dakwatuna.com - “Tak ada lagi nikmat terindah selain merasakan nikmatnya Islam”
Beberapa  hari lagi kita akan menghadapi ‘Idul Fitri, di mana sebuah hari yang  merupakan penghujung akhir dari bulan penuh keindahan ini yakni  Ramadhan. Begitu besar keindahannya sehingga bagi orang beriman akan  merasa sedih sekali ditinggal oleh Ramadhan ini, karena memahami bahwa  esok tak pernah bisa diketahui apakah akan bertemu atau tidak.
Beberapa  waktu yang lalu, ada sebuah kejadian yang membuat saya sedih.. sedih  sekali. Suatu sore saat selepas pulang kerja, tak sengaja saya melewati  kerumunan para abang becak. Dengan senyum sapa yang terukir, itulah yang  memang harus di sampaikan pada sesama muslim. Namun ada kejanggalan di  hati, ketika melihat para abang-abang ini tengah terlihat menikmati  isapan rokok di saat berpuasa sambil membicarakan sesuatu yang penting  sepertinya. Sayup-sayup pembicaraan itu sepintas saya dengar, yakni  pembicaraan mengenai THR. 
Memang di kompleks saya tinggal terbiasa para  abang becak juga mendapatkan hadiah ya kalau di istilahkan THR mungkin.  Inilah yang menjadi pembicaraan serius di tengah isapan rokok di antara  mereka, selepas melewati kerumunan itu kemudian saya berfikir tentang  apa yang dilihat dan didengar. Waktu itu terpikir seperti ini, apakah  manusia lupa bahwa yang paling penting di saat-saat akhir Ramadhan ini  adalah THR dari Allah mengapa banyak orang lebih suka dan lebih serius  membicarakan THR dunia yang nota bene ketika beberapa saat saja  dibelanjakan pasti habis. Lalu kemudian mengapa tak pernah serius  membicarakan apakah tahun ini kita mendapatkan THR dari Allah dengan  mendapatkan Lailatul Qadr yang nilai nominalnya 83 tahun?
Kemudian  saya teringat akan hadits “barang siapa akhirat menjadi obsesinya, maka  Allah akan melancarkan semua urusannya, hatinya kaya, dan dunia datang  kepadanya dalam keadaan tunduk…” (HR Ibnu Majah). Lalu ketika saya  merenungi hadits ini, apa yang menjadi menggusarkan jiwa ya.. masalah  THR dunia yang belum dikasih mengapa menjadi sesuatu yang seakan-akan  besok mau kiamat, padahal yang paling penting di akhir Ramadhan apakah  dosa-dosa kita diampuni atau tidak, apakah ibadah shaum kita diterima  atau tidak, apakah tahun ini kita mendapatkan THR dari Allah berupa  Lailatul Qadr atau tidak? Dan yang menyedihkan kita meributkan THR  manakala kita dengan sombongnya tidak mau berpuasa, padahal dunia dan  isinya adalah milik Allah, rezeki juga miliki Allah, dan juga Allah  berhak ke mana rezeki itu akan mengalir.
Bukan tidak boleh  mengharapkan diberikan THR, namun jangan sampai hal dunia mengubur jiwa  kita mengharapkan THR akhirat. Jika sampai diri kita menomorduakan Allah  maka sungguh rugilah kita, karena yang punya segalanya Allah, kalau  Allah mau gaji kita, THR kita, pendapatan kita  dikunci rapat maka Allah  sanggup. Lalu harus ke mana lagi jika Allah saja tak mau melihat kita?  Inilah butuhnya ketekadan diri kita untuk terus menebarkan ilmu yang  kita miliki kepada orang lain, agar orang lain pun sama-sama mendapatkan  manfaat menjadi orang yang memiliki ilmu. Semoga Allah menghadiahkan  pada Ramadhan kali ini Lailatul Qadr, aamiin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar