Jika Anda kader PKS, maka mulailah berkaca diri. Setidaknya magut-magut  di depan cermin untuk memperhatikan secara seksama apakah ciri-ciri  dzahir kader PKS sudah ada pada diri Anda. Setidaknya ada 5 ciri dzahir  kader PKS yang disampaikan oleh Ust. Qodar Slamet dari BPK DPP yang  kemarin sempat memberikan taujihnya di BAPELKES Makassar:
Ciri pertama, Simple (sederhana).
Artinya,  kader PKS dalam menjelaskan pemikirannya (fikrah), ide dan gagasannya  selalu sederhana. Tidak jelimet dan rumit. Menjelaskan Islam dengan  sederhana. Tidak perlu menggunakan filsafat dan logika yang panjang,  berbelit-belit, bertele-tele, namun kabur makna. Simple! Menjelsakan  platform dan tahapan perjuangannya juga dengan simple. Memahami politik  juga dengan simple. Tidak dikabur-kaburkan apalagi membohongi. Bahkan  sesuatu yang rumit untuk dicerna, diolah sedemikian rupa sehingga ketika  dibawa ke tengah masyarakat semuanya menjadi simple. Oleh karena itu  kader PKS yang sesungguhnya mudah bergaul dengan siapa saja, kapan saja  dan dimana saja. Tidak pandang status sosial, pekerjaan, pendidikan,  ideologi, apalagi agama. Simple!
Lawan simple adalah rumit.  Sesuatu yang sederhana selalu dibuat rumit. Sesuatu yang mudah selalu  dibuat sulit. Islam dipahami dengan begitu rumit, hingga orang putus asa  untuk mampu memahaminya. Bahasanya tinggi, tak terjangkau oleh orang  biasa-biasa saja. Politik di pahami dengan sangat rumit. Apalagi  integrasi politik dan dakwah, menjadi maha rumit, sangking rumitnya tak  bisa dijelaskan kepada orang biasa-biasa. Bahkan mungkin, saking  rumitnya hingga memang tak bisa dijelaskan dengan bahasa manusia.  Na’udzu billah…
Ciri kedua, Ash-Shalah.
Artinya,  kader PKS senantiasa memperhatikan shalat. Bukan hanya kewajiban  menjalankan atau tidak, tetapi memperhatikan seluruh unsur keutamaannya.  Oleh karena itu kader PKS adalah mereka yang menjaga shalat  berjamaahnya di Masjid, bukan di luar Masjid. Hanya udzur syar’i (hujan  atau sakit) yang betul-betul mampu menghalangi kemauan kader PKS untuk  meluncur ke Majid saat adzan telah dikumandangkan. Dan indikator  utamanya adalah shalat Subuh. Sebab shalat Subuh inilah indikator  keimanan atau kemunafikan seorang muslim menurut Rasulullah Saw.
Ciri ketiga, At-Tilawah (Tilawatil Qur’an).
Artinya,  kader PKS senantiasa bersama Al-Qur’an dalam setiap jengkal hidupnya.  Selalu ada mushaf menemani langkahnya. Dan pada setiap waktu yang  senggang, tak peduli dimanapun, kader PKS selalu tilawah. Al-Qur’an  begitu dicintainya, hingga ia ada di sakunya, di HP-nya, di Laptopnya,  di PC-nya, bahkan di blognya. Subhanallah!
Demi Al-Qur’an, kader  PKS meninggalkan perbuatan sia-sia, seperti: Bercengkrama ngolor-ngidul  nda’ ada temanya (apalagi ngomongin ikhwan atawa akhwat ter keren sa’  jagad raya), kongkow-kongkow di sekretariat sambil ketawa-ketiwi sampai  ashma, mainin FIFA 2009 sampe jam 3 subuh (nah siapa itu ya?), atau  nonton film-film terbaru tiga kali sehari (kayak minum obat saja). Semua  itu ditinggalkan demi kekasih tercinta, Al-Quranul Kariim…
Ciri keempat, Al-Jundiyah (militan).
Ciri  militansi adalah “kami dengar, kami laksanakan” (sami’na wa atha’na),  itulah ciri kader PKS. Militansi pertama adalah militnasi pada perintah  Allah, yaitu bersegera melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, baik  yang di dengarkan dari Al-Qur’an maupun dari hadits-hadits Nabi. Tidak  terbiasa menunda-nunda melakukan kebaikan yang diperintahkan oleh Allah  dan Rasul-Nya. Sebab bagi kader PKS, hidup adalah hari ini, dan esok  adalah sesuatu yang tidak pasti.
Militansi kedua adalah miltansi  pada perintah qiyadah. Seberat apa pun atau sesepele apapun perintah  itu. Entah itu perintah membuka medan da’wah baru di pulau antah  berantah, atau hanya sekedar menjadi tukang sapu-sapu di markaz da’wah,  semuanya dilaksanakan dalam ketaatan. Baik dalam lapang, maupun dalam  sempit. Baik dikala senang, maupun dikala susah. Dalam keadaan apa pun,  kader PKS senantiasa amanah dengan perintah yang telah diberikan  padanya. Tak peduli qiyadahnya berusia sangat muda, yang pengalamnnya  masih sebiji jagung, apalagi tergolong yunior dalam masa tarbiyah, jika  dia adalah qiyadah, maka kader PKS siap melaksanakan amanahnya…
Ciri kelima, Al-Akhlaq.
Artinya  salah satu cara mengenali kader PKS adalah pada akhlaknya. Mereka  memiliki akhlak dan perangai yang unik, sopan, santun, murah senyum,  rendah hati, suka menolong, berkata lembut, penyayang dan sebagainya.  Kumpulan akhlakul karimah itu terpancar dari hati mereka yang bening  oleh dzikir, pikiran mereka yang jernih oleh tarbiyah. Mereka tak rela  melihat tetangga krelaparan. Merek tak tega melihat orang lain  kesusahan. Mereka begitu hilm, dan air mata mereka mudah menetes oleh  fenomena hidup yang beraneka warna.
Mereka begitu menghargai dan  menghormati siapa saja, bahkan terhadap yang membencinya sekalipun. Dari  mulut mereka senantiasa mengalir kata-kata yang menggugah,  kalimat-kalimat penuh kasih sayang. Kader PKS anti kekerasan, sampai  kapan pun. Tangan mereka begitu ringan untuk menolong siapa pun. Karena  itu mereka mudah di temukan di setiap lokasi bencana. Mereka selalu  berada di garis depan membantu mereka yang dirundung musibah. Dan mereka  tidak suka hanya banyak bicara, mereka cinta pada kerja nyata.
Nah,  bagi yang merasa kader PKS dan membaca tulisan ini. Marilah sejenak  kita mengukur diri, sudahkah da’wah ini kita jiwai. Jika belum, masih  ada waktu untuk memperbaiki diri. Jangan sampai, da’wah yang begitu  indah ini menjadi rusak hanya oleh karena tampilan zhahir kita tak  pernah sejalan dengan pesan yang dakwah ini inginkan. Mari benahi diri  Akhi, Ukhti, agar da’wah ini merambah ke dalam hati dan jiwa-jiwa ummat  yang sedang mencari jati diri.
Dan tulisan ini, ku tulis untuk diriku sendiri, untuk jadi cemeti, agar hari-hari esok aku bisa lebih baik lagi, Amin…
Dikutip dr blog Ust Irwan di Makassar..

Syukran. InsyaAllah Aamiin Yaa Rabbal Alamiin
BalasHapus👍👍👍
BalasHapus