. Mitra bisnismu telah menipu dan mencurangimu. Ia berlaku tidak amanah dan melarikan uangmu. Bukan hanya itu, bahkan engkau mendapatkan beban hutang akibat kecurangan mitra bisnis yang semula tampak demikian ramah dan baik di matamu. Tidak dinyana, ia sangat tega melakukan penipuan yang sangat merugikanmu.

Engkau memprosesnya ke meja hukum. Pengacara kondang engkau gunakan untuk memuluskan perjuanganmu. Biaya yang besar engkau keluarkan demi mendapatkan kembali hak-hak yang dicuri darimu. Ternyata keadilan tidak berpihak kepadamu. Engkau dinyatakan kalah oleh proses pengadilan yang berlangsung dalam waktu berbulan-bulan dan sangat melelahkan. Dunia seakan gelap di matamu, bahkan engkau sudah tidak percaya bahwa masih ada kebaikan yang tersisa di muka bumi ini.

Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Mitra bisnis yang curang itu diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati hasil kecurangannya. Dengan kasihNya yang maha luas, Tuhan memberikan kesempatan pula untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan membalaskan sakit hatimu, dengan caraNya sendiri.


( 3 )

Suatu ketika engkau merasa dikhianati oleh pasangan hidupmu. Seseorang yang telah mendampingimu bertahun-tahun tega menyakiti hatimu. Ia berlaku kasar dan sama sekali tidak menampakkan kebaikan kepadamu. Engkau sangat yakin ia melakukan kesalahan, namun ia tidak pernah mau mengaku. Bahkan ia semakin berani melakukan tindak kekerasan terhadapmu. Engkau merasa pasrah, karena masih mengharapkan ia menjadi baik dan tidak ingin merusak masa depan anak-anakmu.

Berbagai usaha engkau lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan. Namun sepertinya ia semakin menjauh darimu. Semua kesalahan ditimpakan kepadamu. Seakan semua itu salahmu, dan ia sama sekali tidak peduli. Engkau hanya bisa menangis dan merenungi nasib diri yang tersakiti. Disakiti oleh seseorang yang sangat engkau cintai, rasanya semakin sakit lagi.

Semua kebaikan hatimu tidak pernah diapresiasi sama sekali. Seakan-akan engkau tidak pernah melakukan kebaikan apapun selama ini. Padahal engkau merasa telah banyak mengalah demi kebaikan dan keutuhan rumah tangga, namun seperti tidak ada pengaruh baginya. Ia tetap tega menyalahkanmu dan menyakiti hatimu. Kebaikanmu tak ada nilai di matanya.

Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Pasangan hidupmu seakan bisa memenangkanmu, padahal ia hanya menyakitimu. Tuhan masih memberikan kesempatan untuk insyaf dan bertaubat. Terserah ia, akan memanfaatkan kesempatan itu atau semakin membuat ia gelap mata. Namun jika ia tidak bertaubat, pembalasan dariNya adalah ketetapan yang sudah pasti. Di dunia, ataupun ditangguhkan di akhirat nanti.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.

( 4 )

Suatu ketika engkau merasa sakit hati. Di organisasi dakwah yang engkau ikuti, semua program kerja telah engkau tuntaskan. Bukan hanya itu, engkau juga telah banyak memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan organisasi. Harta, tenaga, pikiran, waktu, dan berbagai  fasilitas telah engkau sumbangkan demi kemajuan dan kesuksesan dakwah. Engkau telah menempuh jalan panjang yang melelahkan, merintis kebersamaan sejak awal dalam organisasi itu, hingga akhirnya organisasi semakin besar dan berkembang pesat.

Namun semua pengorbanan yang engkau berikan seakan tidak ada lagi arti. Di saat percepatan kaderisasi berhasil dicapai, muncullah banyak wajah-wajah baru memimpin organisasi. Mereka tidak mengenal siapa dirimu dan apa pengorbananmu. Mereka tidak pernah membaca sejarah, seakan organisasi itu sudah langsung besar sejak lahirnya. Mereka tidak mengerti jejak perjuanganmu yang berdarah-darah dan berlelah-lelah. Kini engkau melihat, mereka telah menikmati hasilnya.

Tiba-tiba namamu menjadi asing. Dalam daftar nama pengurus baru itu, tak ada nama dirimu. Engkau menyadari bahwa pergantian adalah kemestian. Namun engkau menjadi heran, mengapa daftar pengurusnya diisi oleh orang-orang yang tidak memenuhi kualifikasi ? Engkau tidak kecewa lantaran dirimu tidak masuk dalam kepengurusan, namun engkau kecewa lantaran engkau tidak pernah diminta pertimbangan sama sekali. Sebagai senior engkau banyak mengerti tentang hitam putih organisasi ini, namun ternyata suaramu tidak didengar lagi.

Engkau mengerti ada pihak-pihak di organisasi yang bermain politik di dalam. Permainan ini telah menyingkirkanmu dari gelanggang kepemimpinan. Engkau hanya bisa terdiam dan menyendiri. Seperti inikah apresiasi yang kalian berikan kepada orang-orang yang ikut membesarkan organisasi ? Engkau hanya bertanya dalam hati. Namun kecintaanmu kepada dakwah telah membuatmu tetap bertahan dan bekerja dengan sepenuh konsistensi.

Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Tuhan sangat mengerti siapa saja yang berjuang dan bekerja di dalam organisasi. Tuhan pasti akan memberikan balasan bagi setiap tetes perjuangan dan kelelahan yang telah engkau sumbangkan dengan ikhlas di jalanNya. Engkau tidak perlu khawatir bahwa namamu tidak dikenal lagi oleh para pemimpin organisasi, karena Tuhan tidak akan pernah melalaikanmu.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.

( 5 )

Engkau merasa telah banyak mengalah. Semua engkau lakukan demi menjaga kebaikan dan kebersamaan. Apalah artinya jabatan, apalah artinya posisi, dibanding dengan nikmatnya persaudaraan. Mengalah demi kebersamaan adalah bagian dari kebaikan.
Kadang engkau bertanya nyinyir, sampai kapan ? Sementara ada pihak yang terus saja tertawa bangga dan memanfaatkan semua sikap mengalahmu. Seakan mereka tengah melihat Opera van Java.

Gusti ora sare. Tuhan tidak pernah lalai, apapun perilaku hambaNya, semua dalam pengetahuanNya. Sikap mengalahmu, sikap bersabarmu, sikap dewasamu, semua ada nilai di hadapanNya.
Tuhan yang akan memberikan apresiasi atas kebaikanmu, dengan caraNya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar