Oleh : Ulis Tofa, Lc
Apa yang dirasakan oleh juara Euro 2008, Tim  Spanyol, ketika ia dipastikan menjadi juara dalam event besar itu? Tentu  luapan kegembiraan dan suka cita menyatu dalam diri mereka. Tidak hanya  pemain, pelatih, dan tim saja, bahkan semua warga negara Spanyol  menyatu dalam kegembiraan itu. Dunia memujinya, publik menyanjungnya.  Spanyol jadi buah bibir.
Keberhasilan itu hasil jerih perjuangan  panjang dan melelahkan. Penantian selama empat puluh tiga tahun untuk  merebut kembali predikat sang juara. Penuh kesungguhan dan kedisiplinan.
Bagaimana  jika piala itu datangnya dari Tuhannya manusia?. Bagaimana jika  predikat juara itu disematkan oleh Pemilik alam raya ini?. Bagaimana  jika yang menyanjung itu adalah Penentu kehidupan semua makhluk?.
Secara  fitriyah dan imaniyah, pasti orang akan berebut piala dan predikat  juara dari Tuhannya. Tentu jauh lebih mulia, istimewa dibandingkan  dengan sanjungan manusia.
Ya, itulah peraih sukses Ramadhan. Orang  yang mampu melewati event besar ini sampai finish dengan kesungguhan.  Ia meraih predikat taqwa, sebagai identitas tertinggi manusia. Ia meraih  piala Ar Royyan, surga spesial bagi shaaimin dan shaaimat.
“Hai  orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana  diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
“Sesungguhnya didalam surga ada pintu bernama Royyan, tidak ada yang memasukinya kecuali mereka yang shaum Ramadhan.” (Muttafaq alaih)
Bahkan tidak hanya itu, orang yang sukses Ramadhan, mengisinya dengan kesungguhan, akan meraih berbagai keistimewaan dan kemuliaan.
Karena  Ramadhan menjanjikan: Kelipatan pahala, pengkabulan do’a, pemudahan  amal shaleh, penghapusan dosa, surga dibuka lebar-lebar, neraka ditutup  rapat-rapat, setan-setan dibelenggu. Dan di dalamnya ada malam lailatul  qadar, malam lebih baik dari seribu bulan. Kebaikan senilai usia  rata-rata manusia, bagi yang meraihnya. Subhanallah!
Nabi saw. bersabda: “Bila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup, sementara setan-setan diikat.” (HR. Bukhari-Muslim).
“Setiap  amal anak Adam -selama Ramadhan- dilipatgandakan menjadi sepuluh kali  lipat, bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa, Allah swt.  berfirman: Puasa itu untuk-Ku, dan Aku langsung yang akan memberikan  pahala untuknya.” (HR. Muslim).
“Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-Muslim).
“Orang yang berpuasa doanya tidak ditolak, terutama menjelang berbuka.” (HR. Ibn Majah, sanad hadits ini sahih).
Yang lebih penting untuk diperhatikan di sini adalah, persiapan dan pengkondisian sebelum Ramadhan datang.
Seperti Tim Spanyol, yang harus berjibaku sepanjang waktu mempersiapkan diri menghadapi musim pertandingan.
Begitu juga dengan persiapan Ramadhan. Apa yang perlu dipersiapkan?Persiapan  fikriyah atau pemahaman tentang Ramadhan. Persiapan ruhiyah atau ibadah  ritual. Persiapan maddiyah atau fisik dan material.
Bulan Sya’ban  telah menjelang. Bulan di mana Rasulullah saw. meningkatkan aktivitas  ibadah. Bahkan diriwayatkan beliau hampir-hampir shaum sunnah sebulan  penuh.
Imam al-Nasa’i dan Abu Dawud meriwayatkan, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah. Usamah berkata pada Nabi saw.
“Wahai  Rasulullah, saya tidak melihat Engkau melakukan puasa (sunnah) sebanyak  yang Engkau lakukan dalam bulan Sya’ban.’ Rasul menjawab: ‘Bulan  Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh  kebanyakan orang. Di bulan itu perbuatan dan amal baik  diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat,  aku dalam keadaan puasa.”
Dari Aisyah r.a. beliau berkata: “Rasulullah  s.a.w. berpuasa hingga kita mengatakan tidak pernah tidak puasa, dan  beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan tidak puasa, tapi  aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh  kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak  puasa selain bulan Ramadhan kecuali pada bulan Sya’ban.” Imam Bukhari.
Subhanallah,  kondisi ruhiyah, fikriyah dan maddiyah sudah dipersiapkan sebulan,  bahkan dua bulan sebelum Ramadhan menjelang. Sehingga ketika Ramadhan  datang, kita sudah terbiasa, terkondisikan dengan kesungguhan dan  ketaatan. Dan karena itu kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan  Ramadhan akan dapat diraih. Keluar Ramadhan meraih predikat muttaqin dan  piala Jannatur Rayyan, insya Allah. 
Allahu a’lam

Tidak ada komentar:
Posting Komentar