1. Jalan #Ilmu ialah langkah alih bentuk kekayaan; dari materi ke kualitas diri. Seperti Thalut, dipilih Allah sebab kapasitas fisik & ilmu.
2. Imam Ath Thabari ketika menafsir kata "Rabbani" di QS 3: 79 dalam Jami'ul Bayan 'an Ayil Quran menyebut 5 kriteria, penempuh jalan #Ilmu.
3. Ke5nya: 'Alim, Faqih, Bashirun bis Siyasah, Bashirun bit Tadbir, Al Qaim bi Syu'unir Ra'iyah li yushlihu Umura Dinihim wa Dunyahum. #Ilmu
4. Penempuh jalan #Ilmu adalah dia yang 'Alim; sedang & terus berpengetahuan dengan pembelajaran tak kenal henti; mendalamkan & meluaskan.
5. Sang 'Alim tak mendikotomi #Ilmu jadi duniawi-agamawi; semuanya ilmu Allah selama dikaji dengan asmaNya & diguna bagi kemaslahatan insan.
6. Kemunduran abad IV hijriah, telaah Al Ghazali, di antaranya tersebab saling ejeknya para ahli #Ilmu nan terdikotomi duniawi & agamawi.
7. Saat itu, mereka yang belajar #Ilmu fiqh merendahkan pembelajar matematika, astronomi, kedokteran, perdagangan, kimia, tata negara,dll.
8. Sebutan "Budak Dunia" dilekatkan. Sebaliknya, para ahli fiqh dihujat "Munafiq": menjual #Ilmu agama tuk kepentingan dunia; harta & kuasa.
9. Ahli Fiqh, kata Al Ghazali, harus hargai #Ilmu lain; sebab urusan ibadah pun tak bisa lepas dari aneka pengetahuan di luar fiqh tersebut.
10. Bagi orang berpenyakit pencernaan misalnya, dokterlah yang akan jadi Mufti; apakah dia berpuasa Ramadhan atau tidak. Itu #Ilmu agamawi.
11. Demikian jua #Ilmu tekstil; ia sangat agamawi sebab terkait dengan sah-batalnya ibadah dalam tertutupnya aurat; jenis kain hingga model.
12. Pun #Ilmu politik, -Al Ghazali menyebut keengganan muslim berpolitik menyebabkan beberapa PM non muslim-, ia mulia asal akhlaq dijaga.
13. Jadilah 'Alim; ketahui banyak tentang banyak hal, atau minimal spesialis berwawasan luas yang suka berbagi #Ilmu hingga jadi titik temu.
14. Sebab terobosan besar biasanya tak datang dari pendalaman rinci spesialisasi, melainkan titik temu berbagai #Ilmu yang terbuka & maju.
15. Sejalan dengan jadi 'Alim, jadilah jua seorang Faqih. Jangan hanya menjadi perbendaharaan #Ilmu, fahami juga interaksi ilmu-realita.
16. Dalam umpama Asy Syafi'i, seorang ber #Ilmu tak cukup jadi Ahli Hadits, dia haruslah jua seorang Ahli Fiqh. Analoginya: Apoteker-Dokter
17. Ahli hadits & apoteker memahami #Ilmu segala bahan & racikan. Tapi otoritas beri ramuan & dosis pada 'pasien' ada di Ahli Fiqh & dokter.
18. Sebab ahli fiqh & dokter tak hanya berpegang #Ilmu bahan & racikan, melainkan juga mempertimbangkan kondisi fisik, organ, & metabolisme.
19. Maka mari menjadi Faqih; bagai Rahib khusyu' di laboratorium & atmosfer #Ilmu, bagai singa tangkas & cermat menghadapi persoalan nyata.
20. Sifat Rabbani ke-3, urai Ath Thabari; Bashirun bis Siyasah, melek politik. Fahami agar tak terbudak, gunakan ia luaskan #Ilmu keshalihan
21. Sebab politik menyentuh sisi terluas kehidupan komunal, insan ber #Ilmu jangan sampai rabun sampai tak sadar disalahguna oleh kejahatan.
22. Sebab kuasa kejahatan dunia politik yang berhasil memperbudak ahli #Ilmu akan menebar kerusakan yang sulit ditanggulangi. Mari waspada.
23. Sisi lain, penempuh jalan #Ilmu harus punya Political Awareness demi tercapainya tahap demi tahap tujuan kuasa keshalihan nan melayani.
24. Syaikh Munir Al Ghadhban dalam Manhaj Haraki mencatat bahwa semua langkah dakwah Nabi juga bisa dipandang sebagai langkah politik. #Ilmu
25. Lihat secontoh; Hijrah ke Habasyah. Mengapa yang berhijrah justru Ja'far, Utsman, & para bangsawan; bukan Bilal dkk nan tertindas? #Ilmu
26. Sebab ada tujuan politik kebajikan. Pertama, mengguncang kuasa tribalistik Quraisy; Makkah merenung saat warga terhormatnya pergi. #Ilmu
27. Ke-2; mengeksiskan muhajirin. Andai yang pergi para budak, Duta Besar Quraisy akan mudah mendeportasi mereka dengan alasan 'lari'. #Ilmu
28. Ke-3, menyiarkan kehadiran Islam pada dunia. Habasyah, subordinat Romawi nan istimewa, isu di sana menyebar ke seluruh kekaisaran. #Ilmu
29. Ke-4, Najasyi Habasyah dikenal adil & uskup-uskupnya berpengaruh. Interaksi muhajirin dengan mereka adalah pembelajaran berharga. #Ilmu
30. Demikianlah, ujar Al Ghadban, tiap langkah dakwah Nabi menunjukkan mendalamnya Political Awareness beliau; analisa maupun tindakan #Ilmu
31. Sifat Rabbani ke-4, catat Ath Thabari; Bashirun bit Tadbir; melek manajemen. Para ahli #Ilmu hendaknya memahami pengelolaan resources.
32. Bukan cuma soal perencanaan, penataan, pelaksanaan, & kendali; melainkan bagaimana mengelola hati dari sosok-sosok penuh potensi. #Ilmu
33. Lihat misalnya pemberdayaan SDM: "Yang terbaik dari kalian di masa jahiliah akan jadi nan terbaik dalam Islamnya, jika memahami." #Ilmu
34. Mengutip Al Ghadban, kita bisa telaah diangkatnya 'Amr ibn Al Ash sebagai panglima bawahi Abu Bakr & Umar begitu dia masuk Islam. #Ilmu
pesan sponsor:
Maafkan Shalih(in+at), KulTwit Jalan #Ilmu ini iramanya lambat, & kita lanjut besok insyaaLlah ya;) Selamat beristirahat diantar renungan ;)
35. Saking gembira & bangga dengan sambutan Nabi serta pengangkatannya sebagai panglima, 'Amr bertanya, "Siapa yang paling kau cinta?" #Ilmu
36. Maksud hati menyangka dirinya, tapi Sang Nabi menjawab dalam senyum, "'Aisyah". "Maksudku yang laki-laki!", desak 'Amr. "Ayahnya!" #Ilmu
37. 'Amr: Lalu siapa lagi? Nabi: Ayah Hafshah. 'Amr: Sesudah itu? Nabi: Suami Ummu Kultsum. 'Amr: Selanjutnya? Nabi: Suami Fathimah. #Ilmu
38. "Lalu kuhentikan tanya", aku 'Amr, "Sebab khawatir namaku disebut paling akhir." Pemuliaannya dahsyat, tapi Nabi jujur dalam cinta #Ilmu
39. Maka berangkatlah 'Amr bersama pasukannya, Ash Shiddiq & Al Faruq mengiring. Petang menjelang, mereka berkemah di cekungan gurun. #Ilmu
40. Saat beberapa memasak & hangatkan badan, mendadak 'Amr memerintahkan untuk mematikan api. 'Umar marah & bangkit, "Apa maksudmu?" #Ilmu
41. Abu Bakr menenangkan 'Umar yang keberatan & nyaris tengkar dengan sang panglima. "Taatilah Ulil Amri nan diangkat Nabi saudaraku!" #Ilmu
42. Setelah itu, 'Amr memerintahkan untuk tak bicara & tak bergerak. Lalu terdengarlah derap ratusan kuda & teriakan perang membahana. #Ilmu
43. Sadarlah semua bahwa mereka dipimpin panglima yang lihai membaca tanda alam & kehadiran musuh; 'Amr ibn Al 'Ash. 'Umar minta maaf. #Ilmu
44. Esok pagi, mereka sampai di tempat yang diarahkan Nabi. 'Amr menyuruh pasukan berhenti & minta izin untuk masuk kota seorang diri. #Ilmu
45. "Jika sampai Dhuhr tiba aku belum kembali", ujar 'Amr, "Serbu masuk di bawah pimpinan Abu Bakr!", pesannya. 'Umar memprotes lagi. #Ilmu
46. "Semua juga berhak atas jihad, bukan hanya kau sendiri! Semua harus ditanggung bersama!", kecam 'Umar. Abu Bakr menenangkan lagi. #Ilmu
47. Belum berakhir waktu Dhuha, 'Amr sudah kembali pada pasukannya disertai pemimpin kaum itu. Semua warga kini berislam tanpa syarat. #Ilmu
48. Semua kini tahu, Nabi pilihkan mereka panglima yang lisannya lebih tajam dari seribu pedang; 'Amr ibn Al 'Ash. 'Umar memeluknya.#Ilmu
49. Nabi hargai potensi besar macam 'Amr -juga Khalid- diiringi penginsyafan bahwa mereka harus berjuang lebih keras tuk cinta Ilahi. #Ilmu
50. Para pionir Islam ada di hati & cintanya. Tokoh hebat yang bergabung belakangan merasakan penghargaan, kesempatan bakti, & nasehat #Ilmu
51. Ketika 'Abdurrahman ibn 'Auf menentang kebrutalan Khalid lalu Khalid mengkasarinya, Nabi menegur Khalid dengan kalimat dahsyat. #Ilmu
52. Jangan pernah kau cela sahabatku hai Khalid. Demi Allah, andai kau infak emas segunung Uhud, takkan bisa samai segenggam kurmanya! #Ilmu
53. Apa Khalid bukan sahabat? Ya sahabat. Tapi 8 bln nan penuh kemenangan itu jadi mungil disandingkan 20 th luka & duka 'Abdurrahman. #Ilmu
54. Uhud; kata itu menusuk nurani Khalid. Di sana 'Abdurahman jadikan tubuhnya perisai lindungi Nabi saat Khalid berusaha bunuh beliau #Ilmu
55. Infaq; segenggam kurma 'Abdurrahman tak tertandingi emas sepenuh gunung. Tapi memangnya pernah 'Abdurrahman infaq cuma segenggam? #Ilmu
56. Sekali ajakan Nabi, 'Abdurrahman bisa mengeluarkan 40.000 dinar (x @ Rp. 1,67 Jt), kadang jua 1000 unta beserta seluruh muatannya. #Ilmu
57. Bagaimana mungkin Khalid -apa lagi kita- bisa mengejarnya? Sejak saat itu, Khalid yang semula ganas & angkuh jadi lebih terkendali #Ilmu
58. Kisah tentang 'Amr & Khalid adalah cerita melek manajemen tercontoh dari Sang Nabi untuk kita teladani sebagai penempuh jalan#Ilmu.
59. Kembali ke Ath Thabari, sifat ke-5 penempuh jalan #IlmuRabbani ialah Al Qaim bisy Syu'unir Ra'iyah liyushlihu Umura Dinihim wa Dunyahum
60. Artinya; terlibat aktif tegakkan urusan-urusan kerakyatan tuk memperbaiki perkara agama maupun dunia mereka. Ahli #Ilmuharus berjuang.
61. Asas utama langgengnya nilai & tatanan -baik kebaikan maupun kejahatan- adalah kebermanfaatan nan dirasakan kaum luas. (QS 13: 17) #Ilmu
62. Sebab kejahatan sering tersamarkan oleh keberhasilan yang diraihnya, ahli #Ilmu harus tak sekedar sukses, melainkan jua bermanfaat luas.
63. Keterlibatan ahli #Ilmu dalam pengentasan kemiskinan & distribusi sumberdaya jadi jaminan kesehatan & pendidikan; memuliakan keduanya.
64. Ahli #Ilmu semacam itu pasti menjadi inspirasi; GURU: di-GUgu (ditaati) & di-tiRU (diteladani). Ilmu jadikan amal shalihnya tumpah ruah.
65. Seperti Nabi; tak hanya membaca ayat & mensuci jiwa. Dia kenalkan Allah lewat kerja kebajikan; bebaskan budak, santuni fakir-yatim #Ilmu
66. Pun dalam tindasan, itu terus dilakukan; hingga kelak ketika menggenggam kuasa dengan jemari cinta, tak lagi gagap jamakkan karya. #Ilmu
67. Jalan #Ilmu yang berat ini dengan kelima kualitas nan dituntutkan via Tafsir Ath Thabari, harus dimulai dengan 6 modal ala Asy Syafi'i.
68. Ke-6 modal manusia pembelajar yang dinisbat pada Asy Syafi'i itu; Dzaka', Hirsh, Ijtihad, Dirham, Shahibul Ustadz, & Thuuluz Zaman #Ilmu
69. Modal ke-1 pembelajar di Jalan #Ilmu adalah dzaka': cerdas. Bukan sembarang cerdas, tapi kecerdasan yang dekat dengan zaka'. (kesucian)
70. Daya hafal, ketajaman telaah, & ketepatan simpulan berkait dengan kebersihan jasad dari barang haram & kesucian batin dari dosa. #Ilmu
71. Sebait terkenal dari Asy Syafi'i: Kuadukan pada Waki' buruknya hafalan #Ilmu-ku, maka dinasehatinya aku tuk tinggalkan maksiat kelabu..
72. ...Sesungguhnya #Ilmu Allah adalah gemerlap cahaya. Dan cahaya Allah takkan diberikan pada pendosa pendurhaka. -> (Waki' adalah gurunya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar