Jumat, 22 Juli 2011

Budaya Pamer

Alkisah, ada seorang kaya baru yang sangat ingin eksistensinya diakui. Maka, semua perilaku orang kaya ia ikuti. Ia main golf, membeli mobil mewah dan juga berbusana branded. Tak lupa ia membeli motor gede (moge) yang keren: Harley Davidson.

Ia pun mencoba motor barunya itu di jalan raya. Di perjalanan ia melihat mobil tetangganya meluncur di jalan yang sama. Ia mengejar mobil itu, setelah dekat ia berteriak, “Hey! Punya Harley, gak?” Dari dalam mobil tetangganya itu balas berteriak, “Pamer kamu! Sombong kamu! Mentang-mentang punya Harley!”

Dengan kesal sang tetangga itu mempercepat laju mobilnya. Seakan tak mau kalah, si orang kaya baru itu mengejar lagi dan kembali teriak, “Hey! Punya harley tidak?” Sang tetangga pun membalas dengan teriakan, “Dasar tetangga tukang pamer, sombong!” Ia lalu memacu mobilnya lebih cepat.
Si orang kaya baru itu berusaha mengejarnya. Namun sayang ia terjatuh karena menghindari truk yang datang dari arah berlawanan.

Melihat kejadian itu, tetangganya kemudian berhenti dan menolong si orang kaya baru sambil berkata, “Makanya jangan sombong. Mentang-mentang punya Harley. Begini balasan buat orang yang suka pamer.”
Dengan menahan rasa sakit orang kaya baru itu menjawab, “Siapa yang pamer? Saya tadi berteriak tanya kamu punya Harley atau tidak bukan mau pamer. Saya cuma mau tanya, dimana letak remnya?!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar