Rabu, 27 Juli 2011

DPP PKS: TAUJIH MENYAMBUT RAMADHAN 1432 H

 
“HUDHUR AGAR ZHUHUR”

فَأَصْبَحُواظَاهِرِينَ

بسم الله الرحمن الرحيم

والحمد لله رب العالمين، والصلاة على رسوله محمد وعلى آله أجمعين


عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمُؤْمِنُ إِلْفٌ مَأْلُوفٌ، وَلَا خَيْرَ فِي مَنْ لَا يُأْلَفُ، وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ


Dari Jabir –radhiyallahu anhu- Rasulullah SAW bersabda:”Seorang mukmin itu adalah orang yang bisa menerima dan diterima orang lain, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa diterima orang lain. Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna bagi sesamanya”. Musnad Asy Syihab Al Qudha’iy

Ikhwah fillah rahimakumullah

Menyambut bulan Ramadhan 1432 H marilah kita siapkan seluruh potensi dan daya kita untuk memaksimalkan bulan mulia itu dengan amaliyah yang mampu meningkatkan kualitas diri kita di hadapan Allah SWT, dan mampu meningkatkan posisi kita di tengah-tengah masyarakat.

Tampilnya ikhwah sebagai tokoh bagi umat ini adalah keniscayaan yang harus disadari oleh seluruh kader. Maka memanfaatkan momentum bulan Ramadhan ini DPP PKS menyerukan kepada seluruh kader untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Ikhwah fillah rahimakumullah

Ketokohan di masyarakat tidak akan datang tiba-tiba. Diperlukan proses panjang dan serius untuk menumbuhkannya sehingga mendapatkan pengakuan dari mereka. Secara umum menjadi tokoh masyarakat diperlukan beberapa syarat, antara lain:

1. Memiliki kemiripan atau kesamaan dengan mereka. Inilah yang bisa kita fahami dari beberapa ayat Allah yang menerangkan bahwa para rasul itu diutus dari suku bangsa mereka sendiri.

2. Memiliki keunggulan pada hal-hal yang dianggap sama atau yang menjadi identitas masyarakat itu.

3. Memiliki kongruensi (sama dan sebangun) dengan gambaran ideal pemimpin menurut masyarakat sekitar.

Dari itulah kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mampu menyesuaikan diri dengan kebaikan-kebaikan masyarakat di manapun kita berada

Ikhwah fillah rahimakumullah

Disamping itu, penokohan di masyarakat harus juga memperhatikan rambu-rambu agar dapat meminimalisir sisi negatif dalam proses ini. Proses yang bagus dan tanpa cacat saja masih mendapatkan reaksi negatif dari masyarakat, apalagi jika penokohan tanpa dibarengi kearifan. Dari itulah usaha penokohan kader di dakwah di lingkungan harus juga memperhatikan hal-hal penting seperti:

1. Tidak menjadi ancaman bagi tokoh lain, sebisa mungkin menjadi perekat bagi masyarkat yang hiterogen

2. Selalu membina hubungan baik terutama dengan tokoh dan orang-orang yang dihormati di wilayah itu

Ikhwah fillah rahimakumullah

Alhamdulillah dakwah di Indonesia ini berada dalam lingkungan masyarakat muslim yang secara umum memiliki mazhahir tadayyun sya’biy bulan Ramadhan yang tidak bertentangan dengan semangat dan nilai-nilai dakwah yang kita usung.

Mazhahir itu dapat kita kelompokkan seperti:

a. Mazhahir Ibadah

1. Shalat fardhu berjamaah.

Masyarakat muslim secara umum melaksanakan shalat fardhu di bulan Ramadhan dengan berjamaah di masjid maupun mushala di sekitar tempat tinggal, atau tempat kerja mereka. Pada point ini kader harus menjadi teladan terbaik dalam pelaksanaan shalat jamaah fardhu, dengan hadir lebih awal, serta mengajak anggota keluarga dengan catatan bahwa anak-anak yang dibawa tidak berpotensi mengganggu kekhusyukan jamaah.

2. Shalat Tarawih Berjamaah di masjid atau mushalla.

Masyarakat menganggap tarawih Ramadhan di masjid atau mushala adalah identitas keislaman yang sangat signifikan, maka kehadiran di jamaah itu sangat menentukan penerimaan atau penolakan terhadap keberadaan seseorang. Maka ditekankan kepada semua kader untuk melaksanakan shalat tarawaih berjamaah di masjid atau mushalla terdekatnya dengan mengabaikan khilaf fiqh dalam pelaksanaannya.

3. Mengikuti taushiyah/kultum di masjid/mushalla,

Bahwa pada bulan Ramadhan kaum muslimin di negeri ini sedang dalam kondisi siap menerima nilai-nilai, sedang meningkat semangat tadayyun mereka. Maka semua kader diharapkan berperan aktif dalam ini baik sebagai pemberi taushiyah atau menjadi pendengar, untuk menjadi teladan dan penyemangat bagi yang lain.

4. Mengikuti tadarrus Al Qur’an

Ramadhan dikenal sebagai syahrul Qur’an, budaya tadarrus Al Qur’an perlu disupport baik yang diselenggarakan di masjid, mushalla, atau rumah warga. Kader diharapkan berperan aktif dalam kegiatan ini.

5. Gemar Bersedekah.

Rasulullah SAW adalah seorang dermawan yang gemar bersedakah, dan di bulan Ramadhan ia lebih dermawan daripada angin yang berhembus. Maka dianjurkan kepada seluruh kader untuk menyediakan anggaran khusus infaq terutama mengisi kotak infaq di masjid/mushala, dan membiasakan anak-anaknya untuk gemar bersedekah pula. Demikian juga bersedekah dengan berbagi ifthar/hidangan buka puasa kepada tetangga.

b. Adat (kebiasaan sehari-hari)

Kebersamaan dengan masyarakat sering diukur pula dengan kesamaan dalam berpakaian, tingkah laku, dan tutur kata.

Di bulan Ramadhan pada umumnya masyarakat menghendaki atmosfir lingkungan yang islami, seperti suara tilawah, dzikir, dsb.

Demikian pula adab berpakaian. Kader diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan budaya busana masyarakat yang dihormati. Misalnya memakai peci, jas, sorban bagi penceramah di lingkungan tertentu. Memakai baju koko, sarung dan berpeci bagi jamaah di lingkungan yang menganggapnya sebagai kebaikan. Dsb.

c. Nasyath (Kegiatan)

Ramadhan sebagai bulan amal, memberi peluang amal kebaikan sejak penyambutan sampai pelepasan.

Kader diharapkan aktif dalam kegiatan-kegiatan positif menyambut Ramadhan seperti: Kerja bakti bersih-bersih masjid, mushalla, lingkungan tempat tinggal, pemeriksaan kesehatan menjelang Ramadhan, pawai menyambut Ramadhan, dsb.

Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ibadah sosial untuk menyempurnakan ibadah Ramadhan seperti: Bazar, pembagian ta’jil, ifthor jama’i.

Menyelenggarakan rekruting dengan berbagai kegiatan, misalnya: pesantren kilat, yaum ma’al qur’an bersama dengan masyarakat, i’tikaf asyrul awakhir, dsb.

Menyelenggarakan silaturrahim idul fitri dengan berbagai lapisan masyarakat.

Demikian taujih ini disampaikan untuk menjadi perhatian bagi semua kader.

Semoga Allah memudahkan semua niat baik kita dalam berdakwah di jalan-Nya.


*Bidang Kaderisasi DPP PKS

Surat keberatan Arif Munandar terhadap pemberitaan www.eramuslim.com

Depok, 26 Juli 2011

Kepada Yth.
Redaksi www.eramuslim.com
di Jakarta

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah, Rabb sekalian alam. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas diri Rasulullah SAW.

Melalui surat ini saya menyampaikan pernyataan keberatan atas pemuatan potongan-potongan Disertasi untuk memperoleh gelar Doktor di bidang Sosiologi yang saya pertahankan dalam Sidang Akademik Terbuka Universitas Indonesia pada tanggal 5 Juli 2011 yang lalu di www.eramuslim.com. Sejauh yang saya ingat, setelah sidang berlangsung saya diwawancarai oleh seorang wartawan eramuslim, namun saya tidak pernah dimintai ijin, maupun konfirmasi, untuk memuat Disertasi saya di Eramuslim. 

Beberapa hari kemudian saya memang dihubungi via SMS oleh Bapak Mashadi (Pemred Eramuslim) untuk meminta soft-copy ringkasan Disertasi saya untuk Eramuslim. Dan saya merespon dengan menanyakan alamat email untuk mengirimkan soft-copy tersebut. Namun sampai saat ini saya belum pernah mengrimkan soft-copy yang dimaksud karena saya berniat untuk melakukan konfirmasi terlebih dahulu tentang tujuan dan teknis pemuatannya.

Namun hal tersebut tertunda, dan belum saya lakukan hingga saat ini, karena saya mendapatkan kabar bahwa beliau mengalami kecelakaan lalu lintas dan dirawat di Rumah Sakit. Yang lebih fatal lagi, sesungguhnya hingga saat ini pihak Eramuslim belum memiliki versi lengkap dari Disertasi saya. Dengan demikian, besar kemungkinan bahan-bahan tersebut diambil dari Ringkasan Disertasi saya yang dibagikan pada saat Sidang Akademik.Surat pernyataan keberatan ini terhitung terlambat saya sampaikan karena saya bukan pembaca setia Eramuslim.

Saya hanya sempat membaca selintas wawancara saya. Itu tidak saya persoalkan, karena memang yang dimuat adalah jawaban-jawaban saya atas pertanyaan wartawan Eramuslim. Walaupun sesungguhnya saya keberatan dengan judul wawancara tersebut, “Arif Munandar: PKS Bingung dengan Identitasnya Sendiri”, karena tanpa penjelasan yang memadai judul itu sangat mungkin dipersepsikan negatif oleh pembaca. 

Namun kembali, yang lebih serius bagi saya adalah pemuatan potongan-potongan Disertasi saya di bawah beberapa judul, seperti “Arif Munandar: Faksionalisasi dalam PKS”, “Disertasi PKS Kembali ke Asholah”, “PKS Berubah menjadi Partai Pengejar Jabatan Publik”, dan “Ada Problem di dalam Tubuh PKS”. Saya baru mengetahui hal itu malam hari tanggal 26 Juli 2011 ketika ada seorang teman menelpon dan mengatakan bahwa yang ada di Eramuslim bukan hanya wawancara, namun juga potongan-potongan Disertasi saya.

Sebagaimana kita pahami bersama bahwa Disertasi adalah karya akademik yang tidak dipublikasikan. Hak pemublikasiannya sepenuhnya berada di tangan penulis. Sejauh ini saya hanya memberikan ijin tertulis pemublikasian Disertasi saya kepada Universitas Indonesia, sebagaimana layaknya karya akhir yang ditulis oleh mahasiswa UI. Sementara itu, “produk turunan” Disertasi saya, seperti Ringkasan Disertasi, baik berupa buku yang dibagikan kepada audiens Sidang Akademik Promosi Doktor saya, maupun berupa orasi ilmiah yang saya sampaikan pada sidang tersebut adalah naskah akademik yang diperuntukkan bagi forum akademik dimaksud. Dengan demikian, saya berkeyakinan bahwa Eramuslim tidak selayaknya mempublikasikan bagian-bagian dari Disertasi maupun Ringkasan Disertasi saya tanpa seizin saya sebagai penulis.

Lebih lanjut, pemahaman pembaca terhadap karya akademik seperti Disertasi hanya akan diperoleh ketika permasalahan dan pertanyaan penelitian, kerangka teoretik, data temuan, analisis, implikasi teoretik, kesimpulan, dan rekomendasi tersaji secara utuh. Sebaliknya, penyajian sebagian-sebagian, apalagi ditempatkan dalam kerangka tertentu dan disandingkan dengan opini wartawan/redaksi Eramuslim, akan mengundang persepsi dan pemahaman yang salah, menyimpang dari tujuan penelitian Disertasi saya, dan membawa dampak yang merugikan saya sebagai peneliti. Sebagai contoh, judul “PKS Berubah menjadi Partai Pengejar Jabatan Publik” sangat tendensius, dan saya sangat memahami jika hal tersebut menyinggung sebagian kader PKS. 

Padahal sesungguhnya dalam Disertasi saya hal tersebut adalah bagian kecil di mana saya sedang berupaya menempatkan PKS dalam tipologi partai politik berdasarkan orientasinya, yaitu the policy seeking party, the vote seeking party, dan the office seeking party (Wolinetz, 2002). Dengan kata lain, saya sedang mengkontekstualisasikan teori Wolinetz tersebut untuk membaca dinamika PK/PKS dari Pemilu 1999 ke 2004 dan 2009.

Oleh karenanya, melalui surat ini saya ingin menegaskan kepada para pembaca Eramuslim bahwa apa yang disajikan oleh Eramuslim pada tanggal 5 Juli 2011 di bawah judul-judul, “Arif Munandar: Faksionalisasi dalam PKS”, “Disertasi PKS Kembali ke Asholah”, “PKS Berubah menjadi Partai Pengejar Jabatan Publik”, dan “Ada Problem di dalam Tubuh PKS” sepenuhnya adalah persepsi redaksi Eramuslim terhadap Disertasi saya, dan bukan Disertasi itu sendiri. Di samping itu, saya meminta Eramuslim menghapus artikel-artikel tersebut dari arsip yang terdapat di website www.eramuslim.com. Selain itu, saya juga menyampaikan permohonan maaf kepada institusi PKS dan para kader PKS yang terganggu oleh artikel-artikel tersebut.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Atas perhatian redaksi dan pembaca Eramuslim, saya ucapkan terimakasih.
Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Dr. Arief Munandar, ME.

Selasa, 26 Juli 2011

Kader PKS Terima Penghargaan Otda dari Jepang

Seorang kader terbaik Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini menerima penghargaan dibidang Otonomi Daerah (Otda) dari Universitas Kyoto, Jepang pada 21 Juli 2011 lalu. Tak hanya itu, pada acara yang dihadiri oleh para Profesor dan Doktor dari berbagai universitas di Jepang, ia juga dinobatkan sebagai pembicara utama pada 'The 6th Indonesian Political Watch' yang diselenggarakan Universitas tersebut.

"Penghargaan ini tak lepas dari penilaian terhadap tokoh Indonesia yang dinilai memiliki andil besar dalam bidang otonomi daerah," kata Jazuli dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Selasa (26/7/2011).

Dalam penerimaan penghargaan tersebut, ia menjelaskan otonomi masyarakat merupakan bagian dari substansi otonomi selain otonomi dalam aspek administrasi dan pemerintahan.

Ia juga mengungkapkan bahwa prinsip kemandirian dalam konsep otonomi daerah, sejatinya terealisasi jika telah mencakup pemenuhan kebutuhan nyata masyarakat daerah, sumber daya yang ada di daerah dan partisipasi aktif para anggota masyarakat daerah. Menurutnya, konsep tersebut merupakan hasil pengamatan dan pengalamannya selama mengawal program Otda di DPR-RI.

"Semua itu merupakan perpaduan antara visi, pengalaman, dan evaluasi saya selama ini," imbuh tokoh Banten ini.

Lebih lanjut, Jazuli juga menyoroti bahwa otonomi di daerah bisa terwujud jika terdapat pemimpin yang cerdas sehingga bisa melihat potensi daerah dan mengelolanya secara inovatif. Selain itu reformasi birokrasi dari kelembagaan, sumberdaya dan ketatalaksanaan serta inovasi manajemen pemerintahan dan pembangunan menjadi poin penting mewujudkan otonomi daerah

"Otonomisasi dan partisipasi masyarakat, optimaliasi potensi daerah dan peningkatan kualitas pelayanan publik juga termasuk kunci sukses otonomi daerah," pungkasnya. [sumber: Tribunnews.com]

Minggu, 24 Juli 2011

Piala Ramadhan, Siapa Merebutkan?

Oleh : Ulis Tofa, Lc

Apa yang dirasakan oleh juara Euro 2008, Tim Spanyol, ketika ia dipastikan menjadi juara dalam event besar itu? Tentu luapan kegembiraan dan suka cita menyatu dalam diri mereka. Tidak hanya pemain, pelatih, dan tim saja, bahkan semua warga negara Spanyol menyatu dalam kegembiraan itu. Dunia memujinya, publik menyanjungnya. Spanyol jadi buah bibir.

Keberhasilan itu hasil jerih perjuangan panjang dan melelahkan. Penantian selama empat puluh tiga tahun untuk merebut kembali predikat sang juara. Penuh kesungguhan dan kedisiplinan.
Bagaimana jika piala itu datangnya dari Tuhannya manusia?. Bagaimana jika predikat juara itu disematkan oleh Pemilik alam raya ini?. Bagaimana jika yang menyanjung itu adalah Penentu kehidupan semua makhluk?.
Secara fitriyah dan imaniyah, pasti orang akan berebut piala dan predikat juara dari Tuhannya. Tentu jauh lebih mulia, istimewa dibandingkan dengan sanjungan manusia.

Ya, itulah peraih sukses Ramadhan. Orang yang mampu melewati event besar ini sampai finish dengan kesungguhan. Ia meraih predikat taqwa, sebagai identitas tertinggi manusia. Ia meraih piala Ar Royyan, surga spesial bagi shaaimin dan shaaimat.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
“Sesungguhnya didalam surga ada pintu bernama Royyan, tidak ada yang memasukinya kecuali mereka yang shaum Ramadhan.” (Muttafaq alaih)

Bahkan tidak hanya itu, orang yang sukses Ramadhan, mengisinya dengan kesungguhan, akan meraih berbagai keistimewaan dan kemuliaan.
Karena Ramadhan menjanjikan: Kelipatan pahala, pengkabulan do’a, pemudahan amal shaleh, penghapusan dosa, surga dibuka lebar-lebar, neraka ditutup rapat-rapat, setan-setan dibelenggu. Dan di dalamnya ada malam lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu bulan. Kebaikan senilai usia rata-rata manusia, bagi yang meraihnya. Subhanallah!

Nabi saw. bersabda: “Bila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup, sementara setan-setan diikat.” (HR. Bukhari-Muslim).
“Setiap amal anak Adam -selama Ramadhan- dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa, Allah swt. berfirman: Puasa itu untuk-Ku, dan Aku langsung yang akan memberikan pahala untuknya.” (HR. Muslim).
“Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-Muslim).
“Orang yang berpuasa doanya tidak ditolak, terutama menjelang berbuka.” (HR. Ibn Majah, sanad hadits ini sahih).

Yang lebih penting untuk diperhatikan di sini adalah, persiapan dan pengkondisian sebelum Ramadhan datang.
Seperti Tim Spanyol, yang harus berjibaku sepanjang waktu mempersiapkan diri menghadapi musim pertandingan.
Begitu juga dengan persiapan Ramadhan. Apa yang perlu dipersiapkan?
Persiapan fikriyah atau pemahaman tentang Ramadhan. Persiapan ruhiyah atau ibadah ritual. Persiapan maddiyah atau fisik dan material.

Bulan Sya’ban telah menjelang. Bulan di mana Rasulullah saw. meningkatkan aktivitas ibadah. Bahkan diriwayatkan beliau hampir-hampir shaum sunnah sebulan penuh.
Imam al-Nasa’i dan Abu Dawud meriwayatkan, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah. Usamah berkata pada Nabi saw.

Wahai Rasulullah, saya tidak melihat Engkau melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Engkau lakukan dalam bulan Sya’ban.’ Rasul menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang. Di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa.”

Dari Aisyah r.a. beliau berkata: “Rasulullah s.a.w. berpuasa hingga kita mengatakan tidak pernah tidak puasa, dan beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan tidak puasa, tapi aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa selain bulan Ramadhan kecuali pada bulan Sya’ban.” Imam Bukhari.

Subhanallah, kondisi ruhiyah, fikriyah dan maddiyah sudah dipersiapkan sebulan, bahkan dua bulan sebelum Ramadhan menjelang. Sehingga ketika Ramadhan datang, kita sudah terbiasa, terkondisikan dengan kesungguhan dan ketaatan. Dan karena itu kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan Ramadhan akan dapat diraih. Keluar Ramadhan meraih predikat muttaqin dan piala Jannatur Rayyan, insya Allah. 
Allahu a’lam

8 Tips Sambut Ramadhan

Oleh: Ulis Tofa, Lc

dakwatuna.com – Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat dirasakan dan diraih ketika ilmu tentang Ramadhan dipahami dengan baik.

Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keuataman Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka berdo’a selama enam bulan setelahnya, agar kesungguhannya diterima Allah swt. Kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan Ramadhan.

Bagaimana menyambut bulan Ramadhan? Berikut kami hadirkan “8 Tips Sambut Ramadhan” :

1. Berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal: Puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani)

2. Pujilah Allah swt. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah swt. kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. 

3. Bergembira dengan datangannya bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

4. Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

5. Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” Muhamad:21.

6. Pahami fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah swt. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahu.” Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Kondisikan qalbu dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs –pemberishan jiwa-. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. di bulan Ramadhan.

8. Tinggalkan dosa dan maksiat. Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” An-Nur:31. Lembaran baru kepada Muhammad saw., dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” 

Semoga Allah swt. memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan. Dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana. Allahu a’lam (io)

Bekerja untuk Islam, bekerja untuk indonesia

• Diskusi tentang cara apa yg paling tepat menegakkan Islam, saat ini menurut sy tidak relevan. Apalagi sampe ashobiyyah.

• Terlalu luas gap antara islam dan manusia muslim, masyarakat muslim dan capaiannya hr ini. #renungdiri

• Di sisi ilmu pengetahuan dan teknologi kita tertinggal. Yg mau bekerja untuk Islam di bidang ini. Silahkan bekerja.

• Pengusaha Muslim hari ini juga tertinggal dr yg lain. Yg mau bekerja untuk Islam di bidang ini. Silahkan bekerja.

• Di bidang pendidikan kita juga tertinggal. Yg buat sekolah hebat untuk Islam, silahkan bekerja. Gak bs besar, mulai yg kecil. #kerja

• Di bidang kesehatan. Rumah sakit islam juga tertinggal. Yg mau bikin Rumah sakit hebat untuk Islam, sgt ditunggu. Ga bs besar, kecil pun jd. #kerja

• Di bidang media kita tertinggal. Yg mau bekerja di wilayah ini. Amal sholihnya sangat dinanti umat. #kerja

• Yg mau membenahi politik. Kuat dg dunia abu2nya politik. Monggo, silahkan. Amal sholihnya dinanti umat. #kerja

• Islam sdh menyediakan konsepsi yg sempurna, tak ada cacat sedikitpun meski dilihat menggunakan mikroskop elektron. Skrg tinggal #kerja.

• Dimulai saja #kerja nya, gak usah banyak diskusi. Mulai dr yg kecil, mulai dr diri sendiri, mulai dari sekarang. Aa gym.

• Terlalu banyak bidang yg bolong, sehingga perlu banyak orang yg ikutan menambalnya. #sinergi #kerja

• Sudah gak relevan lagi diskusi tentang "apakah mulai dr ekonomi, mulai dr politik, politiknya di luar atau di dalam sistem" cape deh.

• Menghancurkan mitos tentang Islam gak bs lagi dengan cerita dan diskursus berkepanjangan. Ini eranya kompetisi karya. #kerja

• Sudah terlalu tragis gap antara muslim dan kesempurnaan Islamnya. Kita harus bangkit. Yg tdk relevan kita sudahi. #kerja

• Bekerja untuk Islam, bekerja untuk indonesia


*)dikutip dari http://twitter.com/#!/hafidz_ary

Jumat, 22 Juli 2011

ULAMA dan JAWARA, Suara Rakyat Banten

Islamedia - Banten adalah negeri para ulama dan jawara. Sejarah Banten bisa tegak seperti saat ini, karena jasa besar para ulama dan jawara. Merekalah yang telah bekerja keras memajukan Banten. Jejak peran mereka dapat kita temui hingga saat ini di berbagai tempat.
 
Hingga kini, peran ulama dan jawara di Banten sangat penting. Pembangunan di Banten kini dan ke depan, tidak bisa dilepaskan dari peran keduanya. 

Bagaimana Banten ke depan, sangat bergantung pada kontribusi yang diberikan oleh ulama dan jawara. Pada keduanyalah, rakyat Banten menitipkan harapan, cita-cita dan masa depan mereka.
 
Di Banten, ulama memiliki posisi dan peran yang sangat khas. Di sebagian kawasan lain di Indonesia, peran ulama kerap hanya terbatas sebagai pengasuh pondok pesantren. Para ulama juga sering di posisikan sebagai tokoh elite masyarakat.
 
Di Banten sedikit berbeda. Peran ulama justru menjadi sangat penting karena tidak sebatas sebagai pengasuh pesantren. Ulama berbaur dengan masyarakat, tapi juga sekaligus dekat dengan pemimpin. Ulama adalah sosok yang menjembatani hubungan antara rakyat dan pemimpin. Bahkan, sejarah Banten menunjukkan bahwa banyak dari pemimpin Banten yang berasal dari kalangan ulama.
 
Di Banten, ulama identik dengan pemimpin. Ulama adalah figur yang menentukan kemajuan sebuah masyarakat. Mereka memainkan peranan di berbagai aspek kehidupan. Bahkan, ulama juga memiliki peran dalam memajukan ekonomi Banten. Keberhasilan Banten mencapai puncak kejayaan ekonominya di masa lalu sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan ulama.
 
Karena itu, pengaruh ulama di Banten sangat besar. Ulama dikenal dekat dengan rakyat. Mereka berbaur dengan kehidupan sehari-hari rakyat kecil. Inilah yang membuat ulama menjadi sosok yang pertama tahu tentang gejala apa yang berkembang di masyarakat. Ulama adalah suara rakyat Banten.


Sumber : jazulijuwaini.com

Topeng Kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari, saya menemukan banyak orang yang hidup dengan mengenakan topeng. Ada orang yang mengaku sukses dalam bisnis (milyarder), mobilnya mewah, aksesoris yang melekat di tubuhnya semuanya branded, ketika bicara omongannya muluk-muluk. Namun tunggakan hutangnya melimpah, kehidupannya rapuh. Menurut saya orang ini hidupnya bertopeng, yang tampak bukanlah aslinya.

Politisi yang berbicara atas nama rakyat, sering merasa memperjuangkan rakyat dan juga dipilih oleh rakyat. Namun dalam kehidupannya ia tak mencerminkan peduli dengan rakyat. Ia lebih sibuk mengumpulkan rupiah. Selalu minta dilayani bukan melayani.  Bahkan berani memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Menurut saya orang ini hidupnya bertopeng, politisi hanya dijadikan kedok untuk kepentingan pribadi

Bila Anda sudah menikah, tapi tak pernah memberi sesuatu yang dicintai pasangan Anda, tak pernah punya waktu berkualitas bersamanya, tak pernah memanjakannya. Juga, selalu ingin didengar tapi tak mau mendengar, selalu merasa paling berjasa dalam kehidupan rumah tangga. Menurut saya status Anda sebagai suami/istri hanya topeng. Dibalik semua itu Anda adalah monster yang menakutkan bagi  orang-orang di sekitar.

Tanpa orang tua, kita tak akan pernah ada di dunia. Secara logika seharusnya kita menjaga dan menghormatinya. Namun bila dalam kehidupan kita tak mampu membahagiakannya atau bahkan kata-kata kita sering melukainya, tak pernah mendoakannya, dan juga tak pernah memperjuangkan apa yang diinginkannya, maka saat itu pula kita sedang mengenakan topeng.

Bila profesi Anda sama seperti saya sebagai seorang inspirator kehidupan, sering bicara tentang indahnya hidup dan kebaikan… Namun bila dalam kehidupan sehari-hari banyak yang Anda katakan tapi tidak Anda kerjakan, pandai bicara tapi miskin perbuatan baik… Saat itulah Anda sedang mengenakan topeng kehidupan yang sangat berbahaya.

Semakin banyak topeng kehidupan yang kita pakai, kebahagian akan semakin menjauh dari kita. Perankanlah profesi dan status kita sebaik-baiknya. Hiduplah apa adanya tanpa harus membohongi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Budaya Pamer

Alkisah, ada seorang kaya baru yang sangat ingin eksistensinya diakui. Maka, semua perilaku orang kaya ia ikuti. Ia main golf, membeli mobil mewah dan juga berbusana branded. Tak lupa ia membeli motor gede (moge) yang keren: Harley Davidson.

Ia pun mencoba motor barunya itu di jalan raya. Di perjalanan ia melihat mobil tetangganya meluncur di jalan yang sama. Ia mengejar mobil itu, setelah dekat ia berteriak, “Hey! Punya Harley, gak?” Dari dalam mobil tetangganya itu balas berteriak, “Pamer kamu! Sombong kamu! Mentang-mentang punya Harley!”

Dengan kesal sang tetangga itu mempercepat laju mobilnya. Seakan tak mau kalah, si orang kaya baru itu mengejar lagi dan kembali teriak, “Hey! Punya harley tidak?” Sang tetangga pun membalas dengan teriakan, “Dasar tetangga tukang pamer, sombong!” Ia lalu memacu mobilnya lebih cepat.
Si orang kaya baru itu berusaha mengejarnya. Namun sayang ia terjatuh karena menghindari truk yang datang dari arah berlawanan.

Melihat kejadian itu, tetangganya kemudian berhenti dan menolong si orang kaya baru sambil berkata, “Makanya jangan sombong. Mentang-mentang punya Harley. Begini balasan buat orang yang suka pamer.”
Dengan menahan rasa sakit orang kaya baru itu menjawab, “Siapa yang pamer? Saya tadi berteriak tanya kamu punya Harley atau tidak bukan mau pamer. Saya cuma mau tanya, dimana letak remnya?!”

Robot Pendeteksi Kebohongan

Bila Anda sudah memutuskan untuk menikah, Anda harus mempercayai pasangan hidup Anda. Anda tidak perlu memeriksa SMS atau panggilan yang masuk ke telepon pasangan hidup Anda. Hidup saling percaya adalah anugerah kehidupan.
Begitu pula kepada anak, bila Anda sudah memberikan pondasi pendidikan keagamaan yang kokoh Anda tak perlu khawatir saat ia mulai remaja. Anda tak perlu diam-diam mencari tahu aktivitas anak Anda. Terbukalah dalam komunikasi dan tak perlu ada dusta. Bila satu dengan yang lain tidak saling percaya, keluarga Anda diambang bencana.

Omong-omong soal saling percaya, mari simak cerita berikut ini..
Alkisah, tersebutlah seorang ayah yang merasa anak dan istrinya sering berdusta. Sehingga, ia tidak lagi mempercayai setiap ucapan anak dan istrinya.

Suatu ketika dia datang ke tempat pameran robot. Disana ia melihat robot canggih yang bisa mendeteksi kebohongan. Bila ada orang yang berkata bohong, si robot otomatis memukul orang tersebut. Plak!
Tertarik dengan kecanggihan robot itu dia memutuskan untuk membelinya. Tiba di rumah, dia tak sabar untuk menguji kecanggihan robot tersebut. Kebetulan hari itu anaknya baru pulang setelah larut malam.
“Dari mana kamu?” dia bertanya kepada anaknya sambil melotot.
“Dari belajar papa…” jawab sang anak. Si robot langsung memukul sang anak. Plak!!!

“Kamu bohong! Robot ini bisa mendeteksi kebohongan. Ayo dari mana kamu?”
Dengan perasaan takut sang anak menjawab, “Dari nonton papa…”
Lelaki paruh baya itu melanjutkan pertanyaannya, “Nonton apa kamu?”
“Nonton film perang,” jawab anaknya. Mendengar jawaban sang anak, robot pendeteksi kebohongan kembali memukulnya. Plak!

Sang ayah makin naik pitam. “Kamu bohong lagi, ayo yang benar kamu nonton film apa?” Sambil terisak anak itu menjawab, “Saya nonton film porno, papa…”
Sambil menunjukkan wajah penuh amarah, ayah itu menghardik anaknya sambil berkata, “Kamu ini anak keterlaluan ya, kecil-kecil sudah nonton film porno. Papa yang sudah setua ini saja belum pernah nonton film begituan!” Demi mendengar ucapan tersebut robot pendeteksi kebohongan langsung memukul lelaki itu. Plak!

Di tengah kegaduhan, tiba-tiba istrinya keluar dari kamar. Melihat lebam-lebam di pipi anaknya ia pun marah kepada suaminya. “Papa ini bagaimana sih, dia kan sudah remaja papa, biarkan dia bahagia. Bagaimanapun dia itu anakmu!” Tanpa diduga robot pendeteksi kebohongan mendekati perempuan cantik itu, lalu…. Plak!

Rabu, 20 Juli 2011

Baksos dilarang , Dewan Panggil Camat Cipondoh


Komisi I DPRD Kota Tangerang Tengku Iwan. 
 
TANGERANG-DPRD Kota Tangerang akan memanggil Camat Cipondoh Lilih Jairun terkait penolakan bantuan sosial kesehatan yang diselenggarakan stasiun RCTI, pada Selasa (19/7) kemarin, di Perumahan Cipondoh Makmur, RT 3 RW 6, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.

Camat beralasan, bakti sosial tersebut belum mendapat izin dari Dinas Kesehatan.
 “Prosedur izin untuk melakukan bantuan sosial biasanya hanya melalui Lurah dan Camat saja, tapi sekarang kenapa harus melalui Dinas terkait. Untuk itu, kita kan panggil camat untuk mempertanyakan standarisasi izin penyeleggaraan bantuan sosial di Kota Tangerang,” ungkap anggota Komisi I DPRD Kota Tangerang Tengku Iwan, Rabu (20/7)

Sedangkan terkait statmen Camat Cipondoh yang menyatakan bantuan kesehatan warga Kota Tangerang telah dijamin Kartu Multiguna sehingga tidak perlu bantuan, Tengku mengaku menyayangkan hal tersebut. Faktanya, dari 2000 kupon undangan yang disebar pihak RCTI, itu menandakan bahwa banyak warga yang memang membutuhkan.

“Meski Kota Tangerang telah memiliki program Kartu Multiguna, tapi belum semua warga terakomodir. Pasti warga yang tidak memiliki Kartu Multiguna juga ada yang membutuhkan bantuan tersebut,” kata Tengku yang juga menjabat sebagai Sekertaris Fraksi PKS ini.

Tengku juga merasa prihatin, karena gagalnya pelaksanaan bantuan sosial ini juga membuat Ketua RW 06 Rukman mengundurkan diri dari jabatannya lantaran malu. “Pelarangan bantuan sosial seperti ini juga harus dijelaskan kepada masyarakat, hal ini dapat membuat kisruh jajaran yang di bawah seperti RW dengan warganya,” ungkapnya.(RAZ)

Selasa, 19 Juli 2011

Nasehat Syeikh Jum'ah Amin untuk Kader Dakwah

Nasehat Syeikh Jum'ah Amin untuk kader dakwah:

-Jangan terlalu fokus dengan sebab-sebab materi untuk mencapai kemenangan, tapi kurang fokus pada رَبُّ الْاَسْبَاب "Rabbul asbaab" (Allah yang menjadi Tuhan/Pemilik dari sebab-sebab).

-Jangan terlalu fokus dgn manajemen, idariyah, takhtith (perencanaan), tapi kurang fokus dalam hak-hak Allah. Takhtith dan manajemen baru efektif kalau dilakukan oleh tangan yg berwudhu, kening yg banyak sujud, jiwa yg khusyu', hati yg tenang dan tunduk pd Allah. Tanpa itu, sehebat-hebatnya manajemen dan takhtith yg dilakukan takkan memberi kemenangan.

-Apa yg dianggap orang adalah nafilah (sunah), bagi antum bernilai faridhah (wajib). Dimana posisi antum dalam tilawah minimal 1 juz sehari? Dimana posisi antum dlm raka'at-raka'at saat malam? Dimana posisi antum dalam infak? Dimana posisi antum dlm raka'at dhuha?

-Lawan politik uang yg biasa dijadikan senjata lawan2 politik antum dengan akhlak, dengan ukhuwwah, dan dengan ubudiyah.... Bukan dengan uang juga.

-Senjata antum hanya dua: hubungan baik dgn Allah dan akhlak dgn manusia. Dengan itu, dua cinta berhimpun, cinta Allah dan cinta manusia. Ustadz al-Banna mengatakan: nahnu nuqaatil an naas bil hubb (Kita menaklukan manusia dengan cinta).






*)Syeikh Jum'ah Amin Abdul Aziz seorang tokoh senior dakwah dan juga penulis buku-buku dakwah dan harakah diantaranya kitab Fiqih Dakwah yang telah diterjemahkan dan diterbitkan Era Intermedia.

Senin, 18 Juli 2011

Politisi Indonesia Paling Populer di Dunia Maya


Islamedia - Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring boleh berbangga diri. Meski seorang menteri, untuk urusan dunia maya, tingkat kepopuleran Tifatul melebihi siapa pun juga yang ada di Indonesia.

Setidaknya ini berdasarkan penilaian dari situs pencatat statistik media sosial, www.famecount.com, Selasa (19/7/2011). Ia adalah satu-satunya politisi asal Indonesia yang masuk di dalam urutan 50 besar politisi ternama seluruh dunia. Tifatul berhasil duduk di urutan 24.

Kepopuleran Tifatul di jagat maya memang masih berada di bawah pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama yang ada di urutan 3, Gubernur California Arnold Schwarzenegger (4), mantan Wapres AS Al Gore (5), politisi AS Sarah Palin (9), PM Thailand Abhisit Vejjajiva (17) atau Presiden AS Barack Obama yang menempati urutan pertama. Namun kepopuleran Tifatul jauh berada di atas politisi asal Malaysia Anwar Ibrahim yang menempati urutan 35 dan Joe Biden (54).

Tifatul selama ini dikenal sebagai menteri yang paling aktif di dunia maya. Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini seringkali melontarkan berbagai pantun, wacana atau tweet tausyiah.

Itulah yang membuat fans Tifatul di Facebook atau Twitter bejibun. Dan inilah yang menjadi metode penilaian situs ini.

Tercatat ia memiliki 207.219 penggemar di Facebook dan 237.281 pengikut di Twitter. Setiap hari, ada 286 yang menjadi pengikut Tifatul di Twitter.[det/fame/im]

Dr Arief Munandar : Ini Masih Partai Saya dan Mereka Masih Qiyadah Saya



Islamedia - Dunia akademisi Indonesia patut berbangga diri karena telah lahir seorang Doktor baru yang merupakan anak bangsa terbaik. Beliaulah Dr. Arief Munandar, sosok cerdas yang selalu terpatri dalam dirinya sebuah visi masa depan Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju.

Di awal bulan Juli ini, namanya semakin masyhur dikalangan para akademisi setelah menyelesaikan disertasinya di kampus UI dan dinyatakan lulus dengan predikat Cumlaude. Sedikitnya ada 6 guru besar memuji karya Ilmiahnya, seperti Dr. Anies Baswedan, Francisia Phd, Dr. Iwan Gardono Sujatmiko, Dr. Meuthia Gani Rochman, Dr. Linda Damayanti, dan Lugina Setyawati Phd.

Dalam disertasinya Dr. Arief melakukan analisa terhadap Partai Islam terbesar di Indonesia yaitu PKS. Dengan mengambil judul: Antara Jemaah dan Partai Politik”, Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004.

Berbagai respon pun akhirnya berdatangan, mulai dari yang memberikan selamat sebagai sebuah karya Ilmiah yang memang patut di apresiasi, hingga ucapan selamat oleh pihak yang merasa Dr. Arief telah membantu untuk melakukan penghancuran terhadap diri PKS dengan pencitraan negatif terhadap Partai Dakwah ini. 

Munculnya polemik respon inilah yang akhirnya membuat kebingung beliau, hingga akhirnya dengan penuh kesadaran yang tinggi, Dr Arief Munandar menegaskan kepada semua publik Indonesia bahwa tujuan utama dari pembuatan Disertasinya bukan untuk melakukan penghakiman terhadap PKS, bukan untuk membuat kesimpulan bahwa PKS saat ini benar atau salah. Dalam wall account Facebooknya pada Senin (18/7), Dr Arief Munandar bahkan menuliskan dalam bahas Inggris bahwa "this is still my party and they are still my qiyadah".

Munculnya pernyataan tegas ini sekaligus menepis anggapan dan fitnah yang dilakukan oleh beberapa pihak bahwa Dr.Arief Munandar meraih gelar Doktoralnya dengan segudang misi untuk menegatifkan citra PKS dimata publik. Loyalitas Dr.Arief Munandar tetap terhadap Qiyadahnya tak akan berubah dan bahkan akan terus memberikan kontribusi terbaiknya bagi kemajuan serta keberlangsungan PKS dimasa-masa yang akan datang [islamedia/ismed]

Minggu, 17 Juli 2011

Tifatul : Wartawan salah dengar dan salah kutip.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengaku tidak pernah mengeluarkan pernyataan akan mengontrol sosial media seperti twitter, facebook atau jejaring sosial lainnya.

"Wartawan salah dengar dan salah kutip," katanya usai memberikan ceramah dalam tablig akbar menyambut Ramadhan di Masjid Perjuangan 45 di Medan, Ahad. Menurut Menkominfo, pihaknya menyayangkan adanya pemberitaan yang tidak tepat terkait imbauannya dalam penggunaan media sosial yang ada.

Ketika mengunjungi SD 01 Menteng, Jakarta, pihaknya hanya mengimbau agar kalangan guru mengawasi murid-muridnya dalam penggunaan internet dan twitter. Hal itu disebabkan penggunaan internet belakangan ini cukup memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam ekonomi, politik, dan strata sosial.

Namun sayangnya, salah seorang wartawan media online di Jakarta justru membuat berita bahwa Menkominfo Tifatul Sembiring akan mengontrol twitter dan media sosial lainnya. "Jadi, menurut saya, itu 'split' informasi. Coba putar lagi rekamannya (pidato Menkominfo), saya tidak pernah mengatakan akan mengontrol twitter," katanya.

Menkominfo mengatakan, pihaknya telah menyampaikan hak jawab atas pemberitaan yang kurang tepat itu ke pengelola media online tersebut.
Sayangnya, pemberitaan yang dibuat masih memuat pernyataan yang salah itu yakni Menkominfo Tifatul Sembiring akan mengontrol twitter dan sosial media lainnya.

Ironisnya, kata Menkominfo, pemberitaan yang salah itu justru diulas oleh sebuah televisi swasta nasional, termasuk sejumlah pengamat komunikasi dan politik. "Akhirnya, jadi ngaco semua. (malah terkesan) menjadi provokasi," kata mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Menteri menegaskan jika pemerintah, khususnya Kementerian Kominfo tidak pernah melakukan atau membuat rencana untuk mengekang sosial media yang ada. Pihaknya hanya mengeluarkan imbauan agar pengunaan media sosial seperti twitter, facebook dan jejaring sosial lainnya menggunakan fasilitas yang ada dengan baik, termasuk dengan menggunakan kata-kata yang sopan.

"Saya menginginkan agar mereka tidak memaki, apalagi menghujat agama, suku, dan ras. Itu yang saya imbau, jangan dibelok-belokkan," katanya.

Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Antara

Sejenak Menangis

Oleh : Cahyadi Takariawan

Sungguh ajaib makhluk ciptaan Tuhan bernama manusia. Ada banyak sekali fenomena kehidupan yang sering kita jumpai dalam hidup keseharian, yang ternyata merupakan mekanisme penjagaan kehidupan itu sendiri. Salah satu contoh sederhana adalah menangis. Mungkin saja dengan bahasa perasaan kita bisa mengatakan, “binatang itu menangis”, atau “pohon itu menangis”, atau “alam sedang menangis”, dan seterusnya.
Akan tetapi menangis yang dilakukan oleh manusia sangat spesifik. 

Dia bukan hanya aktivitas fisik “mengeluarkan air mata”, namun lebih dalam dari itu. Untuk bisa menangis, kita memerlukan “sebab” atau suasana tertentu, yang secara alami direspon oleh tubuh dengan menangis. Kadang peristiwa menangis terjadi secara spontan, namun bisa juga menangis karena “dikondisikan untuk menangis”. Bisa dikondisikan oleh orang lain, atau dikondisikan oleh diri sendiri agar bisa menangis. Namun, apapun prosesnya, menangis tetap saja memerlukan situasi dan kondisi yang khas.

Saya ingin membagi dengan sangat sederhana peristiwa menangis yang dialami oleh manusia dalam kehidupannya.

1. Tangis Keimanan

Dalam sejarah Islam kita mengenal kisah orang-orang salih yang mudah menangis saat membaca ayat-ayat Al Qur’an, atau saat mendengar ayat-ayat Al Qur’an dilantunkan. Para sahabat Nabi mudah sekali mencucurkan air mata saat mendengar ayat-ayat yang berisi ancaman siksa neraka, karena mereka sangat takut siksa. Di zaman sekarang, kita bisa menyaksikan para Imam Masjid yang menangis saat membaca ayat-ayat Al Qur’an dalam shalat berjamaah, dan diikuti oleh tangis para jama’ah.

Perhatikan para imam besar di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi seperti Syaikh Abdurrahman As Sudais, Syaikh Al Hushari, Syaikh Khalid Al  Ghamidi, Syaikh Masyari Al Rasyid Al ‘Afasi, Syaikh Sa’ud Asy Syuraim, Syaikh Yasir Ad Dausiri, dan imam-imam besar lainnya, sangat mudah tersentuh hati mereka hingga menangis saat menjadi imam shalat berjama’ah. Menangis bersama dalam suasana shalat yang khusyu’ ini, tidaklah dibuat-buat atau direkayasa, namun suasana dan kejadiannya sangat alami.

Ternyata menangis merupakan salah satu pertanda bahwa hati kita masih hidup dan sehat. Hati kita masih lembut dan mudah tersentuh oleh kebenaran. Menangis karena mengingat akhirat adalah bagian dari karakter orang beriman, karena sangat ingin mendapatkan ridha dan surga Allah, dan sangat ingin terjauhkan dari murka dan siksa-Nya. Menangis karena mengingat dosa yang telah dilakukan. Menangis karena merasa masih sedikitnya amal yang dikerjakan. Menangis dalam konteks seperti ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan keimanan.

2. Tangis Kemanusiaan

Ada pula peristiwa menangis karena sebab-sebab kemanusiaan. Misalnya menangis karena mendengar berita yang sangat menyedihkan, menangis karena kehilangan orang yang sangat dicintai, menangis karena mengalami musibah yang sangat berat, dan lain sebagainya. Menangis dalam konteks seperti ini terjadinya secara spontan dan sangat alami, tidak bisa direkayasa.
Saya sangat sering menangis saat musibah tsunami melanda Aceh 26 Desember 2004. 

Hari-hari setelah itu media massa memberitakan dahsyatnya tsunami di Aceh. Saya merasakan kesedihan yang luar biasa, dan merasa tidak memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan yang diperlukan. Saat datang sebagai relawan, sayapun menangis melihat sisa-sisa hebatnya bencana tsunami. Dan saya kembali menangis saat memasuki Museum Tsunami Aceh tahun 2010 kemarin.

Dalam setiap peristiwa musibah, kita sangat banyak menemukan orang menangis. Saat gempa melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006, pemandangan orang menangis sangat mudah didapatkan. Saat bencana meletusnya Merapi tahun 2010, kita juga banyak melihat para korban yang menangis. Ini adalah peristiwa yang sangat manusiawi, dimana menangis sebagai ekspresi ketidakberdayaan diri menghadapi musibah yang datang bertubi-tubi.

3. Tangis Kejiwaan

Ada pula peristiwa menangis yang terjadi sebagai bentuk ungkapan rasa kejiwaan, ungkapan kegelisahan, ungkapan suasana emosi yang tengah dialami. Kita bisa menangis karena tengah menghadapi beban masalah yang menghimpit jiwa, serasa menyesakkan dada, dan belum menemukan jalan keluarnya. Kita bisa menangis karena mendapatkan tekanan perasaan yang sangat berat, dan ingin mencurahkan emosi.

“Menangis adalah pelepasan emosi yang paling tepat saat kita tak bisa mengungkapkannya lewat kata-kata,” kata Dr Simon Moore, psikolog dari London Metropolitan University. Hal ini menandakan bahwa saat manusia mendapatkan tekanan kejiwaan yang berat, menangis adalah salah satu cara meredakan tekanan dan ketegangan jiwa. Setelah menangis, hati menjadi lapang, perasaan lebih lega, walaupun masalah tidak bisa selesai dengan menangis.

Menurut Profesor William Frey dari Amerika Serikat, air mata yang dikeluarkan saat kita sedang emosional mengandung hormon endorphin yang membuat perasaan lebih lega. Inilah yang saya maksud sebagai Tangis Kejiwaan, sebuah “ritual” menangis yang diperlukan oleh manusia dalam rangka melepaskan ketegangan kejiwaan. Menangis dalam rangka untuk mengurangi beban masalah, meredakan tekanan kejiwaan, dan pelepasan beban yang tengah menghimpit. Secara psikologi, tangisan seperti ini sangat bermanfaat untuk kesehatan jiwa.

Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli di Amerika Serikat menyebutkan, 9 dari 10 orang mengaku merasa lebih lega setelah menangis. Bahkan, para ahli juga percaya kalau menangis bisa menyembuhkan sakit dan meningkatkan kadar hormon adrenalin.

4. Tangis Perasaan

Konon, kaum perempuan lebih mudah dan lebih banyak menangis dibandingkan kaum laki-laki. Hal ini karena rata-rata kaum perempuan lebih banyak menggunakan perasaan dalam berinteraksi dengan masalah dibandingkan dengan laki-laki. Menurut sebuah penelitian di dunia Barat, perempuan menangis sekitar 47 (empatpuluh tujuh) kali dalam setahun, sedangkan laki-laki hanya 7 (tujuh) kali saja. Tingginya hormon prolaktin dalam tubuh wanita diduga jadi penyebabnya.

Bagi rata-rata kaum perempuan, menangis adalah bahasa perasaan. Kaum perempuan tidak memerlukan sebab-sebab yang masuk akal untuk menangis. Inilah yang saya maksud sebagai Tangis Perasaan, sebuah tangis yang muncul sebagai ekspresi dari bahasa perasaan. Dalam kehidupan rumah tangga, saat isteri menangis, yang harus dilakukan suami adalah mendekat dan memeluknya dengan penuh kasih sayang serta kelembutan. Karena isteri menangis sebagai sebuah bentuk komunikasi, ada pesan nonverbal yang ingin disampaikan lewat tangis itu.

Laki-laki juga bisa menangis dalam konteks ini, hanya saja biasanya lebih jarang dibanding dengan perempuan. Ketika ada suatu kondisi perasaan tertentu yang ingin dikomunikasikan kepada pasangannya, namun tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk mewakilinya, maka menangis adalah wahana penyampaian pesan yang cukup efektif. Pesan yang tersampaikan bisa jadi “engkau benar-benar tidak mengerti perasaanku”, atau “aku ingin lebih engkau perhatikan”, atau “engkau terlalu jauh dan menjaga jarak dariku”, atau “sesibuk itukah dirimu sehingga tidak sempat memanjakan aku?”

5. Tangis Kebahagiaan

Menangis tidak mesti disebabkan karena kesedihan. Menangis bisa terjadi karena ungkapan kebahagiaan dan kepuasan. Seorang siswa yang belajar keras dan berusaha bersungguh-sungguh untuk bisa lulus Ujian Nasional, bisa menangis saat mengetahui dirinya mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya. Ia merasa bahagia dan bangga, karena usaha yang dilakukan selama ini ada hasilnya dan tidak sia-sia.

Seorang atlet yang tengah mengikuti perlombaan dunia, bisa menangis saat dirinya menjadi juara pertama, dan namanya mengharumkan nama bangsa. Seorang calon kepala daerah bisa menangis saat dirinya dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan umum kepala daerah. Ia merasa bangga dan bahagia berhasil memenangkan pertempuran politik yang sangat melelahkan dan menegangkan. Pengantin baru bisa menangis bahagia setelah selesai akad nikah, karena mendapatkan jodoh sesuai keinginannya.

Ya, siapapun orang yang mengalami kebahagiaan dan kebanggaan, bisa menangis karena terharu, sebagai ungkapan jiwa yang mengalami antiklimaks setelah melakukan perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan.

6. Tangis Kerinduan

Suatu saat anda bepergian lama sekali meninggalkan keluarga, meninggalkan saudara, meninggalkan kampung halaman tercinta. Anda bekerja di negeri orang, jauh dari sanak saudara. Selama di perantauan, anda hanya bisa berkirim kabar melalui sms atau telepon, sesekali mengirim surat dengan email. Kendati teknologi memungkinkan anda berbicara menggunakan sarana teleconference yang menyebabkan anda bisa saling melihat dengan keluarga, namun hal itu tidak bisa mengobati kerinduan anda.

Ada titik puncak kerinduan yang tidak bisa anda hindari. Di titik itu anda menangis. Sangat rindu, sangat ingin ketemu, sangat ingin segera pulang. Ingin ketemu suami atau isteri, ingin berjumpa anak-anak, ingin melihat rumah dan kampung halaman. Perasaan rindu sudah tidak tertahankan, sementara anda belum bisa pulang. Anda masih terikat kontrak yang harus diselesaikan. Menghitung waktu, rasanya tak ada ujung, waktu bergerak sangat lambat. Anda ingin berlari ke masa depan, melampaui batas kontrak yang telah anda janjikan.

Bagi anda yang lama berada di luar negeri, ada titik rindu ingin melihat tanah air. Anda bisa menangis karena mendengar lagu Indonesia Raya dinyanyikan di negeri orang. Padahal selama tinggal di Indonesia, tidak pernah menangis mendengar lagu itu dikumandangkan. Inilah tangis kerinduan, tangis yang muncul karena perasaan rindu menggebu, perasaan kangen yang mendalam.

7. Tangis Kesehatan

Secara umum, semua jenis tangis bisa mendatangkan manfaat kesehatan. Cairan yang keluar dari mata saat menangis dapat mencegah dehidrasi pada membran mata. Dehidrasi pada membran mata ini potensial membuat penglihatan menjadi kabur. Dengan menangis, mata akan terhindarkan dari dehidrasi, sehingga kesehatan penglihatan tetap terjaga karena aliran air mata tersebut. Dengan demikian, menangis bisa menjadi bagian dari terapi kesehatan.

Air mata juga berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90 – 95 % bakteri hanya dalam waktu 5 menit. Setiap hari tubuh kita berinteraksi dengan banyak sekali bakteri. Misalnya, bakteri yang terserap dari keyboard komputer, pegangan tangga, perlatan rumah tangga, serta tempat-tempat yang mengandung bakteri. Dengan menangis, air mata akan membunuh berbagai bakteri tersebut secara alami, tanpa harus menggunakan obat tetes mata.
Masih banyak sekali sisi menangis. Misalnya ada orang menangis karena tertawa terbahak-bahak. 

Menangisnya karena tertawa, aneh ya ? Yang seperti ini tidak saya masukkan dalam tulisan ini, karena itu menangis “palsu”. Ya, ia tidak ingin menangis, namun keluar air mata. Ia sangat senang dan enjoy, bahkan tertawa-tawa. Namun tidak sengaja keluar air mata justru karena banyaknya tertawa.
Anda tidak perlu menangis karena membaca tulisan ini, namun anda perlu menangis jika ternyata sudah lama sekali anda tidak menangis. Jaga keimanan anda, jaga kesehatan jiwa anda, jaga keseimbangan perasaan anda, jaga suasana kejiwaan anda, dengan menangis. Tumpahkan kerinduan anda, curahkan beban perasaan anda, dengan menangis. Jangan malu menangis, karena menangis itu pertanda iman, menangis itu tanda kemanusiaan, dan menangis itu menyehatkan.

Jumat, 15 Juli 2011

Jejak Teladan Alm Yoyoh Yusroh, Politisi Perempuan PKS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tidak banyak perempuan Indonesia yang paham dan sadar bahwa dunia politik adalah dunia yang setara milik kaum laki-laki dan perempuan. Seringkali, dunia politik justru dianggap sebagai dunia keras milik laki-laki, karena politik selama ini identik dengan perebutan kekuasaan.

Padahal, perempuan juga memiliki kepentingan-kepentingan tertentu yang belum tentu dapat diwakili oleh laki-laki. Persepsi negatif itulah yang ditepis almarhumah Yoyoh Yusroh, seorang politisi perempuan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang wafat karena kecelakaan pada 27 April 2011 lalu.

Kiprah wanita yang akrab disapa Ustadzah itu di parlemen menunjukkan kepada publik bahwa perempuan juga mampu menjalankan amanah politik dengan baik. Menurut dia, memisahkan perempuan dari politik sama dengan memisahkan masyarakat dari lingkungannya.

Kiprah Ustadzah Yoyoh, sebagai poltisi perempuan, di wilayah publik juga diapresiasi banyak pihak, baik rekan maupun lawan politik. Dalam pembahasan RUU Pornografi misalnya, Ustadzah Yoyoh adalah salah seorang legislator yang gigih untuk terus memperjuangkannya, semata-mata untuk kebaikan masyarakat Indonesia.

Melalui kesabaran dan kegigihannya, akhirnya UU Pornografi bisa disahkan. Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq mencatat bahwa banyak orang yang hanya dengan mendengar profilnya saja dan tidak pernah bertemu, sudah terkagum-kagum. Apalagi, lanjut Luthfi, jika sudah mengikuti jejak langkah kesehariannya.

"Saya tidak tahu apakah ke depan PKS akan dikaruniai lagi oleh Allah SWT seorang kader seperti beliau. Apakah PKS mampu mencetak kembali kader baru yang kapasitas dan kualitasnya sekaliber Yoyoh Yusroh," ujarnya seperti dikutip dalam kata pengantar Buku 'Ustadzah Yoyoh: Langkah Cinta Untuk Indonesia'.

Hal itu juga disampaikan Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal. Menurut dia, Ustadzah Yoyoh adalah sosok yang dengan naluri keibuannya, justru menjadikan politik menjadi tentram, serta tidak selau alot dan pelik.

"Sosok keibuan tetap hadir dalam peran publiknya. Suatu hal yang patut mendapat perenungan yang mendalam bagi para aktifis perempuan dalam politik maupun pergerakan pada umumnya," ujarnya.

Selain di bidang politik, Ustadzah Yoyoh juga aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan dakwah. Kiprahnya di dunia dakwah diapresiasi oleh Departemen Agama dengan memberinya penghargaan sebagai Mubaligh Nasional pada tahun 2001.

Tidak hanya di tingkat nasional, dia kemudian juga turut menjadi anggota Internasional Muslim Women Union (IMWU) sebagai salah satu wadah perjuangan bagi muslimah sedunia.
Dalam pandangan Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddik, Yoyoh Yusroh adalah sosok yang sangat peduli dengan isu-isu internasional, terutama perjuangan kemerdekaan Palestina.

Menurut Mahfudz, Yoyoh selalu aktif dalam mengkampanyekan perjuangan kemerdekaan Palestina, tidak hanya dengan pendekatan agama, tapi juga pendekatan Humanis.

"Isu mengenai negara-negara muslim yang sedang konflik, beliau nyaris tidak pernah mengangkat dari dimensi politik, yang justru membuat orang berdebat. Tapi, yang justru diangkat adalah sisi kemanusiaan yang akhirnya orang cenderung bersepakat," ujarnya.

Kolega politisi perempuan Ustadzah Yoyoh juga memiliki pengalaman yang tidak terlupakan dengannya.

Dalam pandangan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, Yoyoh Yusroh adalah politisi yang tetap konsisten dalam tugas-tugasnya, baik sebagai seorang Ibu dari 13 orang anak, maupun sebagai politisi yang terlibat aktif dalam pengambilan kebijakan di wilayah publik.

"Semua peran itu (rumah tangga dan politisi) bisa dilakukan dengan baik oleh beliau. Apalagi, Ibu Yoyoh juga sangat aktif dalam peran-peran pemberdayaan perempuan di masyarakat, demikian testimoni Ibu Linda Gumelar dalam Buku 'Langkah Cinta Untuk Indonesia'.

Sementara seorang politisi perempuan muda di DPR, Rachel Maryam juga mengagumi sosok Ustadzah Yoyoh. Menurutnya, kemampuan Ustadzah untuk membagi waktu untuk 13 anaknya, suami dan urusan publik menjadi teladan bagi para politisi muda.

Apalagi mengingat, anak-anak almarhuman juga adalah anak-anak yang berprestasi. Hal ini tentu saja tidak lepas dari didikan yang bersangkutan.

Menurut Rachel, sosok keibuan itulah yang membuat Yoyoh bisa dekat dengan semua kalangan.
"Saya kenal sosok beliau adalah sebagai orang yang sabar, sangat bersahaja dan keibuan. Mungkin karena beliau adalah ibu dari banyak anak, maka beliau menjadi sangat merangkul," ungkap Rachel.

Kini, Ustadzah Yoyoh Yusroh sudah dipanggil kembali oleh Allah SWT. Ibu dari 13 orang anak sekaligus politisi senior PKS itu tetap menjadi panutan bagi setiap aktifis untuk terus berjuang, tanpa mengeluhkan hambatan-hambatan.

Kepiawaiannya memadukan urusan keluarga, dakwah, dan politik sungguh patut menjadi menjadi motivasi bagi para aktifis perempuan untuk terlibat aktif dalam dunia politik dan kebijakan publik. Seperti kata almarhumah, "Memisahkan perempuan dari politik, sama saja memisahkan masyarakat dari lingkungannya."

Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Antara

Senin, 11 Juli 2011

GURU KEHIDUPAN

Oleh : Ust. Rahmat Abdullah

Ada murid dapat belajar hanya dari guru yang ber-SK, disuapi ilmu dan didikte habis-habisan. Ada yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan lalu berubah menjadi badai yang memporakporandakan kota dan desa. Ada yang belajar dari apel yang jatuh disamping bulan yang menggantung di langit tanpa tangkai itu. Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat. Ada yang lebih pandai berbuat daripada berkata. Ada yang memadukan kata dan perbuatan. Yang istimewa diantara mereka, "bila melihatnya engkau langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu dan amalnya membuatmu semakin cinta akhirat (khiyarukum mandzakkarakum billahi ru'yatuh wa zada fi'amalikum mantiquh wa raggahabakum filakhirati 'amaluh)"


Yang tak dapat belajar dari guru alam dan dinamika lingkungannya, sangat tak berpotensi belajar dari guru manusia. Yang tak dapat mengambil ibrah dari pelajaran orang lain, harus mengambilnya dari pengalaman sendiri, dan untuk itu ia harus membayar mahal. Bani Israil bergurukan nabi Musa As, salah satu Ulul Azmi para rasul dengan azam berdosis tinggi. Bahkan leluhur mereka nabi-nabi yang dikirim silih berganti. Apa yang kurang? Ibarat meniup tungku, bila masih ada api di bara, kayu bakar itu akan menyala, tetapi apa yang kau hasilkan dari tumpukan abu dapur tanpa setitik api, selain kotoran yang memenuhi wajahmu?


Murid-murid Bebal 
Berbicara seputar orang-orang degil, berarti menimbun begitu banyak kata seharusnya. Seharusnya Bani Israil berjuang sepenuh jiwa dan raga, bukan malah mengatakan: "Hai Musa, kami telah disakiti sebelum engkau datang dan setelah engkau datang," (QS.7:129) karena sesungguhnya mereka tahu ia benar-benar diutus Allah untuk memimpin mereka.


Seharusnya mereka tidak mengatakan: "Kami tak akan masuk kesana (Palestina), selama mereka masih ada disana, maka pergilah engkau dengan tuhanmu, biar kami dudukduduk disini," (QS.5:24) karena berita tenggelamnya Fir'aun di lautan dan selamatnya Bani Israil, adalah energi besar yang mampu meruntuhkan semangat orangorang Amalek yang menduduki bumi suci yang dijanjikan itu. Adapun yang ditenggelamkan itu Fir'aun, mitos sejarah yang tak terbayangkan bisa jatuh. Kemudian seharusnya mereka yang dihukum karena sikap dan ucapan dungu tadi, pasrah saja di padang Tih, dengan jatah catering Manna dan Salwa serta tinggal beratapkan awan pelindung dari sengatan terik matahari.

Ternyata mereka mengulangi lagi kedegilan lama mereka. "Hai Musa, kami tak bakalan sabaran dengan jenis makanan monotype, cuma semacam ini, karenanya berdoalah engkau kepada tuhanmu untuk kami, agar ia keluarkan untuk kami tumbuhan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang puihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya." (QS.2:61) Betul, manusia memerlukan guru manusia, tetapi apa yang dapat dilihatnya diterik siang di bawah sorotan lampu ribuat watt, bila matanya ditutup rapat? Tarbiyah dzatiyah atau pendidikan mandiri untuk menguasai mata kuliah kehidupan sangat besar perannya.


Sebuah bangsa yang sudah "merdeka" 54 tahun, namun tak peduli bagaimana menghemat cadangan energi, tak tahu bagaimana membuang sampah, ringan tangan membakar hutan dan me-WC-kan sungai-sungai kota mereka, tentulah bukan bangsa yang pandai mendidik diri. Sebuah bangsa yang tergopoh-gopoh ikutan kampanye anti AIDS, dengan hanya menekankan aspek seks aman (dunia) saja tanpa mengingat murka Allah, tentulah  bangsa itu belum kunjung dewasa. Bila diingat 6 dari 10 anak-anak mereka terancam flek paru-paru, lengkap sudah kebebalan itu.


Nurani yang Selalu Bergetar Konon, Imam Syafi'ie ra sangat malu dan menyesal bila sampai ada orang mengutarakan hajat kepadanya. "Mestinya aku telah menangkap gejala itu cukup dari kilas wajahnya." Mereka yang akrab dengan arus batin manusia, mestinya selalu dapat menangkap isyarat muqabalah (oposit) makna ayat 2:273, "Engkau kenal mereka dengan ciri mereka, tak pernah meminta kepada manusia dengan mendesak." Sementara yang bukan "engkau" tak dapat membaca gelagat ini: "Si jahil mengira mereka itu kaya, lantaran mereka berusaha menjaga diri."


Mereka yang berhasil dalam tarbiyah dzatiyah akan tampil sebagai manusia yang jujur, ikhlas dan merdeka. Karenanya, "Hindarilah bergincu dengan ilmu sebagaimana engkau menghindari ujub (kagum diri) dengan amal. Jangan pula engkau meyakini bahwa aspek batin dari adab dapat diruntuhkan oleh sisi zahir dari ilmu. Taatilah Allah dalam menentang manusia dan jangan taati manusia dalam menentang Allah. Jangan simpan sedikitpun potensimu dari Allah dan jangan restui suatu amal kepada Allah yang bersumber dari nafsumu. Berdirilah dihadapan-Nya dalam shalatmu secara total." (Almuhasibi, Risalatu'lmustarsyidin).


Akhirnya, semakin jauh perjalanan tarbiyah dzatiyahnya, semakin banyak kekayaan yang diraihnya. Ungkapan berikut ini tidak ada kaitannya dengan bid'ah atau khilafiyah fiqh. Ia lebih mewakili ibrah agar kita tak terjebak pada aktifitas formal atau sebaliknya. "Pada aspek zahir ada janabah yang menghalangimu masuk rumah-Nya atau membaca kitab-Nya, dan aspek batin juga punya janabah yang menghalangimu memasuki hadhirat keagungan-Nya dan memahami firman-Nya. Itulah ghaflah (kelalaian)" (Ibnu Atha'illah, Taju'l Arus).

Hakikat Kematangan Ilmu

Kembali ke kematangan pribadi dan keberhasilan tarbiyah dzatiyah, seseorang tak diukur berdasarkan kekayaan hafalannya atau keluasan pengetahuannya, tetapi pada kemampuannya memfungsikan bashirahnya: "Perumpamaan orang yang aktif dalam dunia ilmu namun tak punya bashirah, seperti 100.000 orang buta berjalan dengan kebingungan. Seandainya ada satu saja di tengah mereka yang dapat melihat walau hanya dengan satu mata, niscaya masyarakat hanya mau mengikuti yang satu ini dan meninggalkan yang 100.000".

Rasulullah SAW meredakan kemarahan para sahabat yang sangat tersinggung kepada seorang pemuda yang minta izin kepada beliau untuk tetap bisa berzina. "Engkau rela ibumu dizinai orang?" tanya beliau dengan bijak. "Demi Allah, saya tidak rela!" "Relakah engkau jika anak perempuanmu, saudara perempuanmu dan isterimu dizinai orang?" "Tidak, demi Allah!" "Nah, demikianlah masyarakat...."
 
Demikianlah, amtsal merupakan metode pencerahan yang digunakan Al-Qur'an dan Al-Hadist, bahkan dengan kata kunci yang patut dicermati: "....Tak dapat memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu" (29:43). Citarasa yang tinggi dibangun dan sensitifitas dipertajam, mengantarkan manusia kepada puncak pencerahan ruhani mereka. Sebuah ungkapan kedewasaan pun "Semua manusia dari Adam dan Adam dari tanah, tak ada perbedaan antara Arab atas Ajam dan Ajam atas Arab melainkan dengan taqwa." Itulah zaman, saat sejarah tak lagi dimonopoli raja, puteri dan pangeran, tetapi menjadi hak bersama yang melambungkan nama Bilal budak hitam abadi dalam adzan, atau Zaid menjadi satu-satunya nama sahabat dalam Al-Qur'an. 

Demikianlah kemudian kita kenal Ammar, Sumayyah dan banyak lagi budak yang melampaui prestasi dan prestise para bangsawan. Padahal 13 abad kemudianpun Eropa masih mempertanyakan perempuan makhluk apa. Dan, para intelektualnya sampai pada kesimpulan "Mereka adalah iblis yang ditampilkan dalam tampilan manusia." Justru Muhammad SAW telah memberi standar "Takkan memuliakan perempuan kecuali seorang mulia dan takkan menghinakan mereka kecuali manusia hina". Sementara para perempuannya seperti dilukiskan puteri Sa'id bin Musayyab: "Kami memperlakukan suami seperti kalian memperlakukan para pemimpin, kami ucapkan: "Ashlahakallah, hayyakallah!" (Semoga Allah memperbaiki/melindungimu, semoga Allah memuliakanmu)."

Polling Cagub DKI : Kader PKS "Tancap Gas", Incumbent Membayangi

Islamedia - Memasuki hari ke-21 semenjak SuaraJakarta.com melakukan Polling dengan pertanyaan "Siapa Calon Gubernur DKI 2012 Pilihan Anda?", Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta saat ini yaitu Triwisaksana atau yang akrab disapa Bang Sani "Tancap Gas" dan berada di posisi pertama dengan perolehan 36,7% suara atau dipilih oleh 465 pemilih.

Sementara itu incumbent Gubernur saat ini yaitu Fauzi Bowo atau yang sering di sapa Foke terus membayangi pada posisi ke dua dengan perolehan 34,4% atau dipilih oleh 436 pemilih, kemudian posisi ke tiga di tempati oleh Djan Faridz yang juga sebagai anggota DPD DKI Jakarta dengan perolehan 13,0% atau dipilih oleh 165 pemilih.

Semenjak polling ini di luncurkan pada tanggal 22 Juni 2011 yang lalu, Triwisaksana (Bang Sani) dan Fauzi Bowo selalu berkejaran dalam polling versi SuaraJakarta.com yang telah diikuti oleh 1266 pemilih sampai dengan Senin 11 juli 2011. Berikut adalah perolehan lengkap sementara hasil polling calon Gubernur DKI 2012 versi SuaraJakarta.com sampai dengan Senin 11 Juli 2011 :


Hasil Sementara Polling Calon Gubernur DKI versi SuaraJakarta.com

Untuk berpartisipasi dan Pilih Cagub DKI Pilihan anda silakan kunjungi link ini http://suarajakarta.com/lihat-poling.html


Polling ini menggunakan metode 1 IP 1 vote, sehingga setiap pemilih yang sudah pernah terdaftar IP nya di sistem SuaraJakarta.com tidak dapat mengikuti polling ini lagi dengan IP yang sama untuk yang ke dua kalinya atau lebih.[suarajakarta/im]