-Jangan terlalu fokus dengan sebab-sebab materi untuk mencapai kemenangan, tapi kurang fokus pada رَبُّ الْاَسْبَاب "Rabbul asbaab" (Allah yang menjadi Tuhan/Pemilik dari sebab-sebab).  
  -Jangan terlalu fokus dgn manajemen, idariyah, takhtith (perencanaan),  tapi kurang fokus dalam hak-hak Allah. Takhtith dan manajemen baru  efektif kalau dilakukan oleh tangan yg berwudhu, kening yg banyak sujud,  jiwa yg khusyu', hati yg tenang dan tunduk pd Allah. Tanpa itu,  sehebat-hebatnya manajemen dan takhtith yg dilakukan takkan memberi  kemenangan.
 -Apa yg dianggap orang adalah nafilah (sunah), bagi antum bernilai  faridhah (wajib). Dimana posisi antum dalam tilawah minimal 1 juz  sehari? Dimana posisi antum dlm raka'at-raka'at saat malam? Dimana  posisi antum dalam infak? Dimana posisi antum dlm raka'at dhuha?
-Lawan politik uang yg biasa dijadikan senjata lawan2 politik antum dengan akhlak, dengan ukhuwwah, dan dengan ubudiyah.... Bukan dengan uang juga.
 -Senjata antum hanya dua: hubungan baik dgn Allah dan akhlak dgn  manusia. Dengan itu, dua cinta berhimpun, cinta Allah dan cinta manusia.  Ustadz al-Banna mengatakan: nahnu nuqaatil an naas bil hubb (Kita menaklukan manusia dengan cinta).

 *)Syeikh Jum'ah Amin Abdul Aziz seorang tokoh senior dakwah dan juga  penulis buku-buku dakwah dan harakah diantaranya kitab Fiqih Dakwah yang  telah diterjemahkan dan diterbitkan Era Intermedia. 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar