Jumat, 22 Juli 2011

Topeng Kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari, saya menemukan banyak orang yang hidup dengan mengenakan topeng. Ada orang yang mengaku sukses dalam bisnis (milyarder), mobilnya mewah, aksesoris yang melekat di tubuhnya semuanya branded, ketika bicara omongannya muluk-muluk. Namun tunggakan hutangnya melimpah, kehidupannya rapuh. Menurut saya orang ini hidupnya bertopeng, yang tampak bukanlah aslinya.

Politisi yang berbicara atas nama rakyat, sering merasa memperjuangkan rakyat dan juga dipilih oleh rakyat. Namun dalam kehidupannya ia tak mencerminkan peduli dengan rakyat. Ia lebih sibuk mengumpulkan rupiah. Selalu minta dilayani bukan melayani.  Bahkan berani memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Menurut saya orang ini hidupnya bertopeng, politisi hanya dijadikan kedok untuk kepentingan pribadi

Bila Anda sudah menikah, tapi tak pernah memberi sesuatu yang dicintai pasangan Anda, tak pernah punya waktu berkualitas bersamanya, tak pernah memanjakannya. Juga, selalu ingin didengar tapi tak mau mendengar, selalu merasa paling berjasa dalam kehidupan rumah tangga. Menurut saya status Anda sebagai suami/istri hanya topeng. Dibalik semua itu Anda adalah monster yang menakutkan bagi  orang-orang di sekitar.

Tanpa orang tua, kita tak akan pernah ada di dunia. Secara logika seharusnya kita menjaga dan menghormatinya. Namun bila dalam kehidupan kita tak mampu membahagiakannya atau bahkan kata-kata kita sering melukainya, tak pernah mendoakannya, dan juga tak pernah memperjuangkan apa yang diinginkannya, maka saat itu pula kita sedang mengenakan topeng.

Bila profesi Anda sama seperti saya sebagai seorang inspirator kehidupan, sering bicara tentang indahnya hidup dan kebaikan… Namun bila dalam kehidupan sehari-hari banyak yang Anda katakan tapi tidak Anda kerjakan, pandai bicara tapi miskin perbuatan baik… Saat itulah Anda sedang mengenakan topeng kehidupan yang sangat berbahaya.

Semakin banyak topeng kehidupan yang kita pakai, kebahagian akan semakin menjauh dari kita. Perankanlah profesi dan status kita sebaik-baiknya. Hiduplah apa adanya tanpa harus membohongi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar