Ketika  Rasulullah SAW duduk bersama para sahabatnya, seorang pendeta   Yahudi  bernama Zaid bin Sa'nah masuk menerobos shaf, lalu menarik kerah   baju  Rasul dengan keras seraya berkata kasar, "Bayar utangmu, wahai   Muhammad,  sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah orang-orang yang   selalu  mengulur-ulur pembayaran utang."
 Umar bin Khattab RA  langsung  berdiri dan menghunus pedangnya. "Wahai  Rasulullah, izinkan  aku menebas  batang lehernya." Rasulullah SAW  berkata, "Bukan  berperilaku kasar  seperti itu aku menyerumu. Aku dan  Yahudi ini  membutuhkan perilaku  lembut. Perintahkan kepadanya agar  menagih utang  dengan sopan dan  anjurkan kepadaku agar membayar utang  dengan baik." 
 Tiba-tiba   pendeta Yahudi berkata, "Demi Allah yang telah mengutusmu  dengan hak,   aku datang kepadamu bukan untuk menagih utang. Aku datang  sengaja untuk   menguji akhlakmu. Tapi, aku telah membaca sifat-sifatmu  dalam Kitab   Taurat. Semua sifat itu telah terbukti dalam dirimu,  kecuali satu yang   belum aku coba, yaitu sikap lembut saat marah. Dan  aku baru   membuktikannya sekarang. Oleh sebab itu, aku bersaksi tiada  Tuhan yang   wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya engkau wahai  Muhammad   adalah utusan Allah. Adapun piutang yang ada padamu, aku  sedekahkan   untuk orang Muslim yang miskin." 
 Itulah kemuliaan akhlak   Rasulullah, sang teladan yang telah dipuji  Allah sebagai nabi dengan   akhlaknya berada di atas semua akhlak yang  agung. Kelembutan dan  kesabaran dijadikan sebagai     manhaj dalam   berdakwah. Ucapannya  lembut, sikapnya lembut, dan perilakunya dalam   semua aktivitas  dakwahnya adalah kelembutan, kecuali sikap yang   membutuhkan ketegasan.
 Kelembutan  merupakan akhlak yang mampu  mendekatkan manusia kepada  Islam. Allah  menjelaskan, "Maka, disebabkan  rahmat dari Allahlah kamu  berlaku lemah  lembut terhadap mereka.  Sekiranya kamu bersikap keras  lagi berhati  kasar, tentulah mereka  menjauhkan diri dari  sekelilingmu." (QS Ali  Imran 159). 
 Kekerasan  dan perilaku anarkis akan merugikan Islam  dan umatnya.  Beliau selalu  menyeru umatnya agar bersikap lembut. Beliau  bersabda,  "Sikap hati-hati  (tidak tergesa-gesa), kesederhanaan, dan  perilaku  lembut adalah bagian  dari 24 ciri kenabian." (HR at-Tirmidzi).   
 Rasul SAW pernah  mengingatkan Siti Aisyah saat bersikap kasar.   "Sesungguhnya Allah  Maha Lembut dan menyukai kelembutan dan Allah   memberi dampak positif pada  kelembutan yang tidak diberikan kepada   kekerasan. Dan tiada kelembutan  pada sesuatu kecuali akan menghiasinya   dan bila dicabut kelembutan dari  sesuatu akan menjadikannya buruk."  (HR  Muslim). Rasulullah juga  menegaskan bahwa barang siapa yang tidak   memiliki kelembutan maka akan  dijauhkan dari kebaikan. (HR Muslim). 
Umat Islam wajib bersikap lembut dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan. Banyak musuh-musuh Allah yang selalu memprovokasi agar umat Islam bersikap ekstrem, bertindak anarkis, dan melakukan teror.
Sikap dan perilaku tidak terpuji itu, akan menzalimi dan mendorong non-Muslim antipati terhadap Islam.
Prof. Dr. Achmad Satori Ismail
*) sumber http://www.ikadi.or.id/

Tidak ada komentar:
Posting Komentar